Kenapa Sekolah Harus Diliburkan 14 Hari ?
SekolahNews — Sejumlah daerah di Tanah Air, Senin (16/3) hari ini, mulai meliburkan sekolah di wilayahnya masing-masing untuk mengurangi penyebaran virus corona atau covid-19.
Para siswa disarankan untuk melakukan kegiatan belajar mengajar (KBM) di rumahnya masing-masing menggunakan teknologi informasi dan media sosial (medsos).
Presiden Jokowi telah menganjurkan masyarakat untuk berkegiatan di rumah dan mengurangi beraktifitas di luar rumah demi mencegah penyebaran rantai virus corona.
Baca juga: Waspada Virus Corona, 3 Golongan Ini Paling Rentan! |
“Dengan kondisi ini saatnya kita kerja dari rumah, belajar dari rumah, ibadah di rumah,” jelas Jokowi di Istana Bogor, Minggu 15 Maret 2020.
Ironisnya, kendati anak-anaknya diliburkan 14 hari, ternyata masih banyak orang tua yang belum memahami kebijkan tersebut. Hanya saja, hal itu bisa dimengerti, lantaran kebijakan itu tidak disertai penjelasan yang memadai.
Dikutip dari berbagai sumber, masa 14 hari dinilai sebagai waktu yang cukup untuk memutus rantai penyebaran virus corona. Ketika seseorang kontak dengan apa pun yang bisa menginfeksinya dengan COVID-19, maka harus ditunggu 14 hari minimal, jika tidak terjadi apa-apa, maka orang itu aman.
Nah, apa 14 hari itu mampu menyelamatkan ribuan orang. Mengapa?
Dijelaskan dari berbagai sumber, ketika seseorang kontak dengan apapun yang
bisa menginfeksinya dengan covid-19, maka harus ditunggu 14 hari minimal. Jika
tidak terjadi apa-apa, orang itu aman.
Hanya saja, kebijakan libur 14 hari untuk memotong rantai penularan ini, baru akan berhasil jika semua orang tetap tinggal di dalam rumahnya masing-masing selama 14 hari itu. Kenapa?
Misalnya, seorang anak mulai libur, Senin (16/3) hari ini. Setelah libur 14 hari, dia akan masuk sekolah lagi pada hari ke-15, Senin (29/3) mendatang. Ternyata si anak dan keluarganya menggunakan waktu libur itu untuk jalan-jalan, mengunjungi kumpulan orang, atau ke tempat saudara, mal, dan lain-lain.
Seandainya dia jalan-jalan di hari ke-10 dan terlular covid-19 di tempat yang dikunjunginya, mungkin pada hari ke-14 atau 15 belum ada tanda-tanda dia sakit, tetapi dia sudah membawa covid-19 di tubuhnya dan berpotensi menularkannya, ketika dia masuk sekolah pada hari ke-15 dan seterusnya.
14 hari libur sekolah pun tidak ada gunanya, karena penularan bisa saja terjadi di sekolah. sejak saat itu efek domino akan berlangsung, rantai penularan juga tidak terputus. Untuk itu, semua orang harus bekerjasama, membantu, dan kompak untuk tidak ke mana-mana dalam 14 hari itu. Kecuali untuk hal yang sangat perlu.
Baca juga: Fakta-fakta Virus Corona: Terungkap dari 99 Pasien Pertama |
Waktu 14 hari itu, sangat berguna untuk saling memantau jika ditemui orang yang menunjukkan gejala-gejala menderita serangan covid-19. Supaya dia bisa segera ditangani dan menghentikan penularan hanya pada dia, karena dia tidak kontak dengan orang lain dalam 14 hari.
Jadi, mari kita mengisolasi diri untuk diri sendiri dan orang lain, mungkin pula dalam skala besar untuk umat kepentingan yang lebih banyak. Bukankah mencegah lebih baik daripada mengobati?
Saatnya stop penularan covid-19, dengan melakukan pola hidup bersih dan sehat.