Madrasah Al-Mustansiriya, Universitas Islam Pertama yang Ada di Baghdad

Sekolahnews.com – Perkembangan Islam turut membawa perkembangan ilmu pengetahuan yang sangat pesat. Hal tersebut menyebabkan terciptanya lembaga pendidikan salah satunya adalah Madrasah Al-Mustansiriya.
Melalui laman Muslim Heritage, dapat diketahui bahwa Madrasah Al-Mustansiriya (sekolah Al-Mustansiriya) merupakan universitas Islam besar pertama yang didirikan di Baghdad yang berada di sebrang istana kekhalifahan, tepi sungai Tigris.

Asal Usul Pendiriannya
Al-Mustansiriya pertama kali diresmikan pada tahun 1233 atau pada akhir periode Abbasiyah. Namanya sendiri berasal dari nama Khalifah Abbasiyah Al-Mutansir Billah, Mansur bin Muhammad Al-Dhahir.

Ia mendirikan Mustansiriya didasari oleh kecintaannya terhadap pengetahuan dan pembelajarannya. Bahkan, setelah didirikan ia kerap mengunjungi dan mengawasi jalannya universitas ini di tengah kesibukannya.

Diketahui melalui laman Times Higher Education, Universitas Mustansiriya modern didirikan pada tahun 1963 oleh Persatuan Guru Republik Irak. Kemudian, universitas ini bergabung dengan Universitas Al-Sha’bab, yang didirikan oleh Asosiasi Ekonomi Irak.

Namun, pada tahun 1968, Universitas Al-Sha’bab tidak lagi menjadi bagian dari Al-Mustansiriya dan mendirikan institusi mereka sendiri, yaitu Universitas Mosul dan Universitas Basra.

Sibt Ibn Al-Jawzi, yang merupakan seorang sejarawan mengungkapkan konstruksi dari universitas ini “Tidak pernah ada di dunia ini struktur seperti itu (Al-Mustansiriya) dibangun, itu dibangun dengan cara yang paling elegan, dalam hal penampilan, fasilitas, aula, ornamen dan jumlah ahli hukum dan wakaf” tuturnya.

Selain strukturnya yang menakjubkan, universitas ini merupakan universitas Islam Arab pertama yang memiliki studi Al Qur’an dan Sunnah, bahasa Arab, matematika, kedokteran, kesehatan, dan kebugaran jasmani.

Uniknya, pendirian lembaga pendidikan ini menggunakan wakaf atau sumbangan tetap untuk memenuhi biayanya. Beberapa sumber bahkan mengkonfirmasi pada saat mendirikannya Al-Mustansir mengalokasikan wakaf yang sangat besar.

Bahkan seorang musafir Ibn-Jubayr, saat melewati Baghdad menuturkan “Sekolah-sekolah di Baghdad memiliki wakaf yang besar, dan properti yang dilindungi, yang dikendalikan oleh para ahli hukum dan guru. Dengan itu, mereka mendukung siswa dan kebutuhan mereka”

Cabang Keilmuan dan Fasilitasnya
Universitas Mustansiriya juga merupakan universitas Islam pertama serta universitas Irak pertama yang menggabungkan empat mazhab dalam satu gedung. Divisi ilmiah utama milik universitas ini telah dimiliki sedari awal didirikannya, yaitu Rumah Al Qur’an, Rumah Hadits dan Fakultas Kedokteran.

Selain divisi keilmuan utama, universitas ini juga mengajarkan ilmu lainnya seperti, seni dan tata bahasa, ilmu waris, matematika dan waris serta semua yang berhubungan dengan ilmu keagamaan.

Setiap mazhab yang dimiliki oleh Al-Mustansiriya akan memiliki seorang guru dan empat orang ulama yang terbagi ke dalam masing-masing divisi ilmu yang dimiliki oleh universitas ini.

Tidak hanya tempat pembelajaran, di dalam Al-Mustansiriya juga terdapat masjid khusus untuk melakukan sholat disertai dengan seorang imam (pemimpin sholat), Khatib (penyampai khotbah) dan pengkhotbah.

Pada saat didirikannya, buku sebagai aspek paling penting untuk mendapatkan pengetahuan merupakan sesuatu yang mahal dan hanya dapat diakses oleh orang kaya yang mampu untuk membeli buku.

Diketahui Al-Mustansir memiliki banyak sekali koleksi buku berharga yang berisikan ilmu agama dan sastra. Ibn ‘Inaba, menuturkan bahwa Al-Mustansir menempatkan 80 ribu jilid buku di Al-Mustansiriya yang menyebabkannya perpustakaan yang tak tertandingi.

“Kecintaannya pada pengetahuan mendorongnya untuk membangun toko buku, di mana dia mengumpulkan (buku-buku tentang) banyak bidang pengetahuan; beragam, kontras dan saling melengkapi. Dengan demikian, toko buku – divisi ilmiah terpenting di Mustanṣiria – menjadi terkenal tak terlukiskan, karena buku-buku berharga yang ada di dalamnya.” tutur Al-Arbali.

Tujuan didirikan lembaga pendidikan ini adalah untuk menjadi sekolah asrama dan siswa serta gurunya dapat menikmati perlindungan dermawan dari khalifah yang akan mengurus pengeluaran mereka.

Disebutkan oleh Dr. Naji Ma’rouf, Al-Mustansir bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan siswanya agar mereka dapat mengabdikan diri pada pengetahuan sehingga tidak terganggu oleh masalah kehidupan.

Universitas Mustansiriya sendiri merupakan titik kebanggaan budaya Arab-Islam, pusat pengetahuan dan budaya serta alat pelayanan masyarakat yang efektif.

Bahkan universitas ini telah menghasilkan nama-nama besar yang mewariskan pengetahuan dari generasi ke generasi, seperti Al-Aquli dan Al-Jawzi serta para cendekiawan lainnya.(detik.com).