Industri Voice Over Indonesia di Tengah Pandemi

Sekolahnews.com – Masa pandemi merupakan masa sulit yang dialami seluruh masyarakat Indonesia. Tak hanya harus menyesuaikan gaya hidup baru yang disebut dengan new normal, tetapi kita juga harus kreatif untuk bisa bertahan dengan mencari pendapatan tambahan.
Dikutip dari Kementerian Ketenagakerjaan, pada 7 April 2020, total ada 1.010.579 orang yang terkena dampak PHK.
Good news-nya, kita harus mengapresiasi pola pikir kreatif orang Indonesia dalam menyikapi hal ini. Mungkin juga dilandasi the power of kepepet, banyak orang membuka lahan usaha baru, seperti berjualan secara daring.
Baca juga: TikTok Paling Banyak Diunduh Selama Desember 2020
Tercatat spike tinggi dari pembuatan akun baru di e-commerce yang mencapai 250 persen. Selain itu, salah satu turunan industri di Indonesia justru semakin besar dan makin dikenal luas oleh banyak orang adalah industri voice over.
Voice over adalah tehnik produksi di mana suara (bukan bagian dari sebuah narasi) digunakan di radio, televisi, pembuatan film atau lainnya. Voice over atau pengisi suara atau dubber dapat dilakukan oleh seseorang yang professional atau oleh orang awam atau bahkan dilakukan oleh agensi voice over.
Tehnik Voice over atau pengisi suara atau dubber paling sering kita jumpai dalam film-film animasi. Selain untuk mengisi suara pada tokoh yang ada didalam film animasi tersebut, Voice over atau pengisi suara atau duber juga berfungsi untuk memperkuat karakter tokoh dalam animasi tersebut. Jadi bisa dikatakan pemilihan tipe suara aktor/talent Voice over atau pengisi suara atau dubber berpengaruh pada tokoh tersebut.
Perkembangannnya dari waktu ke waktu, tanpa disadari justru industri mencapai puncak popularitasnya di era pandemi.
1. Terms Voice Over Mulai Dikenal Banyak Orang
Terms voice over atau voice over talent mulai dikenal oleh banyak orang saat ini. Terlepas dari fakta bahwa banyak influencer di instagram yang turut mempopulerkan terms ini. Terms ini meroket dalam kurun waktu 5 tahun dan mendapat lonjakan yang cukup signifikan pada bulan Mei 2020.
Lonjakan ini juga dibuktikan dari meroketnya influencer-influencer sosial media di tengah viralnya konten dubbing yang mereka buat. Secara tidak langsung, mereka memberikan awareness bahwa setiap orang mampu menjadi voice over talent, dan bisa bekerja kapan saja dan dari mana saja sebagai freelancer.
2. Viralnya Content Voice Over di Tik Tok
Berkaca dari viralnya konten dubbing di sosial media Instagram, Tiktok sebagai platform yang tengah hangat digandrungi anak muda juga tak lepas dari meroketnya konten-konten voice over baik secara internasional, maupun nasional. Seperti konten yang dibuat oleh akun @leyladerina mendapatkan banyak apresiasi dari banyak orang, hingga membuat Leyla Aderina jadi lebih terkenal dan sering berkolaborasi dengan banyak youtuber yang sebelumnya sudah lebih ngetrend.
3. Munculnya Voice Institute Indonesia
Salah satu gebrakan lain dari industri voice over ialah munculnya banyak kelas dan workshop voice over yang berkualitas di tengah masa pandemi. Salah satu pelopor terbesarnya adalah Voice Institute Indonesia yang dipelopori sosok viral lainnya, yaitu Bimo Kusumo Yudho.
Voice Institute Indonesia memberikan kelas dan pengajaran berkualitas bagi para antusias voice over melalui workshop-workshop online yang diberikan. Pembicara terpilih untuk mengisi workshop merupakan voice over talent berkualitas dalam bidangnya dan memiliki segudang pengalaman yang dapat dibagikan.
4. Munculnya Digital Voice Over Agency
Sebuah kabar baik baru muncul dari popularnya menjadi freelancer voice over talent ini. Indonesia melahirkan sebuah platform yang berfungsi mempertemukan voice over talent dengan calon pengguna jasa mereka. Platform tersebut adalah Inavoice.com.
Baca juga: Claudia, Si Gadis Cirebon Juara The Voice of Germany
Selain memproduksi voice over, Inavoice juga membentuk platform Audio Marketplace B2C yang menjual musik berlisensi dari berbagai musik kontributor pilihan dari seluruh dunia. Ini merupakan sebuah win-win solution karena pada kenyataannya, banyak content creator yang kesulitan untuk mendapatkan musik berlisensi dengan cara yang mudah.
Perkembangan industri voice over ini menjadi hal yang menarik dan merupakan kabar baik yang harus diberitakan kepada banyak orang. Kabar baiknya, saat ini untuk menjadi voice over talent tidak diperlukan lagi latar belakang broadcasting professional.
Semua orang bisa menjadi voice over talent. Dengan adanya informasi yang baik ini, diharapkan banyak orang lebih menyadari bahwa ada banyak sekali peluang-peluang kreatif untuk mendapatkan penghasilan ditengah pandemi yang belum kunjungi usai ini.(goodnewsfromindonesia.id).