Bahaya Text Neck dan 10 Gangguan Kesehatan Ini Rentan Pada Milenial

SekolahNews — Generasi milenial yang lahir antara tahun 1980 sampai 2000an adalah generasi yang paling akrab dengan gadget dan media sosial. Beragam penyakit mental pun seringkali disematkan pada generasi ini karena kedekatannya pada dua hal tersebut.

Masalah kesehatan dikaitkan dengan meningkatnya masalah “perilaku kesehatan” di kalangan milenial. Beberapa “perilaku kesehatan” tersebut menimbulkan masalah Text Neck, depresi, kecemasan, ADHD dan hingga penyalahgunaan obat yang semakin tinggi. Dari semua itu

Baca juga: Studi: Generasi Milenial Rentan Terserang Penyakit Mematikan

Namun, selain penyakit mental yang bejibun itu, ada gangguan kesehatan fisik yang harus kita waspadai pula. Maklum saja, anak milenial dengan segala fasilitasnya ini teryata bergerak lebih sedikit dari pada generasi jaman dulu.

Meski begitu, bukan berarti kita harus menghentikan semua aktivitas kita dengan gadget dan media sosial ya, karena keduanya telah menjadi bagian dari hidup kita. Yang penting, setidaknya dengan mengetahui risiko yang biasa mengintai, kaum millennial jadi lebih waspada dan antisipatif dalam menghadapinya.

1. Text Neck

Text Neck adalah istilah untuk menggambarkan kondisi sakit pada leher yang disebabkan karena terlalu lama melihat layar ponsel, laptop, komputer atau gawai lainnya . Rasa sakit ini disebabkan oleh tekanan yang berlebihan pada tulang leher ketika terlalu sering menunduk dan dalam jangka waktu cukup lama.

Akibatnya bisa menimbulkan gejala migraine, vertigo, dan saraf kejepit. Tekanan pada ruas leher yang berlebihan membuat tulang menjadi tipis dan otot tegang. Jika hal ini sampai terjadi, kita akan mengalami pusing, keliyengan, mual, mata menjadi berat dan gangguang keseimbangan badan. Sehingga kita sulit untuk beraktivitas seperti naik kendaraan, berkendara, atau berada di pusat keramaian..

2. Bad posture

Bagi karyawan kantoran, gamers maupun desainer grafis yang menggunakan komputer dalam waktu lama, posisi duduk sangat penting untuk diperhatikan. Selain untuk mengurangi rasa lelah, posisi duduk juga penting untuk mencegah postur tubuh yang salah.

Menurut sebuah penelitian, saat ini, jumpah penderita nyeri punggung dan leher karena terlalu postur tubuh yang salah selama menggunakan komputer sudah semakin banyak. Maka dari itu, kita mugnkin perlu memperhatikan lama penggunaan komputer kita.

3. Depresi

Depresi merupakan jenis gangguan mental kompleks yang membuat para penderitanya merasa sedih, putus harapan dan tidak berharga. Dr. Dharmawan Ardi Purnama, Sp. KJ mengatakan, depresi merupakan penyakit yang harus diobati.

Penyakit ini memiliki dua gejala yakni mayor dan minor. Mayor sepeti kehilangan minat, mudah lelah, perasaan bosan, sedih, hampa dan kosong Sedangkan gejala minor meliputi susah tidur, hilang nafsu makan, merasa kehilangan, pesimis, kehilangan harapan, nyeri otot badan dan sakit kepala. Jika dalam dua minggu, setiap hari, ada minimal 2 gejala mayor dan 1 gejala minor dirasakan, maka itu pertanda depresi.

4. Obesitas

Obesitas adalah sumber dari banyak penyakit. Gaya hidup, makanan instan, lingkungan dan fasilitas yang serba tersedia justru membuat kaum milenial semakin sulit mempertahankan berat badan ideal.

Padahal, menurut salah satu studi yang dilakukan di Kanada, anak muda jaman sekarang lebih cenderung lebih sulit mempertahankan berat badan ideal dibanding generasi sebelumnya meskipun dengan makan dan olahraga yang sama.

Siapa di sini yang malas jalan kaki untuk beli makan di ujung gang dan lebih memilih memesan lewat ojek online?

5. Gangguan Kecemasan

Kecemasan bisa menjadi gangguan ketika ia terus-menerus dan teratur terjadi. “Perbedaan antara gangguan kecemasan dengan kecemasan normal adalah gangguan kecemasan membuat orang menderita dan mengalami disfungsi,” kata Sally Winston, PsyD, direktur Anxiety and Stress Disorder Institute of Maryland di Towson. Melansir dari Pew Research Center penelitian terhadap remaja di Amerika Serikat, masalah kecemasan diakibatkan keresahan diakibatkan mereka diharuskan dapat nlai bagus, tekanan tampil keren serta kesulitannya menyesuaikan diri secara nasional.

6. Stroke

Stroke biasa mengiringi obesitas. Kaum milenial juga lebih sering terserang stres yang bisa mengarah pada tekanan darah tinggi yang lagi-lagi, ujungnya mengarah pada stroke.

Di Indonesia sendiri, jumlah penderita stroke pada usia muda terus meningkat sejak dua dekade terakhir. Jadi, tidak ada alasan bagi kita untuk tidak mewaspadainya.

7. Arthritis

Arthritis adalah peradangan sendi yang menyebabkan rasa sakit, bengkak dan kaku. Penyakit ini biasa menyerang orang tua dia atas usia 60-70 tahun. Namun, saat ini ada orang muda yang menderita arthritis pada jari mereka karena terlalu sering menggunakan gawai.

Misalnya, memegang smarphone terlalu lama bisa memberikan tekanan yang berlebih dan terus menerus pada sendi jari kelingking. Jika terlalu lama, arthritis pun datang mengintai.

8. Hemorrhoid

Masih karena terlalu banyak duduk, hemorrhoid atau yang biasa kita sebut ambeien juga banyak menyerang kaum millennial. Bahkan, menurut sebuah survey di UK, saat ini sudah semakin banyak kaum milenial yang menjalani operasi pengangkatan ambeien dan varises.

9. Mata tegang dan semakin sensitif terhadap cahaya

Semakin banyak konsumsi gadget berarti semakin banyak pula mata berfokus pada layar. Kebanyakan layar memancarkan sinar biru yang bisa menyebabkan mata tegang Lelah. Saat ini, kebanyakan kaum milenial pasti pernah mengalami mata tegang dengan gejala sakit di belakang kepala, sensitif terhadap cahaya dan mata lelah.

Selain itu, sinar biru juga bisa memicu kerusakan pada retina mata. Karena kita tidak bisa lepas dari gadget, maka kita adalah orang yang paling berisiko.

Mumpung belum terlambat, mulai sekarang kamu para millennials harus rajin berolahraga atau bergerak, ya! Jaga juga pola makanmu agar tidak obesitas dan terserang stres.

Baca juga: Kanker Payudara Incar Milenial, Ini Faktor Penyebabnya
10. ADHD

ADHD atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder merupakan kondisi yang dapat dimiliki oleh anak-anak dan orang dewasa. Gejalanya termasuk ketidakmampuan untuk fokus, mudah terganggu, hiperaktif, kurang keterampilan berorganisasi, dan impulsif. “Rasanya seperti Anda sedang diserang di semua bidang kehidupan Anda sehari-hari – seperti suara, lampu, dan hal-hal sensorik lain yang tidak mengganggu orang lain, bisa mengganggu Anda,” ungkap Terry Matlen, seorang terapis yang mengkhususkan diri dalam perawatan ADHD pada orang dewasa, khususnya perempuan.

11. Penyakit seks menular

Semakin mudahnya akses internet juga memudahkan siapapun mengakses konten dewasa. Bahkan, anak-anak juga mulai mengaksesnya. Petualangan di dunia maya itu ternyata juga dilakukan di dunia nyata. Jadi, tidak heran jika perilaku seks bebas yang tidak sehat juga semakin banyak.

Terkait hal ini, orang tua, sekolah, aparat dan pemeritah harus bekerja sama memberikan Pendidikan seks yang sehat bagi anak-anak dan remaja (jika perlu, yang dewasa juga) agar penyebaran penyakit seks menular bisa ditekan.