Masker Transparan dan Inovasi Berkomunikasi

Sekolahnews.com – Kehidupan kita saat ini sangat berbeda akibat pandemi. Masker menjadi kebutuhan primer bagi setiap orang, untuk mencegah penyebaran virus. Berbagai label mengalihkan fokus mereka untuk memproduksi masker wajah. Sebut saja Adidas, Nike, Under Armour, Burberry, hingga perusahaan Jepang yang membuat masker gaming dengan lampu LED. Namun karena masker menutupi area hidung dan mulut, kita menjadi sulit berekspresi saat berkomunikasi dengan orang lain.

Produsen masker asal Jepang, Unicharm Corp. meluncurkan masker wajah tembus pandang yang dibuat khusus untuk memungkinkan orang tuna rungu komunikasi lebih baik selama pandemi COVID-19.

Seperti dikutip dari Kyodo, Jumat, masker yang dapat dicuci ini memiliki lapisan transparan, memungkinkan bagian bawah wajah terlihat sehingga pembacaan bibir bagi tuna rungu dan orang gangguan pendengaran dan ekspresi wajah pengguna terlihat.

Pihak Unicharm mengatakan masker ini sebagai tanggapan atas kekhawatiran orang-orang dengan gangguan pendengaran dan bicara yang telah berjuang untuk berkomunikasi selama pandemi. Masker yang ada selama ini menghalangi kemampuan mereka untuk membaca bibir dan melihat ekspresi wajah.

Perusahaan mengatakan hanya membuat 3.000 masker, dengan harga masing-masing 1480 yen atau setara Rp196.909 dan hanya dijual secara online.

Lapisan transparan masker dibuat tidak beruap oleh napas pemakainya.

Direktur eksekutif Federasi Tuna Rungu Tokyo, Daisuke Ochi, mengatakan masker semacam itu akan berguna dalam situasi sehari-hari, seperti ketika ditanya oleh kasir toko swalayan apakah mereka membutuhkan sumpit atau kantong plastik untuk dibawa berbelanja.

“Saat orang lain memakai masker, Anda tidak tahu apakah dia marah atau tertawa, membuat komunikasi menjadi sulit,” kata Ochi, yang merupakan teman tuli.

Staf khusus Presiden dari kalangan milenial, Angkie Yudistia juga pernah menginformasikan kebutuhan masker “berjendela” transparan bagi penyandang disabilitas, di tengah pandemi virus corona (covid-19). Angkie mengunggah dua potret saat mengenakan masker tersebut di akun Instagram-nya.

Ia mengemukakan masker transparan terutama dibutuhkan keluarga, teman, rekan kerja dari difabel tuli atau rungu untuk berinteraksi. Dengan melihat ekspresi bibir dari jendela plastik bening masker, maka kalangan disabilitas yang terganggu pendengarannya bisa mengerti pembicaraan lawan bicaranya. “Karena terus terang, kesulitan kami dalam mendengar membuat kami lebih banyak bingungnya. Dunia kembali hening,” ujar Angkie. Namun, ia mengungkapkan jika sebenarnya kenyamanan masker tersebut belum terlalu maksimal jika dipakai lama, karena penggunakaan mika untuk bagian transparannya. “Tapi terus dicoba dengan pemilihan bahan yang memudahkan untuk terus bernapas. Tetap semangat ya teman-teman, yang utama tetap di rumah saja,” kata Angkie.

Diketahui, Angkie Yudistia merupakan pendiri Thisable, startup yang punya visi membantu para difable masuk dunia kerja. Perempuan cantik ini kini berusia 33 tahun. Pendengaran Angkie mulai menghilang saat perempuan berhijab itu menginjak usia 10 tahun.