Alumni SMK-SMAK Bogor Tembus Banyak PTN, Ada yang Masuk Kedokteran Gigi

Sekolahnews.com – Berhasil menyandang predikat SMK terbaik dalam Top 1000 Sekolah 2022 berdasarkan hasil nilai UTBK dari Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT), lulusan SMK-SMAK Bogor banyak menembus perguruan tinggi negeri (PTN).

Sebagai informasi, SMK-SMAK Bogor merupakan SMK di bawah naungan Kementerian Perindustrian yang berfokus pada bidang Kimia Analisis dan berlokasi di Bogor, Jawa Barat.

Sekolah ini menjadi satu-satunya SMK yang masuk menembus 100 besar bersaing dengan SMA. SMK-SMAK Bogor memperoleh peringkat ke-99 dengan nilai total UTBK sebesar 580,148.

Meski SMK-SMAK Bogor merupakan sekolah yang berfokus pada pendidikan vokasi, lulusan SMK ini banyak yang menembus PTN. Kepala Sekolah SMK-SMAK Bogor, Dwika Riandari mengatakan mayoritas alumni yang ikut seleksi masuk PTN berhasil masuk IPB University.

“Paling banyak itu tembus di IPB, mayoritas jurusan yang diambil juga masih selinier dengan jurusan SMK-nya,” ungkapnya kepada detikEdu.

Ada yang Masuk Kedokteran Gigi dan Kedokteran Hewan
Selain Institut Pertanian Bogor (IPB University), lulusan SMK-SMAK Bogor juga ada yang melanjutkan ke Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Padjadjaran (Unpad), Universitas Diponegoro (Undip), serta Institut Teknologi Surabaya (ITS).

“Yang mengikuti SBMPTN sesuai dengan kuota LTMPT ya. Jurusan yang mereka ambil tidak keluar linier, kaitannya dengan teknologi,” tambah Dwika.

Ia menjelaskan, program studi yang diambil pada masing-masing PTN itu meliputi Teknik Kimia, Teknologi Pangan, Teknologi Industri, Kimia, Biokimia, Metalurgi, Teknik Kebumian, Kelautan, Pendidikan Kimia, dan lain sebagainya.

“Mungkin ada ya yang sedikit keluar dari jurusan, seperti Kedokteran Hewan di IPB. Ada juga dulu yang masuk ke Unpad Kedokteran Gigi,” ujar Kepala Sekolah SMK-SMAK Bogor itu.

Siswa Pilihan dan Pembelajaran Berorientasi Penalaran
“Kalau saya boleh cermati ya, mengapa bisa masuk posisi pertama sebagai SMK terbaik dan posisi ke-99 sebagai sekolah terbaik bersaing dengan SMA ya karena dari proses pembelajaran, kalau dari sisi sekolah ya, kalau dari sisi siswa (individu) mungkin mereka ada persiapan khusus,” ungkap Dwika.

Pembelajaran ini menurutnya tidak terlepas dari kurikulum yang memang sudah disesuaikan dengan industri. Selain itu, sekolah juga melatih kompetensi berdasarkan kurikulum yang sudah dikembangkan.

Meski 60-70 persen siswa melakukan pembelajaran di laboratorium sesuai dengan tugas dan fungsi sebagai pendidikan vokasi, tapi di dalam proses pembelajaran diberikan dalam bentuk contextual learning atau pembelajaran kontekstual.

Selain itu samping itu, menurut Dwika pembelajaran juga berorientasi pada penalaran bukan sekedar hafalan. Hasilnya dari pembelajaran tersebut mampu meningkatkan potensi skolastik para siswa.

Seperti sisi kemampuan numerik, literasi bahasa Indonesia atau bahasa Inggris, penalaran umum maupun penalaran terhadap pengetahuan. “Itu mulai terlihat ada kenaikan yang signifikan dari tahun sebelumnya. Mungkin ini tidak terlepas dari proses pembelajaran yang dilakukan,” ujarnya.

Selain itu ia juga menjelaskan, para siswa SMK-SMAK Bogor memang merupakan pelajar-pelajar terpilih yang sudah terjaring dengan berbagai tes. Untuk menjadi murid SMK-SMAK Bogor, maka mereka harus melakukan tahapan seleksi yang terbilang ketat.

Sehingga, input dari SMK-SMAK Bogor juga turut menjadi faktor yang membuat sekolah tersebut dapat menempati peringkat 100 besar dan bersaing dengan SMA.

Seleksi tersebut dibuka melalui Jalur Penerimaan Vokasi Industri (JARVIS) yang difasilitasi oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kementerian Perindustrian. Peserta yang mengikuti tes JARVIS berasal dari seluruh Indonesia.


Pesan Kepala Sekolah SMK-SMAK Bogor Terhadap Pendidikan SMK Kedepannya
Di akhir Dwika menjelaskan terkait harapannya untuk pendidikan SMK kedepannya yaitu harus pintar-pintar bermitra dengan industri. Hal ini bisa dilakukan dengan memanfaatkan alumni yang sudah tersebar di industri.

Ia juga menambahkan, setiap SMK harus memiliki sertifikasi. Biasanya sertifikasi ini diperoleh dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Jadi, pengakuan tidak hanya diterima dari dalam, melainkan juga dari luar yaitu BNSP.(detik.com).