Cerita Abi, Mahasiswa Difabel Peraih Beasiswa Chevening

Sekolahnews.com – Bisa berkuliah di negara maju seperti Inggris bukanlah hal yang mudah diwujudkan terlebih di samping keterbatasan. Namun, hal tersebut dipatahkan oleh Abi Marutama.
Abi adalah awardee Beasiswa Chevening 2023/2024. Ia merupakan lulusan dari School of Law, University of Leeds, West Yorkshire, Inggris.

Alasan kuat yang membuatnya ingin melanjutkan kuliah di Inggris adalah tertarik belajar tentang Undang-Undang dan Hak Asasi Manusia (HAM) di Inggris yang mengatur tentang penyandang disabilitas.

“Saya banyak membaca literatur mengenai perjuangan penyandang disabilitas di UK dan cukup menarik. Saya belum mengetahui tentang perundangan Inggris terhadap disabilitas di UK gitu. Untuk itu saya tertarik mengejar studi di UK,” katanya dalam acara Pembukaan Beasiswa Chevening di Kedutaan Besar Inggris Jakarta.

Selain berangkat dari minatnya tentang hukum dan HAM, Abi pun mengaku dirinya ingin tahu bagaimana cara orang-orang Inggris memandang dirinya sebagai seorang penyandang disabilitas.

“Dan yang paling penting adalah saya ingin merasakan bagaimana warga Inggris membantu saya sebagai seorang penyandang disabilitas. Contohnya saya pergi untuk membeli sesuatu, saya tahu bagaimana penduduk di sana membantu saya sebagai seorang disabilitas,” tuturnya.

Sempat Khawatir di Awal Perkuliahan
Walau keinginan dan tekadnya kuat untuk bisa berkuliah di Inggris, Abi sempat khawatir saat awal masa perkuliahan. Ia merasa takut kondisinya membuat ia terbatas beraktivitas di sana.

“Saya cukup khawatir karena dengan kondisi dan saya baca di guidelines yang diberikan oleh Chevening itu segala sesuatunya harus diurus sendiri,” ungkapnya.

Namun, kekhawatiran tersebut bisa ditebas lewat layanan yang diberikan oleh pihak Chevening. Abi mengatakan dirinya merasa banyak terbantu oleh pihak Chevening dan kampus tempatnya berkuliah.

“Jadi saya khawatir bagaimana pertama kali saya bisa sampai di UK, saya harus ke mana, kemudian harus melakukan apa, ternyata respon dari sekretariat itu sangat baik dan itu sesuatu yang mungkin di Indonesia sangat jarang sekali yang temukan bahkan di level pemerintahan,” katanya.

Abi menuturkan dalam sehari bisa 15 email berbeda dari 3-4 orang dari pihak University of Leeds yang menanyakan tentang kondisi dan kebutuhan Abi.

“Ini sesuatu yang tidak pernah saya dapatkan ketika saya kuliah S1 di Indonesia. Sangat sangat terkagum, dan di luar ekspektasi saya ketika membayangkan saya harus melakukan segala sesuatu sendiri,” katanya.

Aktif Perjuangkan Hak Disabilitas
Di samping keterbatasannya, Abi Marutama memanfaatkan pengalamannya sebagai seorang profesional penyandang disabilitas penglihatan untuk memberdayakan penyandang disabilitas Indonesia dan mengadvokasi hak-hak disabilitas di Indonesia.

Pada tahun 2016, Abi bergabung dengan Jaringan Pembangunan Perkotaan yang Inklusif dan Dapat Diakses Disabilitas. Lewat komunitas tersebut Abi dan teman-temannya berhasil mengajak penyandang disabilitas untuk berkontribusi sebagai pemangku kepentingan dalam Agenda Perkotaan Baru yang diadopsi oleh PBB dalam Konferensi Habitat III yang diselenggarakan di Quito, Ekuador.

Kemudian di tahun 2018, Abi menjadi Analis Hak Asasi Manusia di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, di mana ia bekerja pada isu-isu hak-hak disabilitas dan membantu mempromosikan inklusi disabilitas pada skala nasional.(detik.com).