Curhatan Suka Duka Sistem Belajar di Rumah

SekolahNews — Sejak diinstruksikan belajar di rumah selama dua minggu, atau mulai 16-27 Maret. Bagaimana suka duka para siswa saat belajar di rumah?

Adinda Gledy Rivalda, salah satu siswa kelas XI SMAN 2 Malang mengaku sistem belajar daring punya nilai plus minus. Menurutnya, ini menyenangkan tapi di sisi lain juga membuatnya sedih.

“Yang bikin seneng itu karena nggak perlu ke sekolah. Dikasih tugas, di rumah pun menurutku lebih konsentrasi. Kalau bosen bisa sambil youtube-an, asyiklah,” kata Adinda.

Baca juga: Daftar E-Learning Kemendikbud, Sekolah Online untuk Mencegah Corona

Gadis kelahiran Januari 2003 ini mengaku tugas-tugas yang diberikan guru secara online maupun offline  seperti hari biasanya. Deadline tugasnya pun tidak terkesan mepet maupun lambat.

“Ya sama, biasanya bikin peta konsep ya bikin begitu. Mau bikin power point ya gitu. Guru ngasihnya lewat grup kelas, bahkan bikin grup baru di whatsapp. Bedanya cuma ada beberapa mata pelajaran yang biasanya tes lisan jadi nggak ada,” tambahnya.

Lantas apa yang membuat sedih? “Saya kangen teman saya saja. Biasanya kalau waktu istirahat makan bareng, bercanda bareng. Sekarang ya bisa sih, tapi kan nggak tatap muka,” ceritanya, seperti yang dikutip dari radarmalang.id.

Ifah Latifah yang merupakan siswa kelas sebelas di salah satu SMA Negeri di Jawa Ba­rat mengatakan

“Sebenarnya kalau dari segi kesulitan belajar online itu tidak ada, tapi dari segi kualitas belajarnya kurang. Saya menggunakan aplikasi google classroom, dan rasanya kurang efektif. Di kelas saja terkadang siswa tidak menger­ti, apalagi dengan belajar seperti ini,” ujar Ifah 

Baca juga: DPR-Kemendikbud : UN 2020 Dihapus

Hanya saja kata dia, belajar jarak jauh memberikan suka dan duka tersendiri baginya. Dia merasa dengan belajar jarak jauh bisa memiliki wak­tu lebih untuk bersama kelu­arga. Mengingat sebelum diterapkannya metode pem­belajaran jarak jauh, Ifah lebih banyak menghabiskan waktu di sekolah.

Hal yang sama juga dirasa­kan oleh Diva Anggraeni. Diva yang juga siswi di salah satu sekolah SMA Negeri di Kota Bandung ini juga me­rasa kesulitan berdasarkan pengalamannya ketika melaks­anakan pembelajaran jarak jauh.

“Kesulitannya ada, jadi setiap guru ngasih tugas kadang tugasnya ganti pas lagi nger­jain. Terus kalau sudah sele­sai, harus di kirimkan gambar atau foto ke guru yg brsang­kutan, tapi terkadang guru nya offline,” ujar Diva.

Berikutnya Diva mengatakan tugas yang dikerjakan melalui google classroom ini berlangs­ung pada Senin-Jumat, se­dangkan Sabtu-Minggu siswa diliburkan dari tugas. Tak hanya itu, Diva juga merasa jauh lebih mengerti ketika pembelajaran dilakukan se­cara tatap muka di kelas, seperti yang dilansir dari jabarekspress.com.

Baca juga: Mau Kuliah Online? Ini yang Perlu Diketahui

Guna melatih inovasi dan kreatifitas siswa di waktu belajar daring di rumah, Suprihatin, guru Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Palembang meminta siswa membuat vidio pendek yang bisa dikirim lewat email.

Pola tersebut diterapkan dan tak ada keluhan dari siswa. Malahan menurutnya belum ada keluhan siswa, baik merasa sulit, jenuh atau pun merasa terbebani banyak tugas.

Ia menilai metode daring dengan membuat vidio selain mengajarkan kreatif juga membuat siswa inovatif dengan proses belajar dengan suasana baru apalagi dengan memakai gawai atau gadgetnya. Selain itu materi lebih tersampaikan dan terkenang karena lewat pembuatan vidio. (dikutip dari britabrita.com).