MUI : Vaksin Sinovac Halal-Suci

Sekolahnews.com — Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah selesai melakukan audit terhadap vaksin COVID-19 Sinovac yang diproduksi China. MUI mengatakan vaksin tersebut halal dan suci. Hal ini diputuskan usai MUI melakukan sidang pleno dengan agenda tunggal pembahasan fatwa produk vaksin Covid-19, Jumat (8/1).

“Terkait dengan aspek kehalalan dan setelah dilakukan diskusi cukup panjang dari hasil penjelasan dari tim auditor, rapat komisi fatwa menyepakati bahwa vaksin Covid-19 yang diproduksi Sinovac Lifescience yang sertifikasinya diajukan Biofarma hukumnya suci dan halal,” ujar Ketua MUI Bidang Fatwa Asrorun Niam Sholeh, Jumat.

Asrorun merinci, ada tiga nama vaksin yang didaftarkan Biofarma untuk diuji kehalalannya. Yakni Coronavac, Vaccine Covid-19, dan Vac2 Bio.
“Artinya yang kita bahas hari ini adalah mengenai produk vaksin Covid-19 dari produsen Sinovac ini bukan yang lain,” ucap dia.

Meski sudah ditetapkan halal dan suci, fatwa MUI secara utuh terkait vaksin itu masih menunggu keputusan BPOM terkait keamanan, kualitas, dan efikasi vaksin.

Ia menyebut, aspek halal dan thoyyib merupakan satu kesatuan tak terpisahkan di dalam penetapan Fatwa MUI.

“Akan tetapi mengenai kebolehan penggunaannya ini sangat terkait dengan keputusan mengenai aspek keamanan dari BPOM. Dengan demikian fatwa MUI terkait dengan produk vaksin Covid-19 dari Sinovac ini akan menunggu hasil final dari BPOM mengenai aspek kethoyibannya,” ucap dia.

Diketahui, vaksin Sinovac telah didatangkan ke Indonesia dalam dua kali pengiriman,  pertama pada 6 Desember 2020 lalu sebanyak 1,2 juta dosis, dan pada 31 Desember 2020 sebanyak 1,8 juta dosis.

Vaksin-vaksin itu telah rampung di distribusi ke seluruh provinsi di Indonesia dalam tempo waktu tiga hari mulai 3-5 Januari lalu.

Total vaksin yang disebarkan ke-34 provinsi untuk tahap vaksinasi awal berjumlah 763.600 vial atau dosis.

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Sadikin menyatakan proses vaksinasi Covid-19 di Indonesia akan dimulai Rabu (13/1). Ia menyebut,  Presiden Joko Widodo akan menjadi orang pertama yang akan disuntik vaksin.

Selain Jokowi, vaksin akan disuntikkan ke para menteri Kabinet Indonesia Maju.Pada hari berikutnya, proses vaksinasi akan dilanjutkan secara serentak bagi tenaga kesehatan.

Meski vaksin telah ada dan didistribusikan, Jokowi sebelumnya menyatakan proses vaksinasi masih menunggu kajian halal dari MUI dan izin penggunaan darurat (EUA) dari BPOM.

Seiring dengan Fatwa halal dan suci dari MUI itu pada Jumat (8/1) itu, berarti, proses vaksinasi tinggal menunggu izin penggunaan darurat dari BPOM.

Kepala BPOM Penny K Lukito sendiri sudah buka suara terkait EUA. Ia meyakini EUA akan keluar sebelum tanggal 13 Januari, atau sebelum proses vaksinasi dimulai.