Hikmah Pandemi Covid-19

SekolahNews — SEJAK terjadinya pandemi Covid-19 dan banyak dari kita yang telah bekerja dari rumah, tanpa terasa kita menyerap dengan sangat cepat berbagai perkembangan terkait Covid-19, baik yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan virus tersebut.

Hal ini dimungkinkan dengan pemberitaan yang masif di media massa tentang Covid-19 dan diperkuat dengan penggunaan media sosial yang dengan sangat mudah meneruskan teks, gambar, audio, dan video baik secara pribadi maupun melalui kelompok.

Namun, selalu ada hikmah dibalik musibah. Demikian juga mewabahnya pandemi virus corona diiringi hikmah yang menyertainya.

Baca juga: Kemendikbud Resmi Meluncurkan Aplikasi RECON

Berikut beberapa hikmah dibalik merebaknya virus corona:

1. Berkurangnya Polusi

Seiring dengan pembatasan perjalanan domestik dan internasional di berbagai negara, tingkat polusi udara pun menurun signifikan. Sebuah kajian dari universitas Stanford bahkan menyebutkan lockdown selama dua bulan di China telah menyelamatkan 4.000 anak balita dan 73 ribu lansia setempat dari potensi kematian prematur akibat partikel polusi udara. Berdasarkan Climate Climate Change Report 2019, China merupakan penyumbang emisi karbon terbesar di seluruh dunia.

Bukan hanya manusia, kawanan hewan pun sepertinya ikut menikmati saat-saat bumi beristirahat dari hiruk pikuk pergerakan manusia seperti sekarang ini. Sebagaimana terlihat di media sosial, viral postingan tentang kanal-kanal dan pantai Italia menjadi lebih jernih seiring absennya operasional kapal motor dan gondola. Alhasil, ikan-ikan dan lumba-lumba pun bermunculan kembali.

Mungkin benar apa yang dikatakan orang-orang, bumi tengah beristirahat.

2. Memaksa menjalani pola hidup sehat

Walaupun kehidupan sudah berubah, masyarakat Indonesia masih belum terlalu sadar akan pentingnya pola hidup sehat. Nah, dengan merebaknya virus Covid-19, masyarakat Indonesia sekarang sudah mulai menerapkan pola hidup sehat. Seperti berolahraga, mengonsumsi buah, sayur, dan multivitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

3. Meningkatnya perhatian dan kepedulian

Tenaga medis yang menjadi garda terdepan dalam penanganan wabah. Pengemudi ojek online yang membantu membelikan makanan dan keperluan sehari-hari di saat kita harus #dirumahaja. Para tenaga kebersihan yang senantiasa menjaga ruang publik aman dari bakteri dan kuman. Para guru yang selama ini mengajar anak-anak kita di sekolah. Di saat-saat seperti ini, kita diingatkan kembali akan betapa mereka telah memudahkan kehidupan kita.

Hal ini terlihat dari berbagai postingan media sosial. Di berbagai negara Eropa, setiap malam, para warga yang terpaksa berdiam diri #dirumahaja karena lockdown ramai-ramai muncul di balkon memberikan tepuk tangan meriah tanda apresiasi bagi tenaga medis. Di Singapura, pada perayaan Hari Kasih Sayang lalu, anak-anak dan remaja mengirimkan pesan terima kasih yang ditulis tangan untuk para tenaga medis.

Baca juga: Selama Pandemi Covid-19, TVRI Siarkan Program Belajar

Di Indonesia, ada yang mengajak berbagi makanan dengan para ojol. Lalu, ramai pengiriman bunga tanda apresiasi serta penggalangan dana untuk membelikan masker dan APD bagi tenaga medis. Lainnya banyak mengunggah tentang betapa guru kanak-kanak pantas memperoleh gaji yang lebih besar. Ternyata disadari, mengajar anak-anak itu tidaklah mudah.

4. Mengubah pandangan masyarakat yang suka menyepelekan penyakit

Dahulu, demam, batuk, pilek dan sakit tenggorokan adalah penyakit yang disepelekan oleh masyarakat. Gak usah ke dokter, minum obat warung dan istirahat aja. Namun sekarang, orang yang memiliki penyakit tersebut tentu sangat takut jika itu adalah gejala virus Covid-19 menyerang tubuh. Jadi, sekarang masyarakat pasti buru-buru menemui dokter dan meminum obat sesuai resep dokter. 

5. Mempertebal rasa solidaritas dan kebersamaan

Keharusan menjaga jarak guna mencegah penularan virus tidak menghalangi mereka untuk tetap saling berbagi rasa.

Di Wuhan Cina, kota yang disebut sebagai asal virus COVID-19, penduduknya bersahut-sahutan saling menyemangati satu sama lain..

Di Italia, negara dengan tingkat kematian akibat COVID-19 tertinggi di seluruh dunia, warganya bernyanyi bersama setiap pukul 18.00 dari balkon rumah masing-masing. Mereka memainkan lagu kebangsaan Italia, Fratelli d’Italia, yang menggugah semangat penuh harapan. Para musisi di Italia juga menghadirkan konser dari balkon, menghibur tetangga sekitar yang harus berdiam di rumah.

Di Spanyol, seorang instruktur fitnes mengajak seluruh tetangganya berolahraga bersama dari balkon atau atap rumah masing-masing.

Sementara itu, pasar swalayan di negara seperti Amerika Serikat, Irlandia, Inggris, dan Australia mengalokasikan waktu belanja khusus lansia. Hal ini dilakukan guna memastikan para manula tetap dapat berbelanja dengan tenang, di tengah tren panic buying yang ada di sana.

Berbagai inisiatif saling menguatkan pada masa-masa sulit ini juga muncul dari kalangan musisi dunia, yang mengadakan konser gratis lewat Instagram guna menghibur mereka yang diwajibkan berdiam diri di rumah. Setelah Chris Martin dari Coldplay dan John Legend tampil live streaming beberapa hari lalu, malam ini Andrea Bocelli dan penyanyi rap Fedez juga akan berkolaborasi dalam sebuah konser virtuallangsung dari rumah mereka.

Kalangan dunia usaha juga tidak mau kalah. Meskipun usahanya terkena imbas krisis karena wabah Corona, perusahaan-perusahaan besar ini menilai sekarang yang tepat untuk give back to the society. Di dalam negeri sendiri, perusahaan kosmetik Wardah baru saja menyumbang miliaran rupiah dalam bentuk alat kesehatan dan alat perlindungan tenaga medis.

6. Memberi waktu jeda bagi diri dan keluarga

Keharusan mengkarantina diri memberikan peluang lebih bagi banyak orang untuk menghabiskan waktu di rumah. Kesempatan ini dapat dimanfaatkan melakukan hal-hal yang belum sempat terlaksana karena kesibukan selama ini.

Beragam hobi seperti memasak, bercocok tanam atau melukis menjadikan hari anda produktif tanpa harus keluar rumah. Bagi mereka yang percaya, memperbanyak ibadah atau meditasi juga merupakan salah satu opsi kegiatan. Berbagai artikel tentang hal-hal yang bisa dilakukan selama masa-masa #dirumahaja seperti ini dapat pula dijadikan panduan dalam mengisi waktu.

Bagi yang sudah berkeluarga, lebih banyak waktu yang dapat dihabiskan bersama. Jika biasanya hanya bertemu sebelum dan sesudah bekerja, sekarang interaksi langsung dan bercengkerama dapat terlaksana setiap waktu. Para orang tua juga jadi dapat lebih membimbing anak-anaknya dalam mengerjakan tugas-tugas sekolah. Tentu saja, asalkan semua sedang dalam keadaan sehat ya!

Sementara bagi kaum rebahan dan introvert, saat-saat seperti ini menjadi alasan valid untuk menjadi diri anda sendiri yang sepenuhnya!

7. Menciptakan ajang refleksi diri

Selain itu, saat ini ancaman resesi besar-besaran menghantui perekonomian global. Hingga awal tahun 2020 lalu, siapa yang menyangka dunia akan mengalami situasi seperti ini? Satu virus bermutasi dan seluruh tatanan negara dibuat kacau. Interaksi sosial di antara kita sebagaimana biasanya, tidak lagi ada. Betapa keseharian yang ‘normal’ itu sesungguhnya berharga.

Baca juga: Kenalkan SICO, Bilik Penyemprot Virus buatan Mahasiswa Brawijaya

Saat ini para tenaga medis tengah berjuang merawat mereka yang sakit dan terkena wabah. Kita dapat membantu mereka dengan cara yang sederhana. Sesederhana menjaga daya tahan tubuh kita masing-masing dan orang sekitar, rajin mencuci tangan dengan sabun dan tidak bepergian keluar rumah apabila tidak mendesak.

Agar kita dapat kembali bersalaman tanpa rasa khawatir dengan kerabat serta rekan sejawat. Dapat kembali beribadah bersama tanpa menciptakan jarak. Dapat kembali bercengkrama nan hangat di kafe-kafe langganan bersama teman-teman. Dapat kembali bekerja tanpa khawatir apakah pemasukan akan tetap ada. Dapat kembali beraktivitas seperti biasa.

Semoga, saat-saat itu tiba dengan segera…