Setahun Pandemi, Suku Baduy Nol Kasus Covid
Sekolahnews.com — Hampir satu tahun pandemi Covid-19 atau corona, tidak ada satupun warga Suku Baduy di pedalaman Provinsi Banten, yang terkonfirmasi positif.
“Tidak ada, tidak ada sama sekali, masih nihil,” kata Tetua Adat Masyarakat Baduy sekaligus Kepala Desa Kanekes, Jaro Saija, yang dikutip dari kompas.com.
Setiap saat, kata Saija, kerap dilakukan doa bersama untuk meminta keselamatan bagi warga Baduy.
Baca juga: 13 Tradisi Unik di Indonesia
“Beberapa waktu lalu bersama Jaro Tangtu kita kumpul, berdoa, nyareat lah istilahnya untuk keselamatan warga Baduy, kita pagari juga batas-batas wilayah dengan doa, ada mantra-mantranya,” kata dia.
Puskesmas Cisimeut Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak mengonfirmasi belum ada satupun masyarakat adat Suku Baduy yang positif terjangkit Covid-19. Hal itu dipaparkan petugas medis Puskesmas Cisimeut Iton Rustandi di Lebak, Banten, Rabu (20/1/2021).
Padahal di Kabupaten Lebak sendiri, jumlah kasus sudah mencapai 1.179 yang tersebar di 28 kecamatan hingga Kamis (21/1/2021).
“Kami mengapresiasi warga Baduy dapat mengendalikan Covid-19 itu,” kata Petugas Medis Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Cisimeut Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak, Iton Rustandi di Lebak, Rabu (20/1)
Menurut dia, masyarakat adat Suku Baduy lebih mematuhi protokol kesehatan dengan memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan guna mencegah penularan virus corona.
Bahkan, tetua adat setempat mengimbau masyarakat setempat tidak boleh ke luar daerah seperti Jakarta, Tangerang dan Bogor yang menjadi daerah penyebaran Covid-19.
Baca juga: GeNose Buatan UGM, Deteksi Covid-19 dengan Hembusan Nafas
Selama ini, kata Iton, aktivitas masyarakat adat Suku Baduy lebih banyak di rumah dan ladang-ladang untuk mengembangkan pertanian.
“Kami juga mengoptimalkan edukasi tentang bahaya Covid-19 agar warga Baduy mengetahui penyebaran penyakit yang mematikan itu,” katanya menjelaskan.
Iton berkata Puskemas terus mengendalikan pandemi Covid-19 dengan membagikan ribuan masker ke permukiman masyarakat Baduy, serta melakukan penyemprotan disinfektan.
Selain itu Puskesmas mendirikan wastafel di sepanjang pintu gerbang memasuki kawasan permukiman Baduy, diperuntukkan agar pengunjung mencuci tangan sebelum masuk kawasan permukiman.
Saat ini, kata dia, di wilayah kerjanya melayani enam desa di antaranya Kanekes, Bojongmenteng, Nayagati dan Cisimeut Raya.
Jumlah kasus positif Covid-19 di wilayah kerjanya tercatat sebanyak tiga orang, namun dua di antaranya dilaporkan meninggal dunia.
“Kasus Covid-19 yang meninggal dunia itu diduga tertular di RSUD Adjidarmo Rangkasbitung, karena mereka kerapkali berobat,” katanya.
Sementara itu, Tetua Adat Baduy yang juga Kepala Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Jaro Saija mengatakan masyarakat suku Baduy harus berada di wilayahnya dan tidak boleh ke luar daerah guna mencegah penyebaran Covid-19.
Begitu juga warga Baduy yang merantau diminta untuk pulang dan sebelum masuk permukiman adat terlebih dahulu menjalani pengecekan kesehatan di Puskesmas setempat.
Baca juga: UI Kembangkan Alat Bantu Pernapasan Pasien Covid-19
“Kami menjamin pemukiman Baduy terbebas Covid-19 dan penjagaan diberlakukan dengan ketat dan pengunjung yang hendak masuk ke tanah hak ulayat Baduy dilakukan pemeriksaan kesehatan,” ujarnya menjelaskan.
Kemarin puluhan warga Baduy menggelar selamatan kampung guna mencegah malapetaka bencana termasuk pandemi Covid-19.
“Kita berharap selamatan kampung ini meminta kepada Yang Maha Kuasa diberikan keberkahan,” kata Juhedi (55), seorang warga Baduy di Lebak.
Selamatan kampung itu digelar Rabu malam di Kampung Kadu Ketug III Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar. Acara dihadiri para tetua adat dan tokoh serta warga setempat.