Resesi : Arti Hingga Pencegahan

Sekolahnews.com – Akhir-akhir ini sering kita mendengar kata resesi. Tahukah arti resesi ? Resesi adalah kondisi dimana aktivitas ekonomi menurun bahkan lumpuh. Kondisi ini bisa bertahan selama berbulan-bulan hingga bertahun-tahun. 

Resesi sering diasosiasikan dengan turunnya harga-harga (deflasi), atau, kebalikannya, meningkatnya harga-harga secara tajam (inflasi) dalam proses yang dikenal sebagai stagflasi. Resesi ekonomi yang berlangsung lama disebut depresi ekonomi. Penurunan drastis tingkat ekonomi (biasanya akibat depresi parah, atau akibat hiperinflasi) disebut kebangkrutan ekonomi (economy collapse).

Resesi memang tak datang dengan sendirinya. Ada cukup banyak faktor yang menjadi penyebabnya. Beberapa di antaranya sebagai berikut :

1. Inflasi

inflasi secara sederhana diartikan sebagai kenaikan harga secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Ketika inflasi terjadi, masyarakat cenderung lebih berhati-hati dalam membelanjakan uangnya. Mereka akan mengurangi pengeluaran dan menabung lebih banyak. Pembatasan pengeluaran ini tentu saja berpengaruh pada pemangkasan biaya produksi oleh produsen barang dan jasa. Artinya, tingkat pengangguran kemungkinan besar meningkat sebagai akibat dari kebijakan perusahaan dalam melakukan efisiensi. Kombinasi dari dampak inflasi inilah yang menyebabkan ekonomi jatuh ke dalam resesi.

2. Hilangnya kepercayaan dalam investasi

Setiap negara dituntut mampu menciptakan iklim investasi yang kondusif, sehingga investor merasa nyaman dan aman dalam berinvestasi. Jika tidak, maka bisnis lesu dan berdampak pada tingkat pengangguran yang meningkat. Jika sudah demikian, maka pemerintah dan bank sentral harus turun tangan dalam menciptakan kebijakan yang mampu memulihkan kembali kepercayaan berinvestasi.

3. Suku bunga tinggi

Tujuan menaikkan suku bunga dimaksudkan untuk melindungi nilai mata uang. Namun di sisi lain, peningkatan suku bunga yang terlalu tinggi justru membebani para debitur, sehingga mengakibatkan terjadi kredit macet. Kredit macet dalam jumlah besar jelas akan berdampak sistemik pada dunia perbankan. Ketika dunia perbankan kolaps, terjadilah resesi.

4. Jatuhnya pasar saham

Ketika para investor kehilangan kepercayaannya terhadap kemampuan perusahaan mengelola modal, termasuk terhadap kemampuan pemerintah dalam menciptakan iklim investasi yang kondusif, maka penarikan dana atau modal besar-besaran dari pihak ketiga mungkin saja terjadi. Hal ini bisa berakibat pada jatuhnya pasar saham.

5. Jatuhnya harga dan penjualan rumah

Properti baik berupa rumah, tanah, maupun apartemen merupakan aset yang nilainya cenderung naik dari tahun ke tahun. Tak heran jika banyak orang yang menjadikannya sebagai investasi. Jatuhnya harga dan penjualan rumah akibat nilai properti yang terpuruk tak hanya merugikan pemilik properti saja, tetapi juga berimbas pada perbankan. Bank akan kehilangan penghasilan. Akibatnya, hal ini bisa berakhir pada penyitaan aset, yang bisa menjadi penyebab dari terjadinya resesi.

6. Kebijakan pemerintah

Jika pemerintah salah dalam membuat kebijakan, bisa berdampak resesi, seperti kebijakan impor, kebijakan utang luar negeri, dan lain-lain. sot.

7. Deflasi

Deflasi merupakan kebalikan dari inflasi. Dengan turunnya harga barang dan jasa di satu sisi akan lebih mempermudah masyarakat untuk membelinya. Namun, kenyataannya masyarakat justru menunggu turunnya harga barang dan jasa pada titik yang lebih rendah. Akibatnya, permintaan terhadap barang dan jasa tersebut turun, sehingga terjadinya resesi.

Dampak dari resesi

Resesi tentunya berdampak ke banyak sektor. Dampak-dampak resesi tersebut diantaranya:

1. Angka pengangguran meningkat

Lesunya perekonomian akibat resesi memaksa perusahaan untuk berhemat. Salah satunya dengan mengurangi jumlah karyawan. 

Mengutip dari The Balance, banyaknya pekerja yang kehilangan pekerjaannya meningkatkan angka pengangguran. Keadaan ekonomi yang sulit membuat pencari kerja kesulitan mendapat pekerjaan baru.

2. Kerugian di banyak sektor

Dampak dari resesi dirasakan tidak hanya di satu sektor saja. Efek domino dari resesi bisa berdampak mulai dari masyarakat hingga negara. 

Resesi bisa menyebabkan banyak industri bangkrut. Daya beli masyarakat juga menurun drastis akibat resesi. 

3. Penurunan PDB nasional 

Produk domestik bruto (PDB) menurun kala resesi terjadi. Menurunnya aktivitas ekonomi dan daya beli masyarakat berpengaruh pada angka PDB nasional.

Dikutip dari tempo.co, setidaknya ada lima upaya yang dilakukan pemerintah yang pada tahun ini dan yang akan dilakukan pada tahun depan :

1. Belanja Besar-besaran

Pemerintah berencana melakukan belanja besar-besaran untuk menghadapi ancaman resesi yang bakal datang. “Sehingga permintaan dalam negeri meningkat dan dunia usaha tergerak untuk berinvestasi,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi pers penempatan dana di Bank Pembangunan Daerah (BPD) di Jakarta, Senin, 27 Juli 2020.

2. Pembentukan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional

Tujuannya adalah agar penanganan kesehatan dan ekonomi terus berjalan sinergi.

3. Program Bantuan ke UMKM

Memberikanbantuan kepada UMKM produktif dan kredit berbunga rendah. Program bantuan UMKM produktif akan diberikan dalam bentuk grant dan bukan pinjaman.

4. Penempatan Dana di Perbankan

Menempatkan dana pemerintah di Himpunan Bank Milik Negara dan Bank Pembangunan Daerah. Tujuannya untuk memudahkan pemberian kredit kepada pengusaha.

5. Penjaminan Kredit Modal Kerja untuk Korporasi

Pemerintah telah meluncurkan program program penjaminan pemerintah kepada korporasi padat karya dalam rangka pemulihan ekonomi nasional. “Perbankan telah menandatangani perjanjian penjaminan terutama untuk sektor padat karya yang merupakan sektor yang banyak memperkerjakan pekerja,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam siaran langsung, Rabu, 29 Juli 2020.