Apa Itu Storytelling?

Sekolahnews.com – Storytelling adalah proses seseorang menyampaikan sebuah cerita melalui berbagai media, seperti kata-kata, gambar, atau suara. Mereka yang menyampaikan cerita disebut dengan “storyteller” atau seseorang yang menceritakan, membentuk atau menafsirkan isi cerita.

Singkatnya, storytelling dalam Bahasa Indonesia diartikan sebagai bercerita.

Storytelling pada dasarnya terdiri dari dua kata, yakni story (cerita) dan telling (penceritaan).

Story adalah sebuah narasi tentang serangkaian peristiwa yang disampaikan atau dibuat untuk beberapa tujuan, seperti memberikan informasi, pengetahuan, menarik perhatian, menghibur atau memberi arahan bagi penikmatnya, seperti dikutip dari buku Transmedia Storytelling oleh Maylanny Christin dkk.

Ketika seseorang mau melakukan storytelling,mereka akan menciptakan pengalaman yang disebut dengan segitiga bercerita(the triangle of storytelling).

Segitiga bercerita adalah suatu interaksi yang melibatkan tiga elemen utama saat mendongeng. Ketiganya adalah pencerita (storyteller), cerita (story),dan pendengar (audience).

Ketiga elemen tersebut akan membantu penulis untuk membentuk cerita yang akhirnya menciptakan pengalaman bercerita.

Unsur Storytelling

Pada dasarnya, storytelling adalah sebuah cerita yang dibacakan. Dalam membangun sebuah cerita, ada dua unsur penting, yakni unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.

Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun suatu cerita untuk mewujudkan struktur cerita. Sementara itu, unsur ekstrinsik adalah unsur yang berada di luar cerita, tetapi secara tidak langsung memengaruhi cerita.

Berikut unsur intrinsik dan ekstrinsik dari storytelling:

Unsur Intrinsik

Judul atau nama dalam suatu cerita.
Tema atau ide pokok yang menjadi dasar dari cerita.
Latar, yakni tempat terjadinya setiap peristiwa di dalam cerita.
Alur atau plot cerita, disebut juga dengan jalan cerita yang disusun sedemikian rupa.
Tokoh, yaitu individu yang menjalankan peran dalam cerita.
Konflik, yaitu masalah, pertikaian, atau pertentangan yang terjadi pada cerita.
Nilai atau pesan moral yang ada di cerita untuk dibagikan kepada penonton/pembaca.

Unsur Ekstrinsik

Latar belakang masyarakat.
Latar belakang pencerita.
Nilai yang terkandung meliputi nilai agama, sosial, moral dan budaya.

Genre Storytelling

Genre atau jenis cerita dalam storytelling bersifat naratif, antara lain seperti berikut:

Narasi pribadi yang bersumber dari pengalaman pribadi kemudian diceritakan kepada diri sendiri dan orang lain.
Cerita keluarga yang bersumber dari warisan nilai-nilai keluarga.
Cerita hantu yang biasanya terikat dengan budaya atau tempat tertentu.
Cerita rakyat atau cerita yang terlahir dari budaya tertentu, contohnya Bawang Merah dan Bawang Putih.
Dongeng atau cerita yang melibatkan hal-hal ajaib dalam alurnya.
Cerita sakral atau mitologi yang bercerita tentang dewa-dewa dan manusia.
Legenda atau cerita yang boleh jadi benar atau rekaan, biasanya bertujuan untuk menyampaikan nilai budaya.
Cerita panjang yang diceritakan seolah-olah benar terjadi.
Fabel, yaitu cerita dengan tokoh hewan-hewan yang berlaku seperti manusia.

Manfaat Storytelling

Berikut beberapa manfaat bila kita melakukan storytelling:

Menyampaikan pesan unik dan mudah diingat.
Menyampaikan unsur menghibur dan menyembuhkan.
Membantu pemulihan trauma.
Mudah dibagikan kembali.
Dapat digunakan lintas media untuk menjangkau berbagai khalayak.(detik.com).