Mengenal IQ (Intelligence Quotient)

SekolahNewsKecerdasan intelektual (intelligence quotient, disingkat IQ)  adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan sifat-sifat berpikir yang meliputi memecahkan masalah, menalar dan memahami gagasan, hingga daya tangkap dan berpikir abstrak.

Istilah IQ ini juga digunakan untuk menjelaskan tingkat kemampuan otak kiri. Sehingga IQ sering dikaitkan dengan kemampuan menganalisis objek dan logika.

Karena hal inilah sering kali hal-hal yang dijadikan tolak ukur dalam IQ adalah tentang kemampuan berpikir, berkomunikasi, mengetahui, memahami, menganalisis sesuatu bahkan kadang termasuk pemahaman terhadap ilmu eksakta.

Baca juga: Asah Kecerdasan Interpersonal dengan Aktif Berorganisasi & Belajar Bahasa Asing

Konsep IQ ditemukan oleh Francis Galton, dan selama berpuluh tahun tes IQ diyakini sebagai satu-satunya ukuran standar untuk mengukur kecerdasan manusia.

Tingkatan IQ dari Rendah, Rata-rata, dan Tinggi

Orang-orang sering menganggap bahwa semakin tinggi IQ seseorang, maka semakin pintar orang tersebut. Padahal tidak juga. Ada banyak faktor lain yang menentukan kecerdasan seseorang.

Meski di dalam IQ sendiri terdapat beberapa tingkatan yaitu sebagai berikut :

1. Idiot (IQ 0-29)

Tingkat kecerdasan otak atau IQ yang paling rendah adalah idiot. Orang yang berada dalam tingkat ini tidak mampu berkomunikasi dengan baik dan hanya bisa mengeluarkan sedikit kata-kata saja. Bahkan mereka juga tidak mampu mengurus keperluan hidupnya sendiri.

2. Imbicile (IQ 30-40)

Tingkat ini mampu berkomunikasi dan melakukan beberapa hal mudah dengan baik meski masih harus bergantung kepada orang lain. Tingkat kecerdasan ini sama dengan anak-anak normal usia 3 hingga 7 tahun.

3. Moron atau Mentally Retarted (IQ 50-69)

Tingkat ini masih bisa diajari untuk menulis, membaca, atau hitung sederhana. Anak-anak tingkat ini biasa bersekolah di sekolah luar biasa.

4. Dull atau Borderline (70-79)

Tingkat ini sudah lebih baik dari sebelumnya tapi masih dibawah kecerdasan normal, sehingga untuk mengembangkan kemampuannya butuh usaha ekstra.

5. Normal (80-119)

Tingjat kecerdasan normal sebenarnya dibagi lagi menjadi tiga yaitu:

Below Average / Dibawah Normal (80-89) : normal namun tidak bisa terburu-buru dalam proses belajar atau memahami sesuatu.

Normal Sedang (90-109) : kebanyakan berada di tingkat ini, mampu mengkuti pendidikan formal dengan baik meski kadang terdapat kesulitan.

Baca juga: 8 Cara atasi Emosi Labil pada Remaja

Above Average / Diatas Normal (109-119) : kemampuan normal, namun berada di tingkatan yanng lebih tinggi dari lainnya.

6. Cerdas atau Superior (120-129)

Orang yang berada di tingkat ini merupakan individu yang berpotensi dalam pendidikan formal. Seringkali tampil sebagai orang yang memiliki nilai yang tinggi.

7. Sangat Cerdas atau Very Superior (130-139)

Kemampuan-kemampuan yang dimiliki tingkat ini seperti membaca, menulis, dan menahami ilmu eksakta lebih baik dari sebelumnya. Orang yang berada di tingkat ini juga terlihat menonjol di kesehatan, kekuatan, dan ketangkasannya.

8. Genius (140+)

Memiliki kemapuan yang luar biasa bahkan hingga bisa memahami sesuatu dan menemukan hal-hal baru meski tidak mengikuti pendidikan formal. Contoh yang berada di tingkat ini adalah Albert Einstein.

Fungsi Tes IQ

Secara umum tes IQ digunakan untuk:

  • Mengukur kemampuan akademik di sekolah.
  • Bahan pertimbangan dalam memilih jurusan (studi) atau karier.
  • Memprediksi kemampuan kerja.
  • Mengetahui kemampuan analisis dan pemecahan masalah.
  • Menilai hambatan intelektual.

Tes IQ bisa menjadi langkah pertama dalam mendiagnosis masalah intelektual. Apabila seorang anak mendapatkan nilai yang sangat rendah dalam tes IQ, dokter bisa merekomendasikan pemeriksaan lain, seperti  pemeriksaan keterampilan adaptif dan pemeriksaan medis kejiwaan, untuk menentukan penyebab hambatan belajar.

Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi kecerdasan, yaitu:

  • Faktor bawaan atau biologis

Dimana faktor ini ditentukan oleh sifat yang dibawa sejak lahir. Batas kesanggupan atau kecakapan seseorang dalam memecahkan masalah, antara lain ditentukan oleh faktor bawaan.

  • Faktor minat dan pembawaan yang khas

Dimana minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu.

  • Faktor pembentukan atau lingkungan

Dimana pembentukan adalah segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan inteligensi.

  • Faktor kematangan

Dimana tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan.

  • Faktor kebebasan

Hal ini berarti manusia dapat memilih metode tertentu dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Di samping kebebasan memilih metode, juga bebas dalam memilih masalah yang sesuai dengan kebutuhannya.

Tes IQ tidak bisa dijadikan satu-satunya patokan dalam menentukan tingkat kecerdasan seseorang. Pada tahun 1983 Howard Gardner, seorang psikolog dan ahli pendidikan dari Universitas Harvard AS merumuskan sebuah teori Multiple Intelligences (Kecerdasan Majemuk). Menurutnya kecerdasan manusia tidaklah tunggal, tetapi jamak yang setidaknya terdiri dari 9 komponen, yaitu kecerdasan matematis, linguistik, musikal, visual, kinetis, naturalis, interpersonal, intrapersonal dan spiritual.

Pada tahun 1987, Keith Beasley mengemukakan jenis kecerdasan lain yang tak kalah penting dalam mempengaruhi kesuksesan seseorang, yaitu EQ (Emotional Quotient). Istilah EQ menjadi popular setelah Daniel Golman mempopulerkannya melalui buku “Emotional Intelligence – Why it can matter more than IQ” pada tahun 1995.

Baca juga: 5 Cara Mempersiapkan Generasi Gerdas Digital

Kemudian pada tahun 1997, Danah Zohar menemukan jenis kecerdasan baru selain IQ dan EQ, yaitu SQ (Spiritual Quotient).  SQ merupakan  landasan yang diperlukan untuk memfungsikan IQ dan EQ secara efektif sehingga bisa mencapai titik maksimalnya, dan berdampak pada kesuksesan dan keberhasilan seseorang.

Selanjutnya akhir-akhir ini ditemukan pula kecerdasan lain yaitu Trancendental Quotient (TQ) yang merupakan pengembangan dari kecerdasan spiritual. TQ merupakan kecerdasan seseorang dalam memaknai hidup dan kehidupannya dalam perspektif  Ketuhanan. Dengan begitu maka bisa dikatakan bahwa manusia mempunyai kecerdasan yang jamak (multiple quotient).  Setidaknya ada empat kecerdasan utama pada diri manusia, yaitu kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ), kecerdasan spiritual (SQ). dan kecerdasan transendental (TQ). (Berbagai sumber).