Cara Aman Pakai WhatsApp untuk Cegah Konten Negatif

Sekolahnews.com – Seiring dengan masifnya pengguna media sosial WhatsApp (WA), para pengguna rentan terkena penyebaran hoax, penipuan, dan berbagai konten negatif lainnya. Sebagai pengguna yang bijak dan cakap, para pengguna bisa terhindar dari risiko negatif itu dengan melakukan beberapa langkah. 

Peneliti Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (Elsam) Alia Yofira mengatakan, masih banyak ditemukan konten berupa penipuan, ataupun berita hoax lainnya di media sosial. 

Menurutnya, hal itu tak lepas dari modus pelaku yang memakai teknik ilmu pemasaran untuk mempengaruhi psikologi seseorang yang akan dijadikan korban.

“Tapi (teknik pemasaran.red) itu sekarang marak sekali dibuat (pelaku) penipuan di media sosial,” kata Alia dalam diskusi Obral- Obrol liTerasi Digital (OOTD) siberkreasi Kominfo berjatuk ‘Tips Aman dan Privat di Whatsapp’ yang dipantau RRI.co.id secara daring. 

Siberkreasi Kominfo adalah gerakan nasional yang diusung untuk meningkatkan  literasi digital untuk mendukung dan menyebarkan konten positif di media sosial. Cara lain dapat dilihat lewat laman resmi info.literasidigital.id atau di media sosial @Siberkreasi. 

Kasus-kasus penipuan dan berita hoaks yang menyebar di media sosial, seperti informasi testimoni pesugihan, berpura-pura menjadi polisi dengan meminta uang untuk menolong keluarga korban kecelakaan, meminta penggandaan nomor atau (one time pasword (OTP) hingga memberikan informasi palsu terkait bantuan sosial (bansos) dari pemerintah.

“Nah bentuk-bentuk ini yang sebenarnya harus diwaspadai karena menyasar aspek psikologi kita. Yang mana kita harus meningkatkan mawas diri kita,” tuturnya.

Oleh karena itu, para pengguna media sosial WhatsApp diminta untuk selalu memverifikasi informasi yang tidak diketahui sumbernya. 

“Terlebih, bagi para pengguna WhatsApp di Indonesia yang belakangan sudah mencapai angka hingga 2 miliar pengguna. Tentunya, hal ini menjadi sasaran empuk pelaku untuk melakukan modus penipuan dan informasi negatif lainnya,” pungkasnya. 

Oleh karena itu, Alia meminta masyarakat agar melakukan cek berlapis terhadap pesan informasi yang diterima. 

Sementara Manajer Kebijakan Publik WhatsApp di Indonesia, Esther Samboh, mengakui masih banyak informasi negatif yang disebar antar seseorang melalui WhatsApp yang mengganggu penggunanya. 

Karena itu, ia memberikan sejumlah tips agar pengguna bisa menghindari informasi yang tidak jelas. Salah satunya melalui enkripsi end to end.

“Nah whatsapp itu sendiri berbeda dengan aplikasi perpesanan lainnya. Whatsapp itu sendiri menyiapkan enkripsi end to end.Artinya hanya kita dan orang yang kita kirimkan pesan itu yang bisa membaca, melihat atau mendengarkan audio, video atau dokumen,” kata dia. 

“Enkripsi end to end ini bisa menjaga privasi dan menghindari supaya data kita tidak digunakan oleh pihak lain,” lanjutnya.

Selain enkripsi end to end, Esther menyebut, para pengguna juga dapat menggunakan fitur block atau laporkan apabila mendapati pesan dari nomor yang tidak jelas. 

“Jadi jangan ragu atau khawatir. Karena itu bisa dilaporkan itu bukan hanya grup atau akun, tapi sekarang ketika kita hold atau ketuk pesannya yang lama, itu bisa muncul selain itu ada reaction juga langsung ada tanda segitiga atau tanda seru (laporkan/report),” paparnya.

Hal itu juga yang sering dilakukan oleh seorang Content Creator, Rian Fahardhi. Dalam diskusi tersebut ia mengaku sering terganggu dengan banyaknya informasi hoaks yang ia terima setiap harinya.

“Nah berangkat dari situ, penting kita untuk memilih informasi. Kalau itu buruk muntahkan, kalau itu baik dan tentunya sudah dicek kebenarannya, baru sampaikan,” ucap Rian.

Rian mengatakan, dirinya tak segan untuk memanfaatkan fitur ‘blokir’ yang ada di WhatsApp apabila ada seseoranng yang mengganggunya dengan menyebarkan informasi hoaks setiap hari.   “Jujur jika ada yang mungkin berpotensi untuk meresahkan yaudah gapapa diblock. Kita menghindari yang namanya toxic. Dimana toxic ini bisa mengganggu pikiran kita, keseharian kita dalam beraktivitas,” ujarnya.(rri.co.id).