Milenial Jadi Petinggi BUMN, Siapa Saja Mereka ?

SekolahNews — Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) membidik milenial untuk duduk di kursi direksi dan komisaris perusahaan pelat merah. Berikut ini beberapa sosok milinial yang masuk jajaran petinggi BUMN :

1. Muhammad Fajrin Rasyid

Pria kelahiran 11 September 1986 yang baru berusia 34 tahun tersebut dilantik sebagai Direktur Digital Telkom dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) perseroan, Jumat 19 Juni 2020.

Ia merupakan Co-Founder Bukalapak bersama Achmad Zaky, Nugroho Herucahyono, dan Muhamad Fajrin Rasyid pada tahun 2010 yang merupakan salah satu perusahaan e-commerce terbesar di Indonesia.

Baca juga: Ketika Menteri Erick Memilih Milenial

Pada tahun 2017, Bukalapak menjadi salah satu startup unicorn asal Indonesia yang bervaluasi di atas US$1 miliar. Perusahaan tersebut kini telah melakukan ekspansi ke berbagai lini bisnis lain, termasuk membantu meningkatkan penjualan para warung tradisional lewat layanan Mitra Bukalapak.

CBInsights menghitung saat ini valuasi Bukalapak sudah tembus US$2,5 miliar atau setara Rp 35 triliun (asumsi Rp 14.000/US$).

Pada tahun 2019, Bukalapak telah memiliki lebih dari 4,5 juta pedagang online, 70 juta pengguna aktif bulanan, 1,9 juta mitra warung, dan rata-rata dua juta transaksi per hari. Fajrin menduduki jabatan Chief Financial Officer (CFO) Bukalapak selama tujuh tahun.

Muhammad Fajrin Rasyid merupakan lulusan Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 2004 hingga 2008 dengan IPK 4.o. Setelah lulus dari ITB, karir sebagai konsultan di Boston Consulting Group, Ia bertanggung jawab untuk memberikan masukan soal industri di Asia Tenggara. Ia berkarir di sana selama 1 tahun 6 bulan.

Fajrin Raysid melanjutkan pendidikan Ia menempuh studi di Daejeon University, Korea Selatan pada 2008 hingga 2009. Kemudian Harvard Business School pada 2018 dan Stanford University Graduate School of Business pada 2019 di Amerika Serikat.

2. Fadli Rahman

Pemuda 33 tahun lahir tanggal 5 Juli 1986 didapuk sebagai Komisaris di PT Pertamina Hulu Energi sejak 20 Januari 2020.

Baca juga: Mengenal 7 Penulis Milenial, Andrea Hirata sampai Tere Liye

Fadli Rahman merupakan lulusan Ekonomi Mineral dan Energi Colorado School of Mines (CSM) pada tahun 2016 (gelar Ph.D) dan 2013 (gelar M.S), sebelumnya meraih gelar Bachelor of Science di ITB pada tahun 2007.

Menjadi Principal di Boston Consulting Group dari tahun 2016. Sebelumnya Fadli Rahman juga dipercaya sebagai Senior Field Engineer di Schlumberger tahun 2008 – 2011 dan Reservoir Engineer di Conoco Phillips pada tahun 2007 – 2008.

3. Adrian Zakhary

Pria 32 tahun yang lahir di Palembang 3 Februari 1987, diangkat sebagai Komisaris PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII.

Ia memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian dari Universitas Padjajaran  Bandung pada 2009. Melanjutkan studi di Universitas Indonesia dan mendapat gelar Magister Ekonomi.

Ia mengawali karir pada 2008 di dunia radio sebagai announcer, reporter, hingga menjadi produser. Pada 2010, Adrian Zakhary beralih ke dunia televisi sebagai video journalist Trans TV.

Kemudian, ia beralih ke NET TV menduduki jabatan sebagai Produser program berita dari November 2012 hingga September 2016, Kepala Bagian Digital pada Media Sosial dan Digital di MNC Medai Group dari September 2016 hingga Maret 2017.

Pada Maret 2017 hingga Oktober 2018, Adrian berkarir di Alibaba Group sebagai Senior Operations Manager dan Senior Content Manager. Lepas dari Alibaba Grupo, Adrian melanjutkan karir sebagai Senior Marketing Manager DOYO TV dan Chief Operating Officer di Verta Media.

Selanjutnya, ia berkarir sebagai Senior Konsultan Independen untuk Tik Tok Indonesia, Senior Konsultan Independen untuk Alibaba Cloud dan UC Browser, dan Chief Executive Officer (CEO) PT Visualogy Teknologi Zakhary (VTZ) periode 2018 hingga 2020.

4. M Arief Rosyid Hasan

Pria kelahiran 4 September 1986 diangkat menjadi Komisaris Independen Bank Mandiri Syariah.. Lulusan Dokter Gigi dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin tahun 2010. Meraih Magister Kesehatan Masyarakat dari Universitas Indonesia pada tahun 2014.

Sebelumnya ia pernah menjabat sebagai ketua Umum PB HMI ke-30 periode 2013-2015. Sosok yang sehari-hari membuka praktik dokter gigi di Kabupaten Gowa itu juga memegang jabatan sebagai Plt. Sekjen DMI (Dewan Masjid Indonesia).

Tahun 2018 jadi tahun yang istimewa untuk Arief. Selain membuka praktik di Sungguminasa, ia juga dipercaya menjadi Ketua Departemen Kaderisasi Pemuda Dewan Masjid Indonesia (DMI), organisasi nasional yang saat ini diketuai oleh Jusuf Kalla. Saat menjabat di DMI, ia merintis terbentuknya pengurus pemuda masjid bagi Rumah Tahanan di seluruh Indonesia.

Suami dari Siti Zahra Aghnia itu berperan aktif dalam sejumlah gerakan, forum dan lembaga seperti Indonesia Youth Islamic Forum (ISYEF), KAHMI Economic Forum, Pergerakan Indonesia Maju (PIM), Merial Institute, Suropati Syndicate dan masih banyak lagi.

5. Septian Hario Seto

Pria kelahiran 36 tahun silam diangkat sebagai Komisaris PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Sebelumnya, Septian merupakan mantan Staf Khusus Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan periode 2018-2020. Dia adalah Septian Hario Seto kelahiran 1984 dan kini masih berusia 36 tahun.

Septian memperoleh gelar Sarjana (S1) Jurusan Akuntansi dari Universitas Indonesia, Sarjana (S2) Jurusan International Finance dari SKEMA Business School.

Sebelum menjadi Komisaris BNI, Septian menjabat sebagai Staf Khusus Menteri Koordinator Maritim dan Investasi (2018-2020) Luhut Binsar Panjaitan, Plt. Deputi Bidang Koordinator Investasi dan Pertambangan (2020).

Sebelum menjadi staff khusus Luhut, Septian memang pernah bekerja di Toba Bara Sejahtera sebagai Corporate Finance Manager selama delapan tahun.

Pekerjaan Septian saat itu adalah seputar merger dan akuisisi serta capital raising.

Septian juga pernah bekerja di PricewaterhouseCoopers pada tahun 2006-2007 sebagai Associate Auditor in Energy and Mining Division.

6. Graha Yudha Andarano Putra Pratama

Pria berusia kelahiran Palembang tahun  1987 dan kini berusia 33 tahun dipercaya menduduki jabatan tiga komisaris sekaligus di lingkungan BUMN, serta menjadi orang penting di Istana Kepresidenan.

Baca juga: Kenapa disebut Generasi Milenial?

Graha mendapatkan gelar sarjana ekonomi dari President University Cikarang Jababeka tahun 2008. Dia juga meraih gelar Master of Business Administration di University of Strathclyde Glasgow United Kingdom, tahun 2014. Dia juga mengenyam kelas eksekutif di The Wharton School, University of Pennsylvania Philadelphia, Amerika Serikat pada Oktober 2018 untuk bidang The Strategic Decision-Making Mindset.

Graha Yudha juga menimba ilmu di Said Business School Universitas Oxford Inggris pada September 2018 untuk bidang Global Challenges in Transport : Infrastructure, Development and Finance.

Selain itu, dia mengikuti kelas mengenai Emerging Leaders di John F Kennedy School of Government, Harvard University Boston, Amerika Serikat pada November 2016.

Menurut situs www.pp-presisi.co.id, Graha Yudha Andarano Putra Pratama menempati jabatan komisaris emiten konstruksi PT PP Presisi Tbk (PPRE). Adapun Komisaris Utama PPRE adalah Agus Purbianto. Jajaran komisaris lain seperti Rukmini Triastuti dan Ketut Darmawan.

Nama Graha Yudha juga sempat tercatat sebagai komisaris saudara PPRE, yakni PT Properti Tbk (PPRO). Meski disitus PPRO masih tercatat sebagai komisaris, namun RUPS pada 3 Juni 2020 lalu sudah memberhentikan Graha Yudha dari komisaris PPRO.

Bukan saja di emiten PPRE, Graha Yudha Andarano Putra Pratama juga menjabat Komisaris di Waskita Toll Road. Adapun Komisaris Utama Waskita Toll Road adalah Haris Gunawan, lalu ada komisaris lain di Waskita Toll Road adalah Hadjar Seti Adji, Iman Firmansyah, Dodi Susanto, dan Eri Wibowo.

Graha Yudha Andarano Putra Pratama juga tercatat sebagai Komisaris PT Inka Multi Solusi Trading. Ini adalah perusahaan yang terafiliasi dengan PT Industri Kereta Api Indonesia (INKA).

PT Inka Multi Solusi Trading atau PT IMST bergerak dalam usaha inti di bidang trading (perdagangan) dengan tujuan untuk memperlancar proses pengadaan kebutuhan industri kereta api untuk raw material, komponen utama maupun komponen lainnya. IMST juga memenuhi kebutuhan customer non kereta api. Perusahaan ini berdiri pada tanggal 28 Juli 2015.

Komisaris milenial di tiga perusagaan ini memang memiliki pendidikan tokcer. Dia menggondol sarjana ekonomi dari President University pada tahun 2008. Graha Yudha kemudian melanjutkan studinya untuk mengejar Master of Business Administration, Strathclyde Buisness School, The University of Strathclyide Glasgow, United Kingdom dan lulus tahun 2014.

Menurut curriculum vitaenya, sejak tahun 2015 sampai sekarang, Graha Yudha juga tercatat sebagai salah satu Penasihat Program Infrastruktur Kantor Kepresidenan. Dia juga sempat menjabat Senior Manager, Business Development, PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI), pada periode 2014-2015.

Di ranah swasta, Graha Yudha sempat bekerja sebagai portfolio manager, Investment Management di Great Eastern Life Assurance Indonesia dan Singapura periode Mei-Agustus 2013.

Graha Yudha juga pernah bekerja di Citibank periode 2009-2013. Posisi terakhir di Citibank sebagai Assistant Manager, Corporate and Institutional Banking untuk Indonesia.

7. Ario Bimo

Lelaki kelahiran 24 Januari 1981 ini terpilih sebagai Direktur Keuangan BNI pada 30 Agustus 2019.  yang jago main basket dan berasal dari keluarga perbankan.

Bimo adalah lulusan SMA Pangudi Luhur angkatan 1998. Ia melanjutkan studi teknik di Universitas Trisakti, kemudian menempuh S2 di Universitas Teknologi Sydney jurusan manajemen engineering.

Sebelum menduduki posisi direktur keuangan, Ario memang memimpin Kantor Cabang Luar Negeri BNI Tokyo, pada Juni 2018-Agustus 2019.

Baca juga: Gaya Hidup Sehat ala Milenial

Tiga belas tahun telah dilalui Ario di BNI. Perjalanan kariernya tergolong cepat untuk sampai di posisi manajemen puncak. “Saya masuk BNI pada 2006,” katanya. Ia bergabung lewat program rekrutmen untuk lulusan S-2, sebagai analis kredit untuk segmen menengah dan korporat. Ia menyelesaikan pendidikan sarjana di Jurusan Teknik Industri Universitas Trisakti, dan meraih gelar Master of Engineering Management dari University of Technology Sydney.

Pada Maret 2018 ia dipercaya menjadi Wakil Pemimpin Divisi BUMN dan Institusi Pemerintah. Kemudian, sejak Juni 2018 ia dipercaya memimpin Kantor Cabang BNI Tokyo hingga Agustus 2019, sebelum akhirnya dipercaya masuk ke jajaran direksi.

Pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 2020, Ario tidak lagi menjabat sebagai direktur.