Riset Membuktikan: Tubuh dan Otak Kita Memang Butuh Liburan

Liburan yukkk. (Foto:99.co)

Sekolahnews.com – Pandemi covid-19 yang sudah berlangsung lebih dari 6 bulan  membuat pola kehidupan kita dipaksa berubah. Dengan diberlakukannya berbagai batasan-batasan dan kebiasaan untuk mencegah penularan virus ini berimbas pada berbagai aktivitas, antara lain liburan.

Manfaat liburan tidak hanya untuk melepas kepenatan dari rutinitas semata, tapi juga salah satu cara manusia memperbaiki sistem kekebalan tubuh dan membantu melawan infeksi.

Hal itu diungkapkan oleh para ilmuwan dari Queen Mary University of London yang diterbitkan dalam jurnal Frontiers in Immunology. Mereka mengungkapkan setidaknya pelesiran selama dua pekan tubuh kita akan mampu meningkatkan kinerja sistem kekebalan tubuh dan melawan infeksi.

Pada saat liburan, kita akan dihadapkan dengan lingkungan yang baru. Perubahan lingkungan itu terbukti akan memengaruhi fungsi sel-T, yang merupakan satu jenis sel darah putih yang sangat penting bagi kekebalan tubuh. Peningkatan fungsi sel-T terbukti bisa memperkuat orang yang terjangkit virus HIV (AIDS), radang sendi, dan penyakit kronis lainnya.

Penelitian lain tentang manfaat liburan bagi tubuh juga pernah dijelaskan para ilmuwan dari Stanford University dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Science. Penelitian itu membuktikan bahwa piknik yang dilakukan dengan cara hanya berjalan-jalan di alam bebas merupakan cara ampuh untuk mengurangi pikiran negatif.

Kesimpulan itu pun sebenarnya sudah melewati masa percobaan terhadap 28 orang yang berjalan kaki selama 90 menit di alam bebas. Mereka dibagi ke dalam dua kelompok. Kelompok pertama akan berjalan-jalan di sekitar Stanford, sebuah tempat yang ditumbuhi rerumputan, pepohonan, dan semak-semak. Sementara kelompok lainnya berjalan di salah satu ruas jalan tersibuk di sekitar Palo Alto, California, Amerika Serikat.

Hasilnya, melalui kuesioner yang diberikan kepada para partisipan, kelompok orang yang berjalan di sekitar Stanford cenderung memperlihatkan penurunan aktivitas otak yang berhubungan dengan penyakit mental. Sebaliknya, pikiran-pikiran negatif justru kerap muncul di kepala para partisipan yang berjalan di ruas jalan Palo Alto.

Dikutip dari Myfoxorlando.com, ada 4 alasan yang membuat liburan menjadi hal yang penting bagi otak yaitu:

1. Meningkatkan memori
Dr Russell Poldrack selaku direktur Imaging Research Center dari University of Texas di Austin menuturkan berlibur akan memberikan pengalaman baru, kondisi ini akan membuat otak merespons dengan melepaskan dopamin ke dalam hippocampus (bagian otak yang menciptakan memori atau kenangan). Hal ini akan meningkatkan memori dan membantu melindungi dari penyakit Alzheimer.
2. Meningkatkan kreativitas
Peneliti Amerika dan Perancis menemukan liburan bisa meningkatkan kemampuan dalam memecahkan masalah, meningkatkan kesadaran akan koneksi yang terputus serta mendorong orang untuk mencoba sesuatu yang baru. Hal ini karena liburan memfasilitasi pikiran kreativitas seseorang.
3. Mempertajam konsentrasi
Peneliti dari University of Pittsburgh melaporkan orang dengan kondisi kesehatan yang serius cenderung mengambil waktu luang lebih sedikit sehingga meningkatkan kadar hormon stres. Poldrack menuturkan ketika seseorang lelah, maka korteks prefrontal akan kewalahan akibat banyaknya hormon stres dan membuat seseorang kehilangan fokus atau konsentrasi.
4. Memberikan waktu istirahat
Studi menemukan 2-3 hari setelah liburan orang akan memiliki waktu istirahat dan tidur yang lebih berkualitas, hal ini bahkan bisa meningkat hingga 80 persen. Tidur yang berkualitas bisa meningkatkan memori dan kesehatan otak.

Dengan pelonggaran PSBB di beberapa daerah sebenarnya kita bisa segera merencanakan liburan. Bedanya dengan tahun lalu, protokol kesehatan harus masuk dalam daftar persiapan kita: rapid atau PCR swab test sesuai persyaratan, masker dan pembersih tangan, serta suplemen penambah kebugaran tubuh.

Berwisata di dalam negeri menjadi pilihan. Selain akibat kesulitan berperjalanan ke luar negeri, tentu sudah tahu bahwa banyak atraksi wisata yang tak kalah menarik di seantoero Nusantara.

“Berwisata di negeri sendiri itu menyenangkan karena pilihan Indonesia itu palugada, ‘apa lo mau, gue ada.’ Mau pilihan nature, culture, sampai tempat wisata buatan manusia, itu semua ada pilihannya. Indonesia memberikan banyak pilihan aktivitas,” kata Diah Paham, Direktur Komunikasi Pemasaran, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI (Kemenparekraf) pada acara webinar Kemenparekraf x GNFI bertajuk Good News is Good News pada Rabu (7/10).

Rasanya memang betul. Konon, untuk bisa mengelilingi Indonesia dari pulau satu ke pulau lainnya membutuhkan waktu hingga 37 tahun. Itupun kita hanya punya waktu satu hari untuk menikmati satu pulau. Padahal, satu pulau di Indonesia menyimpan ratusan atau bahkan ribuan keindahan dan kekayaan, baik dari keindahan alam, juga ragam budayanya.

“Di Sumatera itu ada 54 bahasa. Analoginya, kalau kita jalan dua jam naik mobil, kita sudah ketemu etnis dengan bahasa yang beda. Jalan dua jam lagi, kita bertemu dengan bahasa yang beda lagi,” papar Akhyari Hananti, founder GNFI dalam forum yang sama.

Maka dari itu, pemerintah melalui Kemenparekraf kini tengah menggaungkan kampanye #DiIndonesiaAja. Gerakan ini digulirkan dengan mengingat potensi wisata Indonesia yang rasanya tidak akan ada habisnya.

Kondisi kali ini memang belum 100 persen memungkinkan kita untuk liburan dan berwisata, namun kesempatan itu ternyata telah terbuka. Bagi yang punya kesempatan untuk berlibur, tetap menjadi pelancong yang bijaksana. Patuhi protokoler kesehatan, hormati para wisatawan lainnya, serta tetap lindungi kebersihan dan kenyamanan lingkungan tempat wisata yang didatangi. (dikutip dari berbagai sumber).