7 Jalan Tol Terpanjang di Indonesia

Sekolahnews.com-Pembangunan infrastruktur jalan tol di Indonesia dinilai penting karena dapat mengurangi kemacetan pada ruas utama, serta untuk meningkatkan pelayanan sistem distribusi barang dan jasa terutama di wilayah yang sudah tinggi tingkat perkembangannya.

Selain itu, pembangunan jalan tol mampu mengurangi kesenjangan antar wilayah serta meningkatkan pemerataan hasil pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.

Di Indonesia, jalan tol mulai hadir pada tahun 1978. Diawali dengan dioperasikannya jalan tol Jagorawi yang terbentang sepanjang 59 kilometer (km). Jalan tol tersebut menghubungkan antara Jakarta, Bogor, dan Ciawi. Perkembangan jalan tol kemudian berlanjut hingga pada akhirnya swasta mulai berpartisipasi dalam investasi sebagai operator.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mencatat, per Juni 2021, jalan tol yang telah beroperasi di Indonesia mencapai 2.391 km. Angka tersebut diproyeksi bakal terus bertambah seiring rampungnya beberapa ruas jalan tol baru.

Hingga akhir tahun 2021, pemerintah menargetkan tambahan ruas jalan tol sepanjang 427 km. jika tercapai, maka Indonesia akan memiliki tol sepanjang 2.756 km.

Dari 2.000 km lebih jalan tol, ada 7 ruas yang memiliki lintasan terpanjang. Kabar baiknya, ruas jalan tol tersebut tidak hanya terpusat di Pulau Jawa, namun tersebar juga di Pulau Sumatra bahkan salah satunya berada di Kalimantan. Berikut adalah 7 tol terpanjang di Indonesia.

1. Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung (189,2 km)

Terbanggi Besar-PematangPanggang-Kayu Agung atau disingkat (Terpeka) tercatat sebagai jalan tol terpanjang di Indonesia. Dibangun oleh BUMN PT Hutama Karya (Persero), ruas yang menjadi bagian dari Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS) ini memiliki panjang 189,2 km dan mendapatkan pengakuan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai jalan tol terpanjang di Indonesia. Menariknya, jalan tol Tarpeka diselesaikan dengan waktu yang cukup singkat, yakni hanya 2,5 tahun saja.

Diresmikan pada 19 Desember 2019, jalan tol ini diplot untuk menghubungkan jalur vital di Provinsi Lampung dan Sumatra Selatan. Tol ini diyakini dapat meningkatkan konektivitas kedua provinsi dan mendorong pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat sekitar.

Tol Terpeka dilengkapi dengan fasilitas rest area, layanan mobil derek, layanan ambulan, pelayanan lalu lintas Patroli Jalan Raya (PJR), gardu tol otomatis, dan fasilitas informasi Variable Message Sign (VMS)

2. Bakauheni-Terbanggi Besar (140,95 km)

Tol Bakauheni-Terbanggi Besar memiliki panjang 140,95 km. Tercatat ada 3 seksi yaitu seksi 1 Bakauheni-Sidomulyo, Seksi 1 Sidomulyo-Branti, dan Seksi 3 Branti-Terbanggi Besar.

Jalan bebas hambatan tersebut bermula dari kawasan Bakauheni yang lokasinya tak jauh dari Pelabuhan Penyeberangan Bakauheni yang masuk wilayah Kabupaten Lampung Selatan, hingga Terbanggi Besar di Kabupaten Lampung Tengah.

Tol ini digarap PT Hutama Karya (Persero) sejak April 2015 dan diresmikan pada Maret 2019 dengan nilai investasi Rp 16,7 triliun.

Dari segi fasilitas, tol ini delingkapi 6 rest area yang berada di jalur A KM 33, KM 87, dan KM 116 serta di Jalur B KM 33, KM 87, dan KM 116. Lalu terdapat Sembilan Simpang Susun (SS) yang tersebar di berbagai lokasi. Tidak ketinggalan, tol ini juga dilengkapi PJR, VMS, mobil derek, dan ambulan.

3. Pekanbaru-Dumai (131,48 km)

Panjang Jalan Tol Permai yakni 131,48 km yang melintasi Kota Pekanbaru, Kabupaten Siak, Kabupaten Bengkalis, dan Kota Dumai, menjadikannya sebagai tol terpanjang di Indonesia di urutan ketiga.

Jalan tol ini mulai dibangun pada Desember 2016 dan diresmikan penggunaannya pada September 2020. Tol Permai menghubungkan sejumlah pusat ekonomi di Provinsi Riau.

Tol Permai ini memiliki keunikan tersendiri karena menyediakan 6 perlintasan khusus untuk gajah sumatra. Adanya perlintasan tersebut untuk memberikan kebebasan berkeliaran di habitat satwa yang dilindungi.

Sama seperti 2 tol sebelumnya, untuk fasilitas lalu lintas tersedia mobil derek, ambulan, PJR, dan VMS. Selain itu terdapat juga 5 rest area yang berada di di KM 14,5, KM 45, KM 82, KM 64, dan KM 13.

4. Cikopo-Palimanan (116,75 km)

Tol Cikopo-Palimanan atau yang dikenal dengan sebutan Cipali, melintasi 4 kabupaten (Cirebon, Majalengka, Subang, dan Purwakarta) di Jawa Barat ini memiliki panjang sekitar 116,75 km.

Jalan tol ini juga merupakan bagian dari Jalan Tol Trans Jawa yang menghubungkan Merak, Banten sampai Banyuwangi, Jawa Timur.

Tol Cipali sempat berganti-ganti kepemilikan. Awalnya, tol ini dimiliki Saratoga yang terafiliasi dengan Sandiaga Uno sebelum kemudian dijual ke UEM Group Berhad. Belakangan, investor Malaysia itu kemudian menjualnya kembali ke PT Baskhara Utama Sedaya (BUS).

Cipali merupakan salah satu tol yang menyediakan banyak rest area, tercatat ada 8 rest area yang tersebar sepanjang tol Cipali. Di antaranya KM 86 arah Jakarta, KM 86 arah Cirebon, KM 101 arah Jakarta, KM 102 arah Cirebon, KM 130 arah Jakarta, KM 130 arah Cirebon, KM 164 arah Jakarta, dan KM 166 arah Cirebon

5. Balikpapan-Samarinda (99,35 km)

Tol yang dikenal dengan nama Tol Balsam ini memiliki total panjang 99,35 kilometer dan menghubungkan dua kota terbesar di Kalimantan Timur, yakni Balikpapan dan Samarinda.

Adanya pembangunan tersebut dapat memangkas waktu perjalanan Balikpapan-Samarina yang awalnya 3-4 jam menjadi hanya 1 jam.

Dari segi fasilitas, tol ini menyediakan rest area di KM 37 Arah Balikpapan dan KM 36 arah Samarinda. Keduanya adalah rest area tipe A dengan fasilitas isi ulang kartu tol, klinik kesehatan, bengkel, gerai UMKM, minimarket, SPBU, dan restoran ruang terbuka hijau.

6. Jakarta-Merak (98 km)

Jalan tol Jakarta-Merak selesai dibangun pada 1984 yang melintasi Kota Jakarta bagian barat, Serang, Tangerang, dan Kota Cilegon. Jalan tol ini menghubungkan Jakarta dengan Pelabuhan Merak dengan panjang 98 km.

Seperti kebanyakan jalan bebas hambatan lainnya, tol ini dilengkapi fasilitas kendaraan kerek, PJR, ambulan, kendaran rescuesky liftcrane, dan VMS. Tol ini juga memiliki 5 simpang susun meliputi SS Toman, Kembangan, Kunciran, Balaraja Barat, dan Walantaka.

7. Solo-Ngawi (90,43 km)

Panjang Tol Solo-Ngawi adalah 90,43 km atau tol paling panjang di urutan ketujuh. Jalan tol ini melewati wilayah Kabupaten Boyolali, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sragen, dan Kabupaten Ngawi.

Jalan tol Solo-Ngawi terhubung dengan Tol Semarang-Solo Jalan Tol Semarang-Solo di sebelah barat dan Tol Ngawi-Kertosono Jalan Tol Ngawi-Kertosono di sebelah timur.

Operator jalan tol ini adalah PT Jasamarga Solo Ngawi (JSN) yang merupakan anak usaha dari PT Jasa Marga (Persero) Tbk.

Tol ini tercatat memiliki 2 tipe rest area yang tersebar di 6 titik. Rest area tipe A dilengkapi SPBU, ritel, gerai UMKM masjid, dan Pujasera. Sementara Rest area tipe B dilengkapi musola, gerai UMKM, dan ritel.(goodnewsfromindonesia.id).