Mahasiswa UMM Ubah Limbah Rokok Jadi Pestisida

Sekolahnews.com – Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kembali membuat inovasi baru yang sangat berguna bagi masyarakat luas. Kali ini tim mahasiswa UMM berhasil membuat pestisida dari limbah puntung rokok. Inovasi membuat pestisida dari limbah puntung rokok ini dilakukan sejak Agustus 2020 lalu.

Ide ini muncul setelah mereka melihat banyaknya limbah tembakau dan puntung rokok di Dusun Sumberejo, Blitar.

Tim mahasiswa ini dipimpin oleh Vera Yunita Wulandari (ketua), Achmad Septiano Febrian, Lusi Liana Ningrum, Nayunda Nanda Rista, dan Nur Alvina Proborini. 

Vera selaku ketua kelompok bercerita bahwa ide ini muncul dari kebiasaan masyarakat di lingkungan rumahnya. Dusun Sumberejo dikenal dengan produk pertanian yang melimpah, khususnya tembakau kering. Sayangnya, sebagian tembakau tidak dapat dijual karena kualitasnya kurang bagus. Tembakau-tembakau yang tidak layak jual akhirnya dibuang begitu saja.

“Ide ini muncul dari kebiasaan masyarakat di lingkungan rumah saya di Dusun Sumberejo. Disini dikenal dengan produk pertanian yang melimpah, khususnya tembakau kering. Sayangnya, sebagian tembakau tidak dapat dijual karena kualitasnya kurang bagus. Tembakau-tembakau yang tidak layak jual akhirnya dibuang begitu saja,” ungkap Vera Yunita, Ketua Tim, Senin (18/1/2021).

Selain itu, sambung Vera, warga di sekitar rumahnya gemar merokok, sehingga sampah puntung rokok yang dihasilkan juga cukup banyak.

Berbekal hal itu, Vera dan timnya melakukan penelitian untuk mengetahui kandungan tembakau. 

“Akhirnya kami menemukan bahwa nikotin dalam tembakau bisa dijadikan pestisida alami. Ide ini kami ajukan ke Program Kreativitas Mahasiswa – Teknologi (PKM-T) dan berhasil mendapat pendanaan Dikti,” kata mahasiswi Fakultas Pertanian dan Peternakan tersebut.

Vera  menjelaskan, beberapa peraturan Dikti  berubah karena adanya pandemi.

Salah satunya terkait sosialisasi yang hanya bisa diadakan secara daring.

Meski begitu, ia dan tim tetap melakukan usaha yang maksimal agar mampu memberikan dampak baik bagi masyarakat. 

“Jadi kami membuat video tutorial. Adapun videonya tidak diperbolehkan menggunakan orang sungguhan. Jadi kami menggunakan video animasi untuk memudahkan para petani dalam memahami materi dengan baik,” lanjut mahasiswi kelahiran Blitar ini.

Vera menambahkan, meskipun tidak bisa melakukan praktik langsung di lapangan, ia melihat para petani tembakau sangat antusias dengan materi yang diberikan. 

“Selain mengurangi limbah dan sampah, kami berharap para petani dapat mengembangkan keterampilan baru dengan membuat pestisida. Lebih-lebih bila mampu membantu perekonomian para petani tembakau,” pungkasnya. (rri.co.id).