Review: Encanto

Disney Animation Studio sudah lama menjadi tolak ukur perfilman animasi. Karya-karya melegenda selalu menjadi imajinasi para penikmatnya, terlepas dari usia ataupun negara. ‘Frozen’, ‘Moana’, ‘Snow White’, ‘Little Mermaid’ hanya segelintir buah kerja keras mereka yang menghiasi keluarga dimanapun berada. Kini, mendekati film ke-60, masih mampukah Disney memberikan karya berkualitas? hadir ‘Encanto’.

Kejutan demi kejutan. ‘Encanto’ layak mendapatkan tempat istimewa dari studio yang memulai semuanya. Tampilan visual yang gemerlang dan lagu-lagu energetik, ini menjadi film pertama Walt Disney Animation Studios yang menghadirkan kebudayaan Afro-Latino.

Berlatar di daerah pegunungan Kolombia bernama Encanto, menyoroti kisah keluarga Madrigal yang penuh warna dan eksentrik.
Konon katanya, Encanto selalu memberkahi semua anggota Madrigal dengan kemampuan magis kecuali Mirabel (Stephanie Beatriz). Kecewa dengan keadaannya, Mirabel memutuskan akan menjadi anggota paling sempurna di keluarga ini, tanpa diduga, dia malah menjadi harapan terakhir untuk menyelamatkan kekuatan sihir yang mulai terancam.

Dikutip dari pernyataan resmi Disney, ragam kekayaan budaya Kolombia terwakili dalam kostum, warna, pernak-pernik, makanan, aksen, flora fauna, hingga musik yang diciptakan Lin-Manuel Miranda.

Budaya khas Kolombia di film ini juga semakin terasa berkat kemampuan akting para pemeran yang didukung deretan aktor dan aktris berdarah negara itu. Kebanyakan pemeran masih belum dipamerkan Hollywood, tapi mereka semua membuat masing-masing karakter terasa hidup.

‘Encanto’ juga menyampaikan pesan tentang keluarga, dan mengeksplor betapa rumit dan menariknya hubungan itu.

Film ini dengan halus juga mengeksplor soal imigrasi Amerika Selatan, subjek yang menjadi tabu bagi banyak studio besar Hollywood untuk tidak hanya disampaikan, tetapi juga menggambarkan sisi humanis dari hal yang menjadi topik berita di AS juga seluruh dunia.

Disney Animation berharap dapat menarik banyak orang ke bioskop agar bisa ditonton berkali-kali. Tim Marketing mereka berusaha keras dalam menjaga rahasia, sampai-sampai terkesan promosinya kurang agresif, semoga lewat mulut ke mulut film ini bisa sukses.

Sangat sulit menebak adegan berikutnya, yang mana di zaman spoiler dan reboot dan adaptasi, menjadi kualitas langka. Ceritanya diperkuat oleh tampilan visual dan warna yang fantastis, pencahayaan yang inventif hingga desain karakter yang mendetail.

Ada teknik menulis yang disebut ‘Rule of Three’ dimana penulis harus selalu punya tiga ide dalam menyampaikan sesuatu (ini berlaku dalam membuat prosa, puisi, cerita lisan, film, dan iklan). Ini karena kalaupun ide pertama memang bagus, punya tiga ide akan memberikan terobosan kreatif karena dipaksa mencari ide ketiga, dari sini kreatifitas muncul. Jared Bush, Byron Howard, Charise Castro Smith, Jason Hand dan Nancy Kruse lebih dari mampu menerapkan teknik ini dan membawa keunikan tersendiri.

‘Encanto’ menjadi contoh gemilang Disney dalam memberikan representasi dan animasi berkualitas. Ini juga dipastikan dapat bersaing di ajang Oscar.