Joserizal Jurnalis Terlahir untuk Melayani

SekolahNews — Joserizal Jurnalis, Pendiri dan Dewan Pembina Medical Emergency Rescue Committee (MER-C), meninggal dunia pukul 00.38 RS Harapan Kita, Jakarta, usai menjalani perawatan akibat penyakit gagal jantung yang dideritanya sejak beberapa tahun silam. Kabar duka tersebut pertama kali disampaikan melalui akun media sosial MER-C.

dr Joserizal Jurnalis, SpOT, mencuri perhatian banyak kalangan tidak saja di Indonesia tapi juga dunia. Bagaimana tidak, semasa hidup dia mengabdi untuk memberikan pertolongan medis di wilayah bencana alam, konflik, hingga perang. Misalnya saja di Palestina.

Baca juga: Seniman Senior Djaduk Ferianto Meninggal Dunia
Baca juga: Deteksi Dini: Kunci Perangi Kanker
Terlahir untuk melayani

Dikutip dari Okezone, Senin (20/1/2020), dokter yang pernah mengabdi di Palestina itu lahir di Padang, 11 Mei 1963. Dia berasal dari keluarga akademisi. Ayahnya, Jurnalis Kamil, pernah menjabat sebagai Rektor Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat. Kemudian ibunya, Zahara Idris, juga seorang akademisi.

Pada 1998, Dokter Joserizal Jurnalis lulus sebagai dokter umum dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Ia langsung mengambil pendidikan Spesialis Bedah Orthopedi dan Traumatologi di universitas yang sama. Pendidikan spesialisnya selesai pada tahun 1999.

Di tahun yang sama, Dokter Joserizal Jurnalis bergabung menjadi bagian dari Tim Medis Mahasiswa Universitas Indonesia (TMM-UI) yang dikirim ke Ambon, pada April saat terjadi konflik. Saat bertugas, dirinya melihat ketimpangan medis yang dilakukan.

Hal itulah yang mengilhaminya untuk mendirikan MER-C, dengan misi menyebarkan nilai-nilai Islam dan kemanusiaan. Organisasi kemanusiaan tersebut pernah melakukan pertolongan medis ke Afghanistan, Irak, Gaza, Maluku, Mindanao dan Ambon.

Selain itu, MER-C juga pernah mendirikan Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Palestina dan Rakhine State, juga Myanmar. Kemudian pada aksi 212 dr Joserizal pernah memberikan bantuan medis. Pertolongan yang dilakukannya semata-mata berdasarkan urgensi dan tidak memandang latar belakang agama, politik dan etnis.

Kepergian dokter berusia 56 tahun itu meninggalkan seorang istri bernama Dian Susilawati dan tiga orang anak yaitu Aisha, Nabila dan Saladin. Jenazah Dokter Joserizal Jurnalis dimakamkan di Taman Pemakaman Umum (TPU) Pondok Ranggon, Jakarta Timur.

Selamat Jalan dok, Semoga Amal Ibadahmu menjadi pembuka pintu rahmat dan taufik diakherat kelak, Amin.