Batuan Mars yang Dikumpulkan Perseverance Ada Petunjuk Kehidupan Purba

Houston, 12 September 2021 – Robot penjelajah Perseverance milik NASA telah mengumpulkan dua sampel batuan Mars. Batuan yang dikumpulkan ini menyimpan petunjuk kehidupan purba di Planet Merah.

Dilansir dari Phys, Minggu (12/9/2021), batuan-batuan yang dikumpulkan Perseverance ini diklaim memiliki tanda yang menunjukkan batuan tersebut telah bersentuhan dengan air untuk jangka waktu yang lama.

“Sepertinya batuan pertama kami mengungkapkan lingkungan berkelanjutan yang berpotensi layak huni,” kata Ken Farley, ilmuwan proyek untuk misi tersebut, dalam sebuah pernyataan Jumat (10/9/2021).

“Ini masalah besar bahwa air ada di sana untuk waktu yang lama,” imbuhnya.

Robot Perseverance NASA itu telah mengumpulkan sampel batuan Mars pertamanya yang dilabeli sebagai Montdenier pada 6 September lalu.

Sementara itu, sampel batuan Mars yang kedua, dilabeli dengan Montagnac, dari batu yang sama yang dikumpulkan pada 8 September.

Kedua sampel batuan Mars yang dikumpulkan robot Perseverance ini, memiliki ukuran yang sedikit lebih lebar dari pensil dengan diameter dan panjang sekitar 6 cm.

Sampel-sampel batuan yang diduga menyimpan tanda kehidupan di Mars tersebut telah disimpan dalam tabung tertutup di bagian dalam robot rover NASA ini.

Pada upaya pengambilan sampel batuan Mars yang pertama kalinya pada awal Agustus lalu, mengalami kegagalan. Setelah batuan itu terbukti terlalu rapuh untuk bertahan dari bor Perseverance.

Robot penjelajah NASA ini telah menjelajahi Kawah Jezero, yakni wilayah di planet Mars yang berada di utara khatulistiwa dari planet ini.

Kawah Jezero diyakini sebagai tempat di mana dulunya terdapat danau Mars pada 3,5 miliar tahun yang lalu, yakni ketika kondisi lingkungan planet merah ini jauh lebih hangat dan lebih basah daripada saat ini.

Batuan Mars dari sampel pertama yang diambil Perseverance, ditemukan dalam komposisi basaltik dan kemungkinan merupakan batuan dari hasil aliran lava.

Batuan vulkanik mengandung mineral kristal yang membantu dalam penanggalan radiometrik.

Tentu sampel-sampel batuan Mars ini, pada gilirannya akan dapat membantu para ilmuwan membangun gambaran tentang sejarah geologi dari wilayah tersebut.

Misalnya, tentang pembentukan kawah di planet Mars, hingga ketika danau muncul dan menghilang, serta bagaimana perubahan iklim planet Mars yang terjadi dari waktu ke waktu.

“Hal yang menarik tentang batuan ini juga adalah bahwa mereka menunjukkan tanda-tanda interaksi berkelanjutan dengan air tanah,” kata ahli geologi NASA Katie Stack Morgan pada konferensi pers.

Para ilmuwan telah mengetahui bahwa Kawah Jezero adalah rumah bagi sebuah danau, tetapi tidak dapat mengesampingkan kemungkinan bahwa air di Mars pernah membanjiri dan mengisi kawah ini selama 50 tahun.

Para ilmuwan NASA ini pun semakin meyakini bahwa air tanah pernah ada sangat lama di planet Mars.

“Jika batuan ini mengalami air untuk jangka waktu yang lama, mungkin ada celah yang dapat dihuni di dalam batuan ini yang dapat mendukung kehidupan mikroba purba,” tambah Stack Morgan, ilmuwan lainnya.

Mineral garam di inti batuan mungkin telah menjebak gelembung kecil air di Mars purba.

“Garam adalah mineral yang bagus untuk melestarikan tanda-tanda kehidupan kuno di Bumi, dan kami berharap hal yang sama berlaku untuk batuan di Mars,” tambah Morgan.

NASA berharap untuk mengembalikan sampel ke Bumi untuk dianalisis di laboratorium dengan lebih mendalam dalam misi bersama dengan Badan Antariksa Eropa (ESA) yang dilakukan sekitar tahun 2030-an.

(Sumber: Kompas.com)