Memaksimalkan Kamera HP Untuk Memotret – Tips Pencahayaan
Sekolahnews.com — Di jaman “now” seperti saat ini, setiap orang bisa menjadi fotografer karena hampir semua perangkat seluler menyediakan kamera, terutama ponsel pintar.
Namun setiap merek HP mempunyai keunggulan dan pilihan jenis, dari tingkat sederhana hingga kelas premium yang menyediakan fasilitas lengkap mirip dengan kamera DSLR.
Fasilitas kamera ponsel yang lengkap memang lebih mempermudah kita saat memotret di berbagai tempat dan obyek, sedangkan kamera HP dengan fitur sederhana harus sedikit memutar otak agar dapat menghasilkan gambar yang maksimal. Yang penting, kita harus mengetahui kelemahannya terlebih dahulu sebelum memanfaatkannya.
Kalau bicara masalah motret, kita tak bisa lepas dari kata fotografi. Baik itu dengan kamera saku, DSLR, mirrorless, ponsel atau perangkat rekam gambar lainnya. Ilmunya tetap sama, tapi yang menjadi pembeda adalah perangkat dan fasilitas.
Baca juga: Bocoran Samsung Galaxy S11, Berkamera 108MP & 5X Telefoto
Apakah hasil maksimal berarti bagus ? Bagus itu relatif, setiap orang mempunyai pendapat dan selera masing-masing.
Dan kalau bicara fotografi, mau tidak mau menyerempet pengentahuan foto dari mulai sudut pengambilan (angle), bingkai foto (frame), waktu(time), rincian (detail), keseluruhan (entire), komposisi (compotition), ruang tajam (depth of field), hingga pencahayaan (lighting). Minimal foto bisa dinikmati oleh mata kita sendiri gaes ….hehehe.
Lampu Kilat, Mode Otomatis atau Manual
Kali ini kita akan hanya membahas pencahayaan pada kamera ponsel yang harganya cukup terjangkau (mereknya disensor yaaaa). Nah kameranya sudah dilengkapi dengan fasilitas seperti HDR (High Dynamic Range), lampu kilat/flash tanpa senter, dan mode. Pada menu mode juga terdapat pilihan pengukuran manual dan otomatis.
Apa sih itu HDR ?
High Dynamic Range merupakan sebuah teknologi penyeimbang antara bagian foto yang terlihat gelap dengan bagian foto yang terang atau terlalu terang sehingga dapat menghasilkan foto yang lebih detail dan pencahayaan yang pas.
HDR akan menghitung pencahyaan secara otomatis, menyeimbangkan sisi yang terlalu gelap dan sisi terang yang terlalu berlebihan. HDR bisa digunakan di dalam maupun di luar ruangan, walau kadang hasilnya terlihat tidak natural.
Fasilitas lampu kilat atau flash tersedia hampir di semua kamera HP, tapi sudah banyak juga yang dilengkapi dengan lampu senter. Penggunaan flash memang bisa digunakan saat keadaan minim cahaya, namun hasilnya, si obyek cenderung terlalu terang, ada bayangan dan suasana di sekitarnya gelap.
Nah di sinilah perlu adanya bantuan lampu atau cahaya senter dari ponsel lain untuk membantu mengangkat minimnya pencahayaan. Foto yang dihasilkan akan terlihat natural dan suasana di sekitar obyek juga lebih terang tapi tidak berlebihan.
Hal yang perlu diingat, ketika menggunakan lampu flash maka speed atau kecepatan rananya akan otomatis menunjuk speed tertentu. Kecuali bila kamera ponsel terebut mempunyai fasilitas slow rear (flash mengikuti kecepatan yang menyesuaikan pengukuran pencahayaan) seperti yang ada pada kamera DSLR.
Baca juga: Menanti Ponsel Dual Layar LG
Perlu diingat juga, ketika tanpa menggunakan lampu flash berarti kecepatan menyesuaikan suasana, mirip dengan slow rear, ada kemungkinan kecepatan menjadi rendah dan foto rentan menjadi kabur akibat goyang. Jadi usahakan mendapat tambahan lampu bantuan atau menggunakan tripod(kaki tiga).
Selanjutnya ada menu mode yang di dalamnya terdapat pilihan “Suasana dan Manual”. Nah pada fitur Suasana terdapat berbagai pilihan otomatis untuk kegiatan di luar ruangan(outdoor) maupun dalam ruangan (indoor).
Pilihan yang tersedia seperti portrait, lanskap, olahraga, salju, pantai, senja matahari terbenam, malam, kembang api, portrait malam, dan suasana yang bisa dibilang minim cahaya.
Semua fitur tersebut adalah otomatis, kamera ponsel telah mengatur semuanya, dan kita hanya mengikutinya. Sah-sah saja menggunakannya bila tidak mau ribet, selama kita mengenal fitur-fitur tersebut.
Pada mode Manual tampak dua pilihan pengaturan secara mandiri, white balance (WB) dan ISO, tapi karena pembahasannya tentang pencahayaan maka WB tidak diulas.
ISO merupakan warisan kamera analog setelah adanya penggabungan dua standar satuan ukuran tingkat kepekaan atau sensitivitas cahaya film yaitu ASA dan DIN. Warisan tersebut diadopsi ke kamera digital agar tetap bisa menjadi patokan untuk mengukur cahaya sesuai kebutuhannya. Untuk mendapatkan exposure (eksposur) atau penyerapan paparan cahaya yang maksimal ditentukan oleh tiga unsur, yaitu shutter speed (kecepatan rana), aperture (bukaan diafragma), dan ISO.
Walaupun kadang terkesan, pengaturan ISO tidak punya pengaruh yang signifikan seperti “kedua temannya”, namun ISO harus ditentukan sebelum menentukan shutter speed dan diafragma. Ukuran ISO yang pada umumnya tersedia pada kamera selular adalah
- ISO 100 (terendah)
- ISO 200
- ISO 400
- ISO 800
- ISO 1600
- ISO 3200 (tertinggi)
Bagaimana caranya memilih ISO, terutama pada kamera yang tidak mempunyai fasilitas pengaturan Shutterspeed atau diafragma?
Sebenarnya tidak terlalu sulit koq, saat kita menaikkan kepekaan ISO, berarti kita juga menaikkan kecerahan foto. Misalnya kita memotret dengan ISO 400, pasti akan dua kali lebih terang dari ISO 200, sedangkan kalau dipindah ke ISO 100 pasti dua kali lebih gelap, dan seterusnya.
Semakin tinggi ISO maka foto akan semakin noise atau grainy (mungkin untuk saat ini, tergantung merek dan tipe). ISO 800 mungkin menjadi pilihan yang maksimum untuk jenis kamera HP yang sederhana.
Hindari ISO tinggi (1600 dan 3200) bila memungkinkan, kecuali jika kondisi mengharuskan Anda untuk menggunakannya atau bila ada bantuan cahaya tambahan dan tripod (kaki tiga).
Penggunaan ISO rendah seperti 100 hingga 200 dapat digunakan kapanpun selama ada cahaya matahari dan tidak di dalam ruangan. Kalau boleh kasih saran, ISO 400 merupakan pilihan aman bila tidak ingin repot untuk merubahnya setiap saat, selama situasi masih berlimpah cahaya, biarpun berada di bawah pohon atau bangunan yang beratap tapi masih kaya akan cahaya dari samping (window lighting).
Baca juga: Ini Bocoran Spesifikasi Realme X50 5G
Terus ISO 800? Pilihan ukuran tersebut dapat digunakan seperti saat cuaca mendung gelap di luar ruangan, waktu sore hari jelang matahari terbenam, dan berada di dalam ruangan yang masih ada cahaya (seperti ISO 400 di atas) tapi lebih mengejar cerah dan kontras.
Untuk mendapatkan momen foto diam atau freeze seperti memotret orang yang sedang berlari atau benda bergerak pada pagi-siang hari akan lebih terbantukan bila menggunakan ISO 400 atau 800. Menggunakan ISO tinggi di tempat terang berarti secara otomatis shutter speed juga semakin cepat dan bukaan diafragma akan menyesuaikannya.
Salah satu cara yang bisa dicoba untuk menyiasati kamera seluler yang tidak dilengkapi fitur pengaturan shutter speed dan difragma secara manual.
Selain mengerti fungsi ISO, mempelajari karakteristik kamera ponsel juga sama pentingnya. Setiap merek dan tipe mempunyai kelemahan dan kelebihan masing-masing.
Terus asah kemampuan dengan sering membaca berbagai tips memotret dan rajin praktek. Sampai jumpa lagi gaes pada berbagi tips fotografi berikutnya.
Kontributor: J. Handy S