Pilih Gap Year ? Pertimbangkan 6 Hal Ini

Sekolahnews.com – Setiap keputusan yang kita buat pasti akan menghasilkan konsekuensi. Terlebih lagi, apabila keputusan tersebut dapat memengaruhi masa depan kita secara signifikan.

Salah satu contoh keputusan yang sulit untuk diambil adalah mengenai rencana setelah lulus sekolah.

Selain melanjutkan studi ke jenjang pendidikan tinggi atau memulai karir sebagai seorang pekerja, pilihan lainnya yang biasanya diambil oleh lulusan SMA/SMK adalah gap year.

Apa itu gap year?

Singkatnya, gap year adalah kondisi dimana kamu memutuskan untuk rehat sementara dari dunia pendidikan formal dan tidak segera lanjut kuliah meski telah lulus SMA/SMK.

Alasan orang memilih gap year cukup beragam, ada yang ingin mengejar kampus dan jurusan impian, ada yang ingin coba bekerja dan juga ada yang ingin mencari jati diri sebelum melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Memilih untuk gap year tentu bukan keputusan yang mudah. Oleh karena itu ada beberapa hal yang wajib menjadi pertimbangan kamu sebelum memutuskan untuk gap year yang dikutip dari ruangmahasiswa.com :

1. Tetaplah fokus pada tujuan

Jika kamu memilih gap year karena ingin mengejar kampus atau jurusan impian, maka kamu harus tetap lebih banyak menyisihkan waktu untuk belajar dan mempersiapkan diri untuk seleksi di tahun selanjutnya.

Apabila tujuanmu untuk mencari pengalaman, kamu juga harus tetap mengontrol waktu dan mengerem pengeluaran.

Mencari pengalaman tidak harus dilakukan selama setahun penuh dan menghabiskan biaya mahal.

Nah, pada waktu luang yang kamu miliki, kamu juga harus tetap mempersiapkan diri untuk menghadapi dunia perkuliahan.

2. Bimbel atau otodidak?

Mengikuti bimbel pada dasarnya dapat sangat membantu kamu untuk menggapai kampus impian.

Selain kegiatan belajar mengajar intensif yang tentunya membuat masa gap year-mu lebih produktif, beberapa hal yang menjadi nilai plus mengikuti bimbel adalah fitur konsultasi dan kisi-kisi soal.

Kedua fitur tersebut akan sangat membantu kamu dalam bersaing dengan ratusan ribu peserta seleksi lain yang juga mengincar kampus dan jurusan impianmu.

Namun, dengan mengikuti bimbel maka kamu harus mengeluarkan biaya ekstra. Biaya mengikuti bimbel juga tidak murah sobat, apalagi yang intensif dan difokuskan untuk seleksi PTS. Biayanya bisa mencapai belasan hingga puluhan juta.

Pilihan lain yang dapat kamu pilih adalah belajar secara otodidak alias belajar sendiri. Cara ini jauh lebih murah dibandingkan dengan mengikuti bimbel.

Beberapa hal yang dapat kamu jadikan amunisi untuk menghadapi pertempuran secara otodidak adalah buku-buku bank soal dan try out terbuka yang biasanya dilaksanakan secara daring maupun luring.

3. Bekerja, kenapa tidak?

Bekerja juga bukan merupakan hal yang buruk. Selain membuatmu lebih mandiri secara finansial, bekerja juga berarti menambah pengalaman yang akan menjadi nilai lebihmu dibandingkan dengan teman-teman sejawatmu.

Pengalaman bekerja yang kamu cantumkan di CV setelah lulus dari perguruan tinggi akan membuatmu lebih unggul dibandingkan dengan teman-temanmu yang langsung memilih kuliah.

Ada banyak pekerjaan yang tersedia untuk lulusan SMA/SMK, mulai dari pekerjaan yang mengikat di perusahaan-perusahaan/kantor-kantor hingga pekerjaan yang lebih longgar seperti mengajar les dan menjadi freelancer.

4. Jadi junior teman seangkatan?

Memutuskan untuk gap year berarti membiarkan diri kamu tertinggal selama satu tahun pelajaran dari teman seangkatan secara akademik.

Ketika kamu memutuskan untuk kuliah pada tahun berikutnya, maka teman-teman seangkatan kamu sudah menjadi senior.

Hal ini mungkin tidak terlalu penting apabila kamu tidak menganggap ini sebagai sebuah masalah. Namun, hal ini akan menjadi pertimbangan yang perlu apabila kamu merasa gengsi menjadi junior dari teman-teman kamu.

5. Mendapatkan stigma negatif

Banyak orang yang memandang sebelah mata dengan mengasosiasikan keputusan gap year dengan pengangguran dan kegagalan akademik.Oleh karena itu, kamu harus mempersiapkan diri dengan berbagai pandangan tersebut, yang tak jarang diekspresikan melalui pertanyaan hingga seruan.

Selain itu, kamu harus selalu bercerita khususnya mengenai rencanamu setelah mengambil gap year dengan keluarga dan orang-orang terdekatmu agar mereka bisa selalu memberi dukungan moral dan bantu menjelaskan kepada orang lain.

6. Gap year lagi atau kuliah swasta?

Hal terakhir yang harus kamu pertimbangkan terkait dengan follow-up atau rencana lanjutan yang harus kamu persiapkan untuk tahun berikutnya. Oleh karena itu, kamu juga harus tetap menyiapkan rencana jangka panjang terkait langkah yang akan kamu ambil apabila tetap tidak lulus.

Maka, pilihan kamu hanya dua: gap year lagi untuk kembali mempersiapkan diri di tahun depan atau mengubur impian dan masuk ke kampus swasta.

Untuk pilihan pertama, maka kamu harus mempertimbangkan lebih lanjut terkait dengan modal uang, tenaga dan waktu yang kamu miliki.

Sementara pilihan lainnya untuk masuk ke kampus swasta juga bukan merupakan pilihan yang buruk. Yang terpenting, kampus swasta yang kamu pilih harus memiliki reputasi yang baik.

Hal ini bisa dilihat dari beberapa hal, seperti fasilitas, prestasi ataupun akreditasi kampus swasta tersebut.

Lagipula, meski memilih kuliah di kampus swasta, kamu tetap bisa kok mengikuti seleksi masuk ke kampus negeri di tahun berikutnya. Setidaknya, modal uang dan waktu yang kamu miliki tidak akan sebesar apabila memilih untuk gap year lagi.