Teknologi Canggih Kedokteran

Perkembangan teknologi terus meningkat. Tak hanya teknologi komunikasi layaknya smartphone yang selalu update mengenai teknologi terbaru. Di dunia kedokteran juga memiliki peningkatan teknologi yang pesat.

Dunia kesehatan banyak menemukan teknologi-teknologi canggih yang mendukung proses pengobatan maupun pencegahan suatu penyakit. Beberapa teknologi tersebut mungkin terkesan asing bagi beberapa orang awam. Berikut ini akan kami sampaikan beberapa alat-alat kesehatan yang canggih.

PENYAMBUNG SEL KULIT DAN SEL TULANG

Patah tulang pasti bukan lagi hal yang asing terdengar di telinga Anda. Beberapa orang mungkin mengalami patah tulang akibat kecelakaan. Apakah Anda dapat membayangkan rasa sakit saat patah tulang? Saat patah tulang tentu rasa sakit yang dirasakan mengerikan. Di Indonesia, solusi yang diambil untuk menangani pasien patah tulang biasanya dengan menggunakan pen. Pen merupakan sejenis alat penyambung tulang sementara yang terbuat dari logam.

Akhir-akhir ini, sebuah universitas di Jepang berhasil menemukan inovasi baru di bidang kesehatan untuk menyambung tulang seseorang yang patah. Alat tersebut merupakan alat yang memiliki bentuk mirip chip komputer. Chip tersebut mampu menyambungkan sel-sel tulang dan sel kulit sementara. Chip ini mampu mengurangi rasa sakit dan nyeri saat patah tulang sebelum dilakukan penanganan lanjut untuk menyambung tulang yang patah. Hal ini tentu sangat membantu tenaga medis dan korban.

Selain teknologi chip penyambung sel-sel tulang, sebuah universitas di Jepang juga telah berhasil menemukan teknologi yang disebut dengan “chargo”. Teknologi ini merupakan teknologi sengatan listrik yang berfungsi untuk menutup luka pada kulit. Chargo akan memberikan instruksi pada kulit kita untuk menyambung. Alat ini dilengkapi dengan teknologi berbasis TNT atau Tissue Nanotransfection. Alat ini berhasil diujikan pada hewan uji tikus. Chargo terbukti berhasil menutup luka parah pada kaki tikus sehingga sel-sel syaraf dan aliran darah pada kaki tikus kembali normal.

MICRONEDLE PATCH

Alat ini merupakan temuan baru yang ditemukan oleh para peneliti dari Medical Center Colombia University. Alat ini berfungsi untuk mencairkan lemak pada tubuh. Tentu alat tersebut sangat membantu orang-orang yang sedang mengalami obesitas. Alat ini bekerja dengan cara mengubah obat-obatan tertentu yang diinjeksikan pada micronedle ke area-area tertentu. Alat tersebut mampu mengubah lemak coklat menjadi lemak putih. Lemak coklat adalah lemak yang dapat mengendap dalam tubuh, sedangkan lemak putih adalah lemak yang dapat menjadi cadangan makanan pada tubuh. Lemak putih yang membantu tubuh kita saat tidak mendapat asupan makanan. Alat ini telah terbukti berhasil setelah diujikan pada tikus. Lemak pada tikus terbukti menurun sebesar 20%.

Beberapa teknologi di atas adalah contoh teknologi mutakhir yang membantu para tenaga medis dalam melakukan pengobatan atau penyembuhan. Namun alat-alat tersebut belum beredar secara luas, bahkan di Indonesia mungkin belum ada yang memakai alat tersebut. Masih ada beberapa alat teknologi canggih yang dapat membantu para praktisi medis dalam melakukan pengobatan

SEL PUNCA MESENKIMAL (MESENCHYMAL STEM CELLl)

Sel punca adalah sel yang belum berdiferensiasi dan mempunyai potensi yang sangat tinggi untuk berkembang menjadi banyak jenis sel yang berbeda di dalam tubuh.

Sel punca mesenkimal dapat berdiferensiasi menjadi sel-sel tulang, otot, ligamen, tendon, dan lemak. Terapi sel punca saat ini merupakan trending di dunia kedokteran dan bahkan banyak bahkan banyak diklaim untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Namun, tidak semua klaim sel punca adalah “the real stem cell”.

Menurut dr. Hendy terapi sel punca yang sudah terbukti secara klinis dalam berbagai studi di dunia adalah terapi sel punca autologus, dimana sel punca berasal dari tubuh sendiri, dibiakkan, lalu dimasukkan kembali ke tubuh pasien itu sendiri.

Pada terapi sel punca autologus, sumsum tulang yang kaya akan sel punca diambil dari tubuh pasien, lalu dibawa ke laboratorium yang tersertifikasi untuk diisolasi dan kemudian dibiakkan hingga sel punca mencapai jumlah tertentu.

“Setelah itu, sel punca yang sudah dibiakkan akan disuntikan kembali ke bagian yang cedera di tubuh pasien. Sel punca yang disuntikkan diharapkan akan berdiferensiasi menjadi jaringan sesuai dengan jaringan yang cedera untuk melakukan regenerasi,” dr. Hendy.

Dalam dunia ortopedi, lanjut dr. Hendy aplikasi terapi stem cell dilakukan pada cedera tulang rawan, osteoarthritis, patah tulang non-union, patah tulang berat dengan defek tulang, dan cedera saraf tulang belakang. Namun, hingga saat ini belum ada panduan terstandarisasi mengenai aplikasi terapi sel punca untuk bidang ortopedi.

Hal ini pula yang menyebabkan bervariasinya hasil terapi sel punca di bidang ortopedi, beberapa mengklaim terapi ini berhasil dan beberapa mengklaim tidak berhasil.

“Terapi sel punca membuka harapan penyembuhan di bidang ortopedi untuk masa depan, tetapi masih diperlukan penelitian lebih lanjut dan standarisasi untuk mencapai hal tersebut. Sekarang ini masih dilakukan penelitian di beberapa institusi di Indonesia,” tutur dr. Hendy.