Kisah Vinnie, dari Kampus Kecil Pinggir Kali Ciliwung, Sukses Bekerja di Jepang

Sekolahnews.com –  Kesuksesan tidak selalu ditentukan oleh seberapa terkenal sekolah atau kampus tempat kamu mengenyam pendidikan. Semua bisa ditentukan oleh seberapa besar semangatmu untuk mengejar impian.

Meski tidak kuliah di perguruan tinggi ternama, Vinnie Teo berhasil membuktikan bahwa impian yang diiring kerja keras dapat membuat siapapun, terutama anak muda untuk sukses, bahkan mampu berkarier di luar negeri.

Melalui akun Instagram pribadinya, Vinnie mengaku bahwa ia merupakan alumnus dari kampus kecil di bantaran Kali Ciliwung. Tepatnya di daerah Pancoran, Kota Jakarta Selatan. Berkat kemampuan dan semangat yang dia miliki, Vinnie berhasil mendapat tawaran untuk bekerja di perusahaan yang ada di Tokyo, Jepang.

“Banyak yang ngira lulusan kampus negeri, kampusnya terkenal nih, soalnya kerjanya di Jepang. Ada aja perjalanan dinas ke mana lah, naik pesawat lah. Salah, gue lulusan kampus kecil di pinggir kali Ciliwung,” tutur Vinnie dalam unggahan Reels yang disukai oleh 48.985 orang itu.

“Kalau ngelamar di perusahaan lain dokumennya sudah kalah sama anak kampus terkenal. Sayang banget yang perusahaan banyak yang mandang sebelah mata lulusan kampus kecil. Padahal di luar sana banyak banget SDM yang punya skill lebih bagus dibanding lulusan kampus terkenal,” imbuhnya.

Dikutip dari kompas.com, Vinnie menceritakan perjalanan kariernya sejak lulus hingga akhirnya bisa bekerja di sebuah perusahaan energi terbarukan yang berada di Tokyo, Jepang. Vinnie mengaku, ada sejumlah strategi yang membuatnya bisa bekerja di Jepang, salah satunya mengambil jurusan kuliah S1 Bahasa Jepang.

Menurut Vinnie, kebanyakan jurusan bahasa dari kampus kecil dipandang sebelah mata oleh perusahaan yang ada di Indonesia. Namun, hal ini tidak berlaku di semua perusahaan, apalagi perusahaan luar negeri.

Vinnie mengatakan, lulusan Bahasa Jepang kebanyakan berkarier sebagai interpreter (penerjemah lisan), translator (penerjemah tulisan), general affair, sales, staff entry-mid level di perusahaan Jepang yang ada di Indonesia. Namun, sejumlah profesi ini tidak memberikan jenjang karier yang jelas.

“Perusahaan pada umumnya hanya menggunakan staf lokal untuk pekerjaan entry-mid level. Jadi posisi paling tinggi untuk orang Indonesia jurusan bahasa Jepang yang kerja di perusahaan Jepang di Indonesia adalah Asisten Manager,” terang Vinnie.

Sedangkan untuk posisi manager ke atas, atau level management, lanjut Vinnie, biasanya mereka lebih memilih ekspatriat Jepang yang tinggal di Indonesia. Jadi kesempatan karyawan lokal untuk kenaikan karier sangat minim.

Karena itu, strategi penting lainnya yang dilakukan Vinnie ialah bekerja di perusahaan Jepang di Indonesia dengan bos yang masih orang Jepang.

“Taktiknya adalah kerja di Perusahaan Jepang yang murni bosnya dari Jepang, belum ada kontaminasi orang Indonesia, mereka lihatnya skill (kemampuan) nggak lihat almamater lulusan kampus mana,” imbuhnya.

Vinnie mengaku, keinginannya untuk bekerja di Jepang semakin besar setelah ia mendengar cerita dari kenalannya yang merupakan orang Indonesia yang sudah lebih dulu bekerja di Jepang.

Mereka memiliki karier yang jelas, dan sangat diberdayakan kemampuan dan kemauan untuk belajarnya. Hal ini yang memotivasi Vinnie untuk mencari peluang karier di Jepang.

Setelah lulus kuliah, Vinnie sempat bekerja sebagai property consultant di perusahaan start-up asal Jepang di Jakarta.

Untuk menambah pengalaman, di hari libur Vinnie mengambil tawaran kerja freelance sebagai interpreter di tempat lain. Dari pekerjaan ini, Vinnie bertemu banyak orang, mulai dari sesama interpreter, hingga business owner.

“Dari sini saya banyak memiliki koneksi baru. Dengan menjaga koneksi ini saya sering mendapatkan tawaran pekerjaan di luar pekerjaan utama sebagai property consultant,” tutur Vinnie.

Salah satu relasi Vinnie memperkenalkan dengan salah satu perusahaan Jepang yang memiliki bisnis di Indonesia, dan mencari staf orang Indonesia yang bisa bahasa Jepang dan Inggris. Tanpa melihat lulusan kampus mana, Vinnie berhasil mendapatkan tawaran untuk pekerjaan di perusahaan yang bergerak di bidang energi terbarukan. Meski sempat ragu karena bidang yang ditawarkan sengat berbeda dengan pekerjaan sebelumnya, namun semangat untuk terus belajar membuat Vinnie yakin untuk mencoba.

Harus punya kemauan untuk terus belajar

Pemilik perusahaan tempat Vinnie bekerja meyakinkannya bahwa mereka akan memberikan waktu dan kesempatan untuk belajar mengenai bidang tersebut sambil bekerja.

“Sambil kerja, sambil belajar juga. Akhirnya saya terima tawaran kerja tersebut. Saya bekerja 2 tahun di Jakarta sebelum akhirnya dipindahkan ke Tokyo pada 1 April 2022 lalu,” beber Vinnie.

Vinnie memilih kesempatan belajar yang diberikan perusahaan. Selain itu sebagai lulusan jurusan bahasa Jepang, memiliki pengalaman kerja dan tinggal di Jepang dianggap sebagai nilai plus oleh banyak orang dan perusahaan. Vinnie mengaku, bekerja di luar negeri bisa diraih semua anak muda. Asal memiliki keterampilan bahasa asing, baik bahasa Inggris maupun bahasa asing lainnya.

Selain itu juga butuh interpersonal skill yang sangat berguna untuk membangun  dan menjaga koneksi

“Yang paling penting adalah kemauan untuk terus belajar, tidak terbatas hanya pada bidang yang digeluti, tapi juga bidang yang diminati dan dibutuhkan. Serta skill lain yang dibutuhkan sesuai dengan bidang pekerjaan,” imbuh Vinnie.

Vinnie menekankan, Jepang sebenarnya sangat terbuka untuk orang Indonesia untuk bekerja di negeri Sakura tersebut. Kualifikasi utama adalah kemampuan bahasa Jepang dan kemauan untuk belajar.

Vinnie juga memberikan saran supaya teman-teman semuanya memiliki pola pikir yang terbuka, rasa ingin tahu, inisiatif, dan kemauan untuk terus belajar.

“Saya yakin hal-hal ini membantu kita untuk bisa beradaptasi dan berkembang di segala macam lingkungan,” tandas Vinnie.(kompas.com).