6 Doktor Termuda dari Indonesia

SekolahNews — Diantara kita mungkin ada yang bercita-cita melanjutkan pendidikan sampai memperoleh gelar Doktor (strata 3) atau bahkan ingin meraih gelar profesor.

Biasanya dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk meraih gelar tersebut, sehingga kebanyakan berfikir bahwa orang yang berhasil memperoleh gelar doktor atau profesor adalah orang yang sudah tua.

Ternyata anggapan itu tidak sepenuhnya benar. Indonesia memiliki putra/putri yang memperoleh gelar Doktor dalam usia muda, baik yang diperoleh dari universitas dalam negeri maupun luar negeri.

Baca juga: Risa Santoso, Rektor Termuda Indonesia

Berikut ini adalah 6 orang Doktor termuda dari Indonesia yang dihimpun dari berbagai sumber :

1. Rendra Panca Anugraha

Ia mendapat gelar doktor termuda di usia 24 tahun 4 bulan dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)

Siapa sangka pria kelahiran Bondowoso, 25 November 1994 itu mampu menyelesaikan tantangan tersebut dalam kurun waktu 3,5 tahun saja. Menariknya dalam kurun waktu itu pula ia berhasil melakukan penelitian di tiga jurnal ilmiah internasional bereputasi, serta dua seminar internasional.

2. Shinta Amalina Hazrati Havidz

Ia mendapat gelar doktor pada usia 25 tahun 11 bulan di Wuhan University of Technology (WUT), Tiongkok.

Wanita asal Jambi ini juga merupakan atlet kempo yang sudah memperoleh berbagai medali baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

Shinta mencatat prestasi yang membanggakan, di mana ia meraih gelar doktor termuda di perguruan tinggi Tiongkok.

3. Grandprix Thomryes Marth Kadja

Ia meraih gelar doktor di usia 24 tahun di salah satu perguruan tinggi terbaik di Indonesia, Institut Teknologi Bandung (ITB).

Pemuda asal Nusa Tenggara Timur ini menulis disertasi yang berfokus pada material-material yang sering digunakan dalam industri misalnya petrokimia dan pengolahan biomassa.

Tak hanya lulus S3 dengan umur yang begitu muda, Grandprix juga berhasil mendapat predikat Cum Laude. Selama kuliahnya, ia sudah 9 kali mengeluarkan publikasi seminar bertaraf Internasional. Hal ini jelas menjadi sebuah prestasi yang luar biasa.

4. Elanda Fikri

Ia meraih gelar doktor termuda di Indonesia di bidang kesehatan lingkungan di Indonesia dari Universitas Diponegoro, Semarang pada saat ia berusia 26 tahun.

Pada tahun 2007, pemuda asal Cirebon ini menuntut ilmu ke Universitas Diponegoro (Undip), Semarang melalui jalur tanpa tes. Walaupun menyelesaikan kuliah dengan cepat, namun ia masih aktif dalam kegiatan kampus. Usai menyelesaikan studi S-1 ia sempat bekerja di sebagai konsultan, kemudian ia memutuskan untuk melanjutkan S2. Ia menyelesaikan pendidikannya dalam satu tahun. di Undip dengan peminatan kesehatan lingkungan.

5. Arief Setiawan

Ia berhasil meraih gelar doktor di usia 25 tahun di University of Tokushima, Jepang. Sedangkan S1 diperoleh dari Universitas Gajah Mada, Yogyakarta dan gelar S2 diperoleh di University of Tokushima, Jepang.

Baca juga: Kisah Inspiratif: Kurang Mampu Bukan Alasan Untuk Tidak Berprestasi

Keinginannya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi sangat kuat, sehingga di semester akhir S1, ia mulai cari-cari beasiswa dan akhirnya saya mendapatkan beasiswa dari pemerintah Jepang untuk melanjutkan studi S2 dan S3.

6. Cindy Priadi

Pada tahun 2011 silam, sosok Cindy Priadi menjadi sorotan publik karena mampu menyelesaikan study S-3 di usia yang sangat muda di usia 26 tahun sudah bergelar doktor di Universitas Paris-Sud 11, Prancis.

Bukan hal mudah untuk meraih gelar doktor tersebut. Wanita kelahiran 30 Januari 1984 itu, sejak lama telah tertarik dengan kebudayaan Eropa dan isu-isu mengenai lingkungan. Ketertarikannya itu membuat Cindy belajar bahasa Prancis.

Pada tahun 2005, ia berkesempatan melanjutkan studi pascasarjana di Universite Paris-Sud 11, Prancis, setelah mendapakan beasiswa dari Pemerintah Prancis melalui Pusat Kebudayaan Prancis di Indonesia.