Bersiaplah Menghadapi Revolusi Industri 4.0

SekolahNews — Revolusi Industri 4.0 merupakan perubahan dimana untuk memproduksi suatu barang, memanfaatkan mesin sebagai tenaga penggerak dan pemroses.

Revolusi industri ini hadir untuk menjawab permasalahan efektifitas dan efisiensi dalam memproduksi suatu barang.

Revolusi Industri 4.0 ini mengintregasikan antara teknologi cyber dan teknologi otomatisasi. Pemanfaatan robot dan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dalam proses produksi manufaktur akan semakin lazim.

Baca juga: Industri Kelas Dunia Puji Kemampuan Pelajar Indonesia

Perubahan ke arah automasi tersebut bisa mendatangkan berbagai dampak kepada para pekerja industry karena ada beberapa pekerjaan manusia yang digantikan oleh robot.

Mengutip hasil riset dari World Economic Forum, ada 10 kemampuan utama yang paling dibutuhkan di tahun 2020, yaitu :

1. Bisa memecahkan masalah yang komplek (complex problem solving),

2. Berpikir kritis (critical thinking),

3. Kreatif (creativity),

4. Kemampuan memanage manusia (people management),

5. Bisa berkoordinasi dengan orang lain atau team-work (coordinating with others),

6.  memiliki kecerdasan emosional (emotional intelligence),

7. Memiliki kemampuan menilai dan mengambil keputusan (judgment and decision making),

8. Berorientasi pelayanan atau mengedepankan pelayanan (service orientation),

9. Memiliki kemampuan negosiasi (negotiation),

10. Memiliki fleksibilitas kognitif (cognitive flexibility).

Menariknya, lebih dari setengah skil tersebut merupakan soft skill. Artinya, soft skill menjadi salah satu faktor paling penting untuk dimiliki para pekerja di masa depan, seperti kemampuan berkomunikasi dan bekerja sama dengan orang lain, memecahkan masalah, serta aspek kecerdasan emosional lainnya.

Perguruan tinggi saat ini tak hanya membekali anak didiknya dengan ilmu pengetahuan dan hard skill, tetapi juga mulai melakukan pengembangan soft skill.

Untuk itu, generasi milenial yang lahir pada medio 1980 – 1999 harus mulai mengasah soft skill mereka. Hal itu karena masa depan manufaktur Indonesia berada di tangan mereka.

Saat ini mungkin skill yang dibutuhkan sudah kita miliki, tetapi memang perlu dipertajam.

Baca juga: Penemuan 7 Ilmuwan Tanah Air Ini Diakui Dunia

Sistem pendidikan kita harus segera dibenahi agar mampu mendukung kemampuan yang dibutuhkan pada era industri 4.0. Disamping itu pemerintah juga harus menyiapkan sarana dan prasarana agar kita mampu bersaing dengan negara lain.

Studi Korn Ferry mengenai Global Talent Crunch memperkirakan pada 2030 mendatang, India bakal surplus tenaga kerja ahli digital sebanyak 245,3 juta orang. Sementara Indonesia diproyeksi kekurangan sekitar 18 juta tenaga ahli digital.

Untuk itu maka, melalui sistem pendidikan yang juga menekankan pengembangan soft skill, selain keterampilan teknis, generasi milenial ke depan bisa lebih mampu beradaptasi secara cepat terhadap perubahan dan memiliki bekal mumpuni untuk menghadapi masa depan dan pengembangan karirnya di tengah geliat revolusi industri 4.0.