3 Elemen Pendukung Pendidikan Generasi Milenial Indonesia

SekolahNews — Masa depan yang harus dihadapi generasi milenial saat ini kian rumit dan kompleks. Perlu pendidikan yang tepat agar milenial siap menyongsong masa depannya dengan percaya diri.

Kenapa begitu? Kerena kemudahan akses informasi yang ditopang internet dan media sosial ibarat dua sisi mata uang, seperti dilansir kumparan.com.

Di satu sisi bisa menumbuhkan iklim kreatif dan semakin luasnya pengetahuan, tapi di sisi lain, berpotensi menyebabkan dekadensi moral dan spiritual.

Baca juga: Pendidikan Keluarga adalah yang Utama

Untuk mengantisipasi hal yang disebut terakhir, peran orangtua dan guru sebagai pengawas dan pengarah agar generasi muda menggunakan internet sebagaimana mestinya saja belum cukup.

Lebih dari itu, dibutuhkan revitalisasi elemen-elemen pendidikan yang mampu menangkal dan menyaring pengaruh buruk yang berpotensi masuk ke dalam diri generasi muda. Elemen-elemen tersebut antara lain:

Penguatan Pendidikan Karakter

Menurut John W. Santrock “Pendidikan karakter merupakan pendekatan langsung untuk pendidikan moral dengan memberi pelajaran kepada peserta didik tentang pengetahuan moral dasar untuk mencegah mereka melakukan perilaku tidak bermoral atau membahayakan bagi diri sendiri maupun orang lain,” dilansir Kompas.com (20/10/2015)

Dalam konteks era digital tentu pendidikan karakter sangat penting. Mengingat, internet adalah belantara yang liar, di mana konten-konten informasi yang positif dan negatif bercampur jadi satu. Hanya fondasi moral yang kuat di dalam diri, dalam arti bisa membedakan mana yang baik dan buruklah yang bisa menjamin masa depan generasi muda Indonesia tetep cerah.

Revitalisasi Pengetahuan Humaniora

Pengetahuan yang berhubungan dengan budaya, kemanusiaan, dan nilai-nilai spiritual ini bisa dianggap kalah pamor di kalangan generasi muda bangsa. Banyak yang lebih menyukai pengetahuan eksakta dan teknis yang bisa mengarahkan mereka ke hal-hal praktis serta menghasilkan skill untuk bekerja. Akan tetapi, jika generasi muda Indonesia mengabaikan pengetahuan budaya, kemanusiaan, dan religi, mereka akan mudah terpengaruh budaya luar.

Seperti kata BJ. Habibie, yang dikutip dari Republika.co.id (08/08/2016), ada tiga hal penting dalam pendidikan, yaitu agama, budaya dan ilmu pengetahuan yang disertai pengamalan teknologi. Ketiganya harus berjalan sinergis, karena jika satu saja tidak ada dan timpang, potensi tergerusnya rasa cinta terhadap budaya bangsa dan hilangnya empati sosial akan kian membesar.

Baca juga: Program Digitalisasi Sekolah Akan Didukung dengan Peningkatan Kompetensi Guru
Optimalisasi Teknologi

Kemajuan sebuah bangsa sering diukur dengan seberapa canggih bangsa tersebut, baik itu dalam mengadopsi maupun mencipta sebuah teknologi. Dalam hal ini sebut saja Jerman, Jepang, Amerika Serikat, dan Tiongkok yang merupakan bangsa-bangsa penemu teknologi canggih. Seakan-akan mencipta sesuatu yang baru atau inovasi sudah mendarah daging di dalam diri masyarakatnya.

Karena itu, agar generasi muda Indonesia bisa bersaing dan berkontribusi besar di kancah global, sudah semestinya pengetahuan teknologi yang terkait perkembangan teknologi terkini menjadi kurikulum tersendiri di sekolah. Tujuannya, untuk membangun generasi muda Indonesia yang techy, berjiwa invention dan inovatif.