Ternyata Belajar Sejarah Membuat Kita Berpikir Kritis

SekolahNews — Ingin berpikir lebih kritis, pelajarilah sejarah. Kenapa bisa? Karena sejarah mengandung hukum kausalitas, atau sebab akibat.

Sejarawan Bonnie Triyana mengatakan mempelajari sejarah bisa membuat seseorang memiliki kemampuan berpikir kritis seperti dikutip dari laman Medcom.id (4/6/2020).

“Sehingga, orang yang belajar sejarah kelak akan menjadi orang yang kritis, logis, rasional mampu memahami persoalan dari cara pandang yang rasional,” kata Bonnie dalam diskusi daring bertajuk ‘Anak Bangsa Bicara Kebangkitan Nasional’, akhir Mei lalu.

Baca juga: Sejarah Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar)

Bonnie menuturkan mempelajari sejarah juga penting untuk memperbaiki pendidikan di Indonesia. Berkaca pada hasil PISA, Indonesia hampir berada di posisi buncit. Adanya kemampuan berpikir kritis yang dimiliki anak muda bisa meningkatkan ilmu pengetahuan di Indonesia.

“Ini semua pentingnya kita belajar sejarah dalam perspektif lebih luas. Bukan kemudian orang harus menjadi mahasiswa jurusan sejarah, tapi belajar sejarah supaya anak muda tumbuh daya kritisnya,” ujarnya.

Bonnie mengatakan, ilmu sejarah harus diajarkan dengan cara yang benar. Contohnya, mengungkapkan kejadian berdasarkan fakta dan menjelaskan peristiwa-peristiwa masa lalu dengan hukum kausalitas.

“Ini kan bikin anak, siswa, itu mengetahui kenapa ada revolusi industri, revolusi hijau. Itu kemajuan ilmu pengetahuan kita,” terangnya.

Baca juga: Lebih Dekat dengan Museum Zoologi ITB

Bonnie mengatakan, belajar sejarah itu ‘setengah dibohongin’. Ia mencontohkan isi buku Tan Malaka berjudul Aksi Massa yang mengatakan bahwa kehebatan pada zaman Wangsa Sailendra adalah Borobudurnya, tetapi hanya mandek di situ. Sementara pythagoras dengan rumus matematikanya masih digunakan sampai saat ini.

“Ia (Tan Malaka) ingin mengatakan hendaknya kita melihat sesuatu di masa lalu itu dengan kritis, kalau dengan kritis kita bisa belajar,” tuturnya.

Yuks, pelajari sejarah.