Hati-hati, Jangan Asal “Share”

Sekolahnews.com – Meningkatnya pertumbuhan pengguna smartphone dan media sosial yang tidak diimbangi literasi digital menyebabkan berita palsu alias hoax merajalela. Tidak hanya melalui situs online, hoax juga beredar di pesan chatting.
Kalau tidak hati-hati, netizen bisa termakan tipuan hoax, atau ikut menyebarkan informasi palsu yang boleh jadi sangat merugikan bagi pihak korban fitnah.
Pada tahun 2020, lebih dari 50.000 cek fakta baru muncul di Google Search dan seluruh cek fakta itu mendapatkan lebih dari 2,4 miliar tayangan di “Search” dalam jangka waktu tersebut.
Sebagai generasi yang
hidup di era globalisasi dengan tsunami komunikasi, masyarakat dituntut untuk
lebih berhati-hati dalam mengolah informasi yang diterima.
Dalam laporan terbaru yang didukung oleh Google News Initiative yang
dipublikasikan pada Kamis (1/4), peneliti Ethan Porter, Thomas Wood, dan Yamil
Velez menemukan bahwa koreksi dalam bentuk cek fakta dapat mengurangi efek
misinformasi pada pada kepercayaan masyarakat seputar vaksin COVID-19.
Google, lewat siaran pers dikutip Jumat membagikan lima tips sederhana untuk
membantu mengajukan pertanyaan yang tepat agar dapat mengenali misinformasi di
internet dengan lebih baik.
1. Cari tahu sumbernya lebih lanjut.
Pernahkah Anda menemukan artikel atau cerita mengejutkan dari situs web yang
sama sekali belum pernah Anda dengar? Pertama, cek apakah sumbernya itu valid.
Setelah mencari sumbernya, Anda dapat mengetuk ikon menu yang ada di samping
sumber untuk mempelajari hasilnya lebih lanjut (saat ini hanya tersedia dalam
bahasa Inggris di Amerika Serikat).
Pada contoh di atas, lihat cara mempelajari lebih lanjut hasil penelusuran yang
Anda temukan di internet. Ternyata situs berita tentang Robot di Mars tidak
memberikan informasi akurat tentang planet Mars itu sendiri.
Jika hasilnya diklik, Anda bisa lihat informasi mengenai situs tersebut di
bagian “About this result” (Tentang hasil ini), tetapi sebaiknya cari lagi
informasi di tempat lain. Anda bisa mencari informasi lebih lanjut tentang
suatu situs dengan meminta Google untuk menghapus hasil penelusuran dari domain
yang bersangkutan. Misalnya, jika Anda ingin mencari informasi tentang YouTube
dari situs lain, Anda bisa meminta Google untuk menghapus hasil penelusuran
dari domain youtube.com. Kueri penelusurannya adalah seperti ini: about youtube
-site:youtube.com. Jika ingin mempersempit penelusuran lebih lanjut, temukan
tips-tips lainnya di halaman dukungan kami.
2. Cek apakah gambar digunakan dalam konteks yang benar.
Kata pepatah, satu gambar bisa bermakna 1.000 kata. Namun, gambar juga bisa
diambil di luar konteks atau diedit untuk menyesatkan orang yang melihatnya.
Anda bisa menelusuri menggunakan gambar dengan mengklik kanan pada gambar atau
foto, lalu klik “Telusuri gambar ini di Google”. Anda juga bisa
melakukannya di ponsel dengan menyentuh lama gambar tersebut. Tindakan ini akan
menelusuri gambar dan memeriksa apakah gambar tersebut pernah muncul di
internet dan dalam konteks apa, sehingga Anda bisa tahu jika makna gambar telah
diubah dari aslinya.
Lihat bagaimana gambar digunakan dalam konteks di internet. Anda dapat
menelusuri menggunakan gambar dengan mengklik kanan foto dan memilih “Telusuri
Gambar Ini di Google”. Ini adalah contoh simulasi untuk menggambarkan cara
kerja produk ini dan bukan pengalaman sebenarnya.
3. Lihat liputan berita.
Jangan terpaku pada satu sumber saja. Lihat bagaimana (dan apakah) situs berita
lainnya juga mewartakan peristiwa yang sama sehingga Anda bisa tahu gambaran
besarnya. Beralihlah ke mode berita atau telusuri suatu topik di
news.google.com. Pastikan untuk mengklik “Liputan Lengkap” jika opsi ini
tersedia.
Mencari berita bahwa Bumi pernah dikunjungi alien? Pada contoh di atas, Anda
bisa mengklik untuk mengetahui Liputan Lengkap suatu topik, dan melihat situs
berita lain yang juga meliputnya. Gambar GIF pada contoh ini hanya simulasi dan
bukan pengalaman penuh dari produk.
4. Tanyakan kepada pengecek fakta.
Pengecek fakta mungkin sudah pernah membahas cerita aneh yang Anda dapatkan
dari orang lain atau grup chat, sehingga Anda bisa tahu kebenarannya. Coba
periksa topik mencurigakan di Fact Check Explorer yang mengumpulkan lebih dari
100.000 verifikasi informasi dari penerbit berita kredibel di seluruh dunia,
atau cekfakta.com yang merupakan kolaborasi 24 redaksi berita Indonesia yang
dibentuk pada 2018.
Dalam contoh simulasi ini, lihat bagaimana Anda dapat menggunakan Fact Check
Explorer untuk mengetahui apakah klaim online telah dicek faktanya. Ini adalah
demonstrasi cara kerja produk dan bukan pengalaman penuh.
5. Gunakan Google Maps, Earth, atau Street View untuk memverifikasi
lokasinya.
Cerita bohong tentang peristiwa yang terjadi di tempat yang jauh dapat cepat
menyebar karena kurangnya pemahaman kita tentang lokasinya. Jika Anda ingin
tahu apakah sebuah foto benar-benar diambil dari lokasi yang diklaim, coba
periksa di Google Earth atau lihat Street View lokasinya di Google Maps.
Anggap saja seorang teman mengirimi Anda artikel bahwa ada Bigfoot terlihat
sedang jalan-jalan di Menara Eiffel di Paris, Prancis. Untuk mengecek
kebenarannya, Anda bisa menelusuri Menara Eiffel di Street View untuk
memastikan kalau tidak ada topi koboi merah besar di puncak menara (seperti
yang ada di Paris, Texas). Kalau bagian itu saja sudah tidak benar, bisa jadi
isi artikelnya juga mencurigakan.
Dalam contoh ini, Anda bisa lihat cara membedakan Menara Eiffel sungguhan di
Paris, Perancis, dan menara bohongan di Paris, Texas. Contoh ini hanya
demonstrasi dan bukan pengalaman penuh dari produk.
Kami berkomitmen untuk membantu orang-orang mengenali misinformasi di internet
dan mendukung ekosistem cek fakta. Baru-baru ini, kami memberikan $3 juta untuk
membantu upaya cek fakta oleh para jurnalis terkait misinformasi seputar proses
imunisasi COVID 19, dengan berfokus pada project-project untuk
menjangkau kalangan yang kekurangan akses ke sarana cek fakta atau menjadi
target misinformasi. Kami juga meluncurkan GNI University Verification
Challenge di seluruh Asia untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan di
kalangan mahasiswa jurnalistik.(antaranews.com).