FaceApp dan Privacy Pengguna

SekolahNewsFaceApp adalah sebuah aplikasi dapat melakukan transformasi wajah dalam foto, seperti menjadi kelihatan tua, senyum, mengubah kelamin, dan lain-lain. Aplikasi yang dibuat oleh Wireless Lab, perusahaan Rusia ini bisa digunakan pada iOS dan Android.

FaceApp kembali booming di tanah air. Ini karena tagar #oplaschallenge di Instragam. Aplikasi ini sudah didownload lebih dari 100 juta kali di Google Play Store.

FaceApp pertama kali diluncurkan sekitar pada awal Januari 2016. Sama seperti aplikasi pengeditan foto lainnya, aplikasi unik ini pun langsung meledak.

Baca juga: Sestyc, Aplikasi Berbagi Foto buatan Arek Suroboyo

Namun kemudian aplikasi ini menjadi kekhawatiran tersendiri di kalangan pengguna internet. Bahkan pemerintah AS was-was soal privasi data pengguna yang bersangkutan.

Senator AS, Chuck Schumer pun meminta Biro Investigasi Federal (FBI) dan Komisi Perdagangan AS (FTC) untuk menyelidiki aplikasi tersebut. Kekhawatiran ini bukan tanpa alasan.

Dalam kebijakan privasinya, FaceApp menyatakan dengan terang-terangan bahwa foto yang diunggah pengguna bisa digunakan oleh pihak FaceApp untuk keperluan apapun, termasuk kepentingan komersil.

Kekhawatiran yang sama juga disuarakan oleh mantan CEO perusahaan cloud Rackspace Rob La Gesse. Ia menilai FaceApp tidak memiliki kebijakan privasi data yang jelas.

Aplikasi ini mengumpulkan data dan mengakses foto pengguna, informasi lokasi, pengguna data dan riwayat pencarian (browsing history).

“Untuk membuat FaceApp benar-benar bekerja, Anda harus memberinya izin untuk mengakses semua foto-foto Anda. Tapi ia juga mendapat akses ke Siri dan Search. Kenapa? Bukan untuk sesuatu yang bagus saya kira,” tulis Rob La Gesse di akun facebook miliknya pada September 2019, seperti dihimpun CNBC Indonesia dari CBS, Rabu (27/5/2020).

“Ia juga punya akses untuk refresh background, jadi bahkan ketika Anda tak menggunakan, aplikasi itu memanfaatkan Anda.”

Baca juga: Mantap! 6 Aplikasi untuk Anak ini Ternyata Buatan Indonesia

Pihak FaceApp sendiri mengklaim bahwa foto milik pengguna yang telah diedit disimpan di dalam server yang dijalankan oleh Amazon dan Google. Meski demikian, tak menutup kemungkinan jika kemudian FaceApp menyalahgunakan foto pengguna untuk berbagai kepentingan.

Pasalnya pada halaman persetujuan pun pengguna telah diberi tahu, bahwa foto yang diunggah akan menjadi milik FaceApp dengan lisensi yang abadi.