Jangan Lupa Cuci Tangan, Pola Makan & Olahraga

Sekolahnews.com – Walapun pandemic corona sudah lebih dari lebih dari 9 bulan, jangan kendor untuk mencuci tangan dengan sabun harus menjadi kebiasaan bagi diri sendiri dan keluarga. Karena kebiasaan ini akan memberikan banyak manfaat kesehatan. Kesehatan tubuh berawal dari tangan yang bersih.

“Tidak rutin mencuci tangan menggunakan sabun dan kebersihan yang buruk bisa memicu berbagai penyebaran penyakit, seperti demam berdarah, demam tifoid, hepatitis A, fnfluenza, diare akut akibat rotavirus dan leptospirosis (penyakit kencing tikus),” kata dokter spesialis penyakit dalam di Rumah Sakit RS Bethsaida Hospital Tangerang, Yunita Maslim dalam siaran persnya, ditulis Sabtu.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Widyastuti mengatakan, perilaku rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir dapat menurunkan risiko penularan virus corona mencapai 35%.

Dia juga mendorong masyarakat untuk membiasakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan selalu mencuci tangan.

Inilah 6 Langkah Cuci Tangan pakai Sabun yang Benar 

  • Mulailah membasuh tangan dengan air bersih yang mengalir, lalu gunakan sabun cuci tangan ke telapak tangan Anda secukupnya. Rekatkan antara tangan kanan dan tangan kiri Anda. 
  • Setelah itu posisikan telapak tangan kanan Anda di atas punggung tangan kiri dan sebaliknya. Biasanya bagian ini sering luput dari perhatian karena mayoritas orang hanya mencuci telapak tangan.
  • Telapak dengan telapak dan sela-sela jari juga harus dibersihkan dengan sabun. Usapkan sabun pada seluruh sela-sela jari hingga berbusa. Bagian jari yang satu ini kerap menjadi tempat bersarangnya kotoran dan bakteri usai beraktivitas.
  • Letakkan punggung jari pada telapak satunya dengan jari saling mengunci, agar lebih merata ke seluruh bagian tangan.
  • Jempol kanan digosok memutar oleh telapak kiri dan sebaliknya.
  • Jari kiri menguncup, gosok memutar ke kanan dan ke kiri pada telapak tangan dan sebaliknya.

Dokter Yunita Maslim juga menyarankan agar menjaga makanan kebersihan makanan untuk mencegah tubuh terkena penyakit, terutama berasal dari luar rumah.

Section Head of Claim Sequis, dr. Yosef Fransiscus menyarankan Anda memprioritaskan makanan yang mengandung tinggi serat dan vitamin serta mineral dan mencukupi nutrisi lain sesuai kebutuhan tubuh. Kita harus membatasi penggunaan minyak dan pemanis untuk mencegah sindrom metabolik serta makanan pedas karena dapat meningkatkan asam lambung.

Kemudian, jika merasa asupan vitamin kurang, Anda bisa memilih yang larut air, yaitu vitamin B dan C serta vitamin larut lemak berupa vitamin A, D, E dan K.

“Khusus untuk vitamin D, dirasa penting saat pandemi karena membantu mempercepat penyembuhan saat terserang virus covid-19 melalui mekanisme regulasi sistem imun tubuh. Namun, untuk mencukupi kebutuhan vitamin D, kita perlu tahu status vitamin D,” tutur Yunita.

Lebih lanjut mengenai status vitamin D, Anda bisa melakukan pemeriksaan darah vena di lab untuk mengetahui kadar 25OHD dalam tubuh. Jika diketahui kadarnya insufisiensi bahkan defisiensi (kadar 25OHD di bawah 30 ng/mL) maka berjemur saja tidak cukup.

Anda bisa menambahkan konsumsi makanan tinggi vitamin D seperti ikan laut dalam, udang, kuning telur, keju dan susu serta suplementasi vitamin D.

Selain makanan, berolahraga juga jangan sampai diabaikan walaupun saat ini musim hujan untuk menjaga kondisi tubuh agar tetap fit, mempertahankan fungsi jantung dan memperkuat otot yang berperan dalam mekanisme resistensi insulin.

“Anda bisa melakukannya 15-30 menit per hari dan dilakukan 4-5 kali seminggu, seperti jogging atau aerobik. Saat pandemi sebaiknya berolahraga jauhi tempat ramai, lakukan seorang diri atau hanya bersama keluarga di sekitar rumah saja dengan tetap patuhi protokol kesehatan. Hal ini karena saat di luar rumah Anda berisiko terpapar dengan berbagai virus dan bakteri,” kata Yosef.

Di sisi lain, vaksinasi influenza, pneumonia, tifoid, dan hepatitis juga bisa menjadi pilihan Anda melindungi tubuh dari penyakit endemi di musim hujan. Pemberian vaksinasi dapat diberikan pada balita dan usia produktif (usia 18-64 tahun) sesuai anjuran Satgas imunisasi Perhimpunan Dokter Ahli Penyakit Dalam (PAPDI).