Apa Sih Beda 1 Muharram dengan 1 Suro? Ini Penjelasannya

Sekolahnews.com – Dalam tradisi Islam di Jawa, 1 Muharram disebut 1 Suro. Apa beda 1 Muharram dengan 1 Suro? Ini penjelasannya.

Dalam tradisi Islam, 1 Muharram atau awal tahun baru Islam ditandai dengan peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dari Makah ke Madinah.

Peristiwa tersebut menandai babak baru dalam dunia Islam.

Pada masa Khalifah Umar, pembuatan kalender Hijriyah dimulai, dan diberlakukan mundur 17 tahun, terhitung sejak tahun hijrah Makah-Madinah.

Di tradisi Islam di Jawa, tanggal 1 Muharram disebut sebagai malam 1 Suro.

Nah, apa beda 1 Muharram dengan 1 Suro?

Pada dasarnya, 1 Muharram dan malam 1 Suro adalah sama. Yang membedakan dalam hal penyebutan serta tradisi yang mengiringinya.

Tanggal 1 Muharram adalah penanda tahun baru Hijriah, sementara 1 Suro adalah awal tahun baru Jawa yang menggunakan penanggalan Islam.

Istilah “Suro” juga berasal dari bahasa Arab, “Asyura”, yang berarti sepuluh. Asyura adalah hari ke sepuluh pada bulan Muharram.

Tanggal 1 Suro kerap dikesankan mistis dan angker. Hal ini tentu lantaran beberapa faktor yang melatarbelakanginya.

Misal faktor budaya Jawa yang mengadakan upacara atau ritual untuk peringatan hari-hari penting tertentu, termasuk malam 1 Suro.

Ritual malam 1 Suro itu pun lantas diwariskan dan dilanjutkan dari generasi ke generasi.

Kemistisan malam 1 Suro juga terkait dengan politik kebudayaan Sultan Agung dari Kerajaan Mataram pada medio 1628-1629.

Kala itu, Mataram mengalami kekalahan dalam penyerbuan ke Batavia. Kekalahan itu membuat pasukan Mataram terbagi ke dalam berbagai keyakinan seiring semakin masifnya Islam di tanah Jawa.

Nah, untuk merangkul pasukan Mataram yang telah terpecah belah itu, Sultan Agung menciptakan kalender Jawa-Islam dengan pembauran kalender Saka dari Hindu dan kalender Hijriah dari Islam.

Pembauran kalender ini membuat peringatan 1 Muharram tak bisa lepas dari tradisi Jawa yang masih kental dengan tradisi Hindu, seperti sesaji dan yang lain.(kalderanews.com).