Kisah 3 Mahasiswa UB Kuliah di Spanyol-Singapura: Gegar Budaya-Jadi Relawan

Sekolahnews.com – Mengenyam pendidikan di luar negeri tentu jadi pengalaman yang berharga, khususnya bagi ketiga mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) ini. Mirza Haykal Shaqiel dan Nindy Adelia Bahar namanya, mereka berkesempatan merasakan kuliah selama satu semester di Universitat Pompeu Fabra, Spanyol.

Terpisah dari Mirza dan Nindy, Kal Kristopher Yonadie mendapat kesempatan berkuliah di Nanyang Technological University (NTU), Singapura. Ketiganya mengikuti program International Student Mobility Awards (IISMA) dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Mirza merupakan mahasiswa Fakultas Hukum, sedangkan Nindy dan Kal berasal dari Fakultas Ekonomi Bisnis. Melalui laman resmi kampus, ketiga mahasiswa UB itu membagikan pengalamannya belajar di kampus ternama luar negeri.

Alasan Mirza Memilih Kampus Spanyol

Di samping mengikuti perkuliahan, Mirza juga diberikan berbagai pembekalan oleh IISMA yang berguna untuk menunjang kompetensi mereka. Pembekalan tersebut mencakup hal akademik dan non-akademik, seperti pengenalan budaya masyarakat di Eropa oleh Perhimpunan Pelajar Indonesia di Spanyol.

“Kami juga diberikan pembekalan materi Kesehatan Mental, Kebudayaan Indonesia, Manajemen Finansial, serta mengunjungi beberapa museum dan bangunan bersejarah di Barcelona,” ungkap Mirza.

Dengan begitu, wawasan dan pengetahuannya mengenai sejarah, filosofi gedung dan lain sebagainya ikut bertambah.

Lebih lanjut Mirza memaparkan alasannya memilih Universitat Pompeu Fabra yang terletak di Barcelona, Spanyol. Menurutnya, kampus tersebut menyediakan mata kuliah yang ia inginkan, seperti Hukum Teknologi, Hukum Kreativitas, Kecerdasan Kolektif dan Globalisasi.

Sekembalinya dari Barcelona, Mirza berharap dapat menerapkan apa-apa saja yang telah ia pelajari selama berkuliah di kampus Spanyol, baik dari segi kehidupan akademik maupun non-akademik.

“Misalnya dengan lebih berparadigma global dalam mengikuti perkuliahan di Fakultas Hukum UB. Tidak luput, aku juga akan berusaha untuk membagikan pengalaman serta kiat-kiat dalam menjadi Awardee IISMA,” katanya.

Cerita Nindy Alami Culture Shock

Lain halnya dengan Nindy, mahasiswa akuntansi itu justru mengambil mata kuliah di luar lingkup jurusannya, yaitu Laws of Creativity, Cinematic Creativity in Spain, dan Collective Intelligence.

Selama mengenyam pendidikan di Universitat Pompeu Fabra, menurut Nindy mata kuliah yang dipilihnya terbilang menarik dan relevan. Sebab, banyak membahas isu-isu pop kultur di era sekarang.

“Jadi saya bisa belajar hal-hal baru yang tidak biasa saya pelajari,” ujarnya.

Selain itu, Nindy juga menceritakan tentang culture shock atau gegar budaya yang ia alami. Di Spanyol, dirinya harus berjalan kaki untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya.

“Meskipun ada sedikit culture shock karena harus berjalan kaki kemana-mana, tetapi transportasi publik sudah sangat memadai, dan informasi mengenai arah juga lengkap, jadi tidak sesulit itu untuk menjelajah kota dengan bantuan Google Maps,” ungkapnya.

Pengalaman Kal Jadi Relawan

Semasa berkuliah di Nanyang Technological University (NTU), Singapura, Kal turut menjadi relawan bagi anak-anak muda yang putus sekolah dan memiliki kesehatan mental.

Menurut Kal, terdapat ketimpangan ekonomi yang cukup tinggi di Singapura, bahkan ada beberapa anak yang putus sekolah.

“Ada ketimpangan ekonomi yang cukup tinggi di Singapura, hingga ada beberapa anak putus sekolah. Jumlah anak broken home di sini juga tinggi. Biasanya mereka bingung apa yang mereka inginkan ke depannya,” jelas Kal.

Dengan begitu, Kal tergerak untuk membantu anak-anak muda di Singapura untuk bisa mendapat jalan keluar atas masalah yang mereka hadapi. Melalui wadah tersebut, ia dan teman-temannya memotivasi, menginspirasi, serta mendengarkan curhatan anak-anak tersebut.

“Sebenarnya mereka butuh teman untuk bercerita, dan saya melihat anak-anak muda ini memiliki potensi besar, sehingga kami berusaha membantu mengarahkan agar mereka tidak memilih jalan yang salah seperti menggunakan narkoba atau pergaulan buruk lainnya,” jelas Kal.

Meski aktif di bidang volunteer, Kal juga tetap menjalani perkuliahan dengan baik di NTU, sesuai dengan jurusan yang ia ambil di UB, yaitu Akuntansi.

Alasannya memilih NTU dikarenakan kampus tersebut terkenal akan kredibilitasnya dan berada di jajaran atas QS Top University.

Kal aktif mengikuti kegiatan perkuliahan, baik lecturing maupun seminary, di mana mahasiswa dituntut mengerjakan proyek setiap minggunya, seperti membuat bisnis dan analisisnya.

Besar harapan Kal sekembalinya ke Indonesia ia dapat membagikan ilmu yang diperolehnya. Selain itu, ia juga ingin meneruskan pengalamannya sebagai relawan dengan bergabung dalam organisasi untuk membantu anak-anak muda yang memiliki masalah atau bahkan mendirikan lembaga sosialnya sendiri.

“Karena saya sebagai anak muda juga pernah dihadapkan dengan masalah, untuk itu saya ingin membantu anak-anak muda agar mereka dapat mendapatkan jalan keluar terbaik, atau sekadar menjadi tempat bercerita,” pungkas mahasiswa FEB UB itu.(detik.com).