Menteri Pendidikan Nadiem Pastikan Sejarah Tak Dihapus

Menteri Pendidikan Nadiem Makarim (Foto:youtube.com)

Sekolahnews.com – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim memastikan tak ada rencana untuk menghapus mata pelajaran (mapel) sejarah dalam kurikulum baru yang sedang disiapkan kementriannya.

Melalui sebuah video di akun media sosialnya, Menteri Nadiem mengklarifikasi mengenai isu tersebut. Video itu unggah di akun instagramnya @nadiemmakarim, Minggu (20/9).

“Saya Mendikbud, Nadiem Makarim, saya ingin mengklarifikasi beberapa hal karena saya terkejut betapa informasi tidak benar soal matpel (mata pelajaran) sejarah. Saya mau mengucapkan sekali lagi bahwa tidak ada sama sekali regulasi penghapusan mata pelajaran sejarah di kurikulum nasional,” ujar Nadiem dalam video berdurasi 2 menit 41 detik di akun instagramnya itu.

Isu penghapusan mata pelajaran sejarah muncul setelah beredar draf dengan judul “Sosialisasi Penyederhanaan Kurikulum dan Asesmen Nasional”. Dalam draf yang bertuliskan rahasia itu menjelaskan tentang ketidakwajiban pelajar di tingkat SMA/sederajat untuk mengambil mata pelajaran Sejarah.

Draf bertanggal 25 Agustus 2020 itu berlogo Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Dalam draf itu, pelajar pada jenjang kelas 10 SMA/sederajat pelajaran sejarah dileburkan bersama pelajaran IPS. Begitupun dengan rumpun eksakta seperti Fisika, Kimia, dan Biologi dileburkan jadi pelajaran IPA.

Pelajaran IPA dan IPS masing-masing mengambil jam pelajaran hingga 144 jam per tahun.

Ia juga menyampaikan bahwa penghapus mata pelajaran sejarah tak mungkin ia lakukan mengingat kakeknya merupakan salah satu tokoh perjuangan dalam kemerdekaan Indonesia pada masa 1945.

“Kakek saya adalah salah satu tokoh perjuangan dalam kemerdekaan Indonesia di tahun 1945. Ayah (Nono Anwar Makarim), dan ibu (Atika Algadrie) saya aktivis nasional membela hak asasi rakyat Indonesia dan berjuang melawan korupsi. Anak saya tidak akan tahu bagaimana melangkah ke masa depan tanpa mengetahui dari mana mereka datang,” sambungnya.

Kakek Nadiem adalah Hamid Algaderi. Hamid merupakan seorang pejuang kemerdekaan. Sebelum kemerdekaan, dia aktif dalam PAI (Persatuan Arab Indonesia). Kemudian, setelah kemerdekaan, Hamid Algaderi ikut dalam perjanjian Linggarjati, Renville dan Konferensi Meja Bundar