Mahasiswa UGM Raih Emas di Ajang ISTEC 2020

SekolahNews — Bandung, Keren! satu kata buat dua mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) yang berhasil menjadi juara diajang International Science Technology and Engineering Competition (ISTEC) 2020. Tim Mahasiswa UGM ini berhak membawa pulang medali emas pada ajang yang digelar di Graha Manggala Siliwangi.

Tim UGM yang beranggotakan Regita Rahma Maharatri (Ilmu Keperawatan FK-KMKk) dan Ilham Fazri (Elins FMIPA) ini mengajukan inovasi di kategori teknologi berupa Smart Portable Peripheral Neuropathy Diabeticum Screening Tool(Spherotec).

Baca juga: Pelajar Asal Bandung Raih Perak di Olimpiade Matematika Internasional
Baca juga: Mengenal Karisma Evi Tiarani Pemecah Rekor Dunia Para Atletik

Adapun pengembangan perangkat ini guna menjawab kegelisahan akan tingginya jumlah penderita diabetes yang saat ini terus meningkat. Berdasarkan data IDF mencatat, saat ini terdapat 463 juta orang hidup dengan diabetes dan diprediksi jumlahnya akan terus meningkat hingga 51 persen pada 2045.

“Diabetic Peripheral Neuropathymerupakan komplikasi yang paling sering dijumpai pada penderita diabetes. Jika tidak dilakukan pemeriksaan secara dini, neuropati perifer ini akan berkembang menjadi ulkus kaki dan dapat mengarah kelower extremity amputation,” jelas Regita dikutip dari laman UGM, Rabu, 29 Januari 2020.

Ia pun berharap perangkat yang ia garap bersama rekanya ini bisa menjadi alternatif solusi pencegahan terjadinya ulkus kaki diabetikum yang mampu mengarah pada amputasi.

“Harapannya dengan alat ini dapat dilakukan pemeriksaan secara dini dan mudah. Selain itu, penderita dapat meningkatkan kesadarannya sehingga amputasi dapat dicegah di samping melakukan kontrol gula darah serta perawatan kaki yang baik,” tandasnya.

Regita mengatakan, Spherotec merupakan sebuah purwarupa perangkat portabel yang tersusun dari berbagai sensor dan terhubung dengan ponsel pintar. Dengan fungsi utama untuk deteksi dini neuropati perifer pada penderita diabetes melitus.

Kemudian akan diklasifikasikan tingkat risikonya. Mulai dari 0-3 sesuai dengan data International Diabetes Federation (IDF).

Selain itu, perangkat ini dilengkapi dengan fitur edukasi sesuai dengan risiko yang terdeteksi. Dengan begitu, Spherotec dapat membantu mencegah peningkatan risiko, sehingga diharapkan mampu meningkatkan kesadaran serta mempertahankan kualitas hidup pasien diabetes.

ISTEC sendiri merupakan kompetisi internasional dalam bidang teknologi dan teknik yang diikuti 338 peserta yang terbagi dalam 174 tim dari 14 negara. Kompetisi ini diselenggarakan Bandung Creative Society berkolaborasi dengan Indonesian Young Scientist Association.

Sekali lagi, Keren Guys!

(Sumber: Medcom dan UGM)