Jaringan 6G Mulai di Dikembangkan

Sekolahnews.com – Uni Eropa melakukan pengembangan teknologi 6G yang disebut Hexa-X. 

dikutip dari Sputnik News, Senin (7/12), Proyek Hexa-X dipimpin oleh Nokia yang berbasis di Finlandia, telah mendapatkan dana dari Komisi Eropa (EC).
Perusahaan telekomunikasi Finlandia itu akan memimpin sekelompok perusahaan dan universitas lain dalam proyek yang didanai Uni Eropa yang disebut Hexa-X. Tujuan proyek ini adalah untuk memperkenalkan jaringan seluler 6G

Melansir Bloomberg, Kamis (10/12/2020), beberapa pihak yang turut terlibat dalam proyek Hexa-X ini adalah perusahaan telekomunikasi Swedia Ericsson AB, perusahaan operator seluler Orange SA dan Telefonica SA, hingga perusahaan teknologi yang mencakup Intel Corp. dan Siemens AG. Di sisi riset, mereka akan bergabung dengan Universitas Oulu, Finlandia, dan Pisa, Italia.

Proyek Hexa-X mendapatkan dana dari Komisi Eropa di bawah program penelitian dan inovasi European Union’s Horizon 2020. Proyek Hexa-X dimulai pada 1 Januari 2021 dengan durasi yang direncanakan selama 2,5 tahun.

Selain Eropa, negara lain yang mengembangkan teknologi jaringan 6G adalah Amerika Serikat dengan Next G Alliance dan O-RAN Alliance.

Pemerintah China juga dikabarkan mulai meriset teknologi 6G di negerinya. China telah meluncurkan satelit untuk menguji coba jaringan 6G. Satelit yang diluncurkan pada Jumat (6/11/2020) dari Taiyuan Satellite Launch Center, sebelah utara provinsi Shanxi itu diklaim sebagai yang pertama di dunia. Satelit tersebut akan menjadi transceiver link untuk uji coba teknologi terahertz (THz) pertama.

“6G mengombinasikan jaringan komunikasi satelit dengan jaringan komunikasi di darat,” kata Professor Xu Yangsheng, akademisi di Chinese Academy of Engineering dan direktur Satellite Technology Research Institute.
Teknologi komunikasi THz sendiri digadang-gadang menjadi standar teknologi wireless yang menjanjikan untuk 6G, meski standar 6G sendiri rencananya baru akan difinalisasi pada 2028, dan mulai dipakai secara komersil pada 2030. Koneksi 6G mensyaratkan kecepatan transfer data di atas 100 gigabit per detik dan latensi 1 milidetik. Lebarnya pita frekuensi yang dimiliki THz disebut bisa mengatasi masalah kelangkaan spektrum, dan bisa memberikan transmisi 100 kali lebih kencang dari 5G.
Penyebaran jaringan 5G sendiri masih dalam tahap awal. Hingga kini, hanya 100 operator nirkabel saja yang telah menawarkan layanan tersebut, itu pun masih dilakukan di area terbatas. Sedangkan untuk Indonesia baru saja membuka lelang untuk penggunaan frekuensi 2,3GHz demi mendukung keperluan jaringan 5G.