Ir. Sutami, Menteri Tapi Miskin
SekolahNews — Mungkin tidak banyak dari kita yang mengenal Ir. Sutami. Siapa dia ?
Ir. Sutami atau Soetami yang lahir tanggal 19 Oktober 1928 di Surakarta, Jawa Tengah dan meninggal di Jakarta tanggal 13 Nopember 1980 adalah seorang insinyur sipil yang pernah menjabat Menteri Pekerjaan Umum Indonesia.
Pria lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) ini punya andil besar untuk beberapa proyek di Indonesia, seperti: Gedung DPR, Jembatan Semanggi, Waduk Jatiluhur, Bandara Ngurah Rai, dan Jembatan Musi Palembang.
Baca juga: Mengenang Bob Hasan: Pengusaha dan Pembina Olah Raga
Usianya baru 33 tahun, namun keahliannya di bidang konstruksi, khususnya perbetonan, sudah sampai di telinga Bung Karno.
“Bung Karno minta Bapak untuk ke Jerman untuk lihat jembatan daun di sana. Setelah beberapa hari di Jerman, Bung Karno langsung merintahkan Bapak untuk bangun jembatan di Jakarta,” kenang Sri Haryati atau sering dipanggil Sri yang merupakan istri Ir. Sutami seperti yang kutip dari kumparan.com.
Bung Karno begitu percaya kepada Sutami, yang notabene anak baru di dunia rekonstruksi. Saat itu padahal ada Prof Dr Roosenoo Soerjohadikoesoemo, yang merupakan mantan Menteri Pekerjaan Umum dan lebih berpengalamaan.
“Pokoknya apa kata Sutami itu kata saya. Begitu kata Bung Karno,” ungkap dia.
Di usia 33 tahun, Sutami menemukan sebuah teknik konstruksi yang begitu mengagumkan.
Dengan ide briliannya, Sutami kemudian berhasil mengarsiteki Jembatan Semanggi yang terinspirasi daun semanggi.
Teknik yang diperkenalkan Sutami terkait dengan perbetonan. Teknik tersebut dikenal dengan istilah prestressed-concrete. Teknik ini bisa meregangkan beton.
Berikut ini adalah perjalanan karir Ir. Sutami yang (dikutip dari kumparan.com):
Baca juga: Penemuan 7 Ilmuwan Tanah Air Ini Diakui Dunia
1956 : lulus menjadi insinyur dari Institut Teknologi Bandung
1957 : bekerja di proyek penjernihan air, Cisangkui Bandung
1958 : direktur HMB.NV
1961 : Direktur Utama PT. Hutama Karya
1961 : Kepala Proyek Pembangunan Jembatan Semanggi
1963 : Kepala Proyek Jembatan Semanggi
Diangkat menjadi Menteri :
Kabinet Dwikora:
25 Mei 1965 : Menteri Negara Urusan Penilaian Konstruksi
10 Juni 1965 : Menteri PUT, Membangun gedung Konefa DPR
21 Pebruari 1966 : Menko Kompartemen Pekerjaan Umum dan Tenaga
27 Maret 1966 : Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga
Kabinet Ampera :
25 Juli 1966 : Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga
1 Oktober 1967 : Menteri Pekerjaan Umum
6 Juni 1968 : Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik
Kabinet Pembangunan :
1971-1973 : Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik
Ia pun banyak menerima berbagai tanda jasa, seperti : Satya Lencana Pembagunan, Bintang Ancient Order of Sikatuna Medal Maginoo (Philipina), Bintang Grand (Belgia), Piagam Anugrah, Bintang Maha Putra Adiprana.
Kehidupan Seorang Menteri
Dengan segala kehebatan dan prestasi yang ditorehkan, Sutami tak pernah merasa besar. Sutami tetap rendah hati dan tak pernah menuntut apa pun dari negara atas pengabdian yang diberikannya selama puluhan tahun.
Baca juga: Mengenal 14 Pahlawan Nasional yang Gugur di Usia Muda
Jika hari lebaran tiba, para tamu pun bersilaturahmi. Namun betapa terkejutnya mereka saat menginjakkan kaki di rumah Menteri Sutami. Bukan kemewahan yang ada, namun rumah sederhana yang atapnya bocor di mana-mana. Bahkan suatu ketika PLN mencabut listrik dirumahnya karena Sutami telat bayar listrik.
Rumahnya beralamat di Jl. Imam Bonjol, beliau membeli rumah secara mencicil dan baru lunas menjelang pensiun. Tak pernah ia menggunakan fasilitas negara di luar pekerjaannya. Saat pensiun, semua ia kembalikan, termasuk mobil dinasnya. Seorang pengusaha pernah ingin memberinya mobil karena tahu mobil dinas Sutami akan dikembalikan. Namun sang Menteri menolak dengan halus. Ia memilih meminta diskon sedikit dan membayar mobil itu.
Ia merupakan pekerja keras, bahkan sampai tidak memikirkan diri sendiri, Hingga kemudian di jatuh sakit dan kekurangan gizi. Namun Sutami tak mau kerumah sakit, dia takut diketahui kemudian, Mentri yang bersahaja itu tidak punya uang untuk membayar rumah sakit, baru setelah Pemerintah turun tanggan, Sutami mau diopname, Namun semua itu terlambat, Sutami meninggal dunia di Jakarta 13 November 1980 pada usia 52 Tahun.
Ir. Sutami memberikan teladan kepada seluruh keluarga dan orang terdekatnya.
Sebelum meninggal, ia berpesan kepada keluarganya agar jangan meninggalkan shalat, harus rajin belajar. Ingat yang pertama harus dipegang dalam hidup adalah agama dan yang kedua adalah pendidikan.
Ir. Sutami hadir sebagai sosok yang memberi inspirasi, yang mengabdi tanpa memihak kelompok atau komunitas tertentu. Bahkan ketika dipilih dan menjadi pembantu presiden pun, tidak memisahkan dirinya dengan rakyat. Bahkan kemenangannya memihak rakyat adalah terjemahan langsung sebagai pejabat. Sebagai menteri. Menteri abadi di hati rakyat yang seharusnya bisa diteladani. (Diolah dari berbagai sumber)