8 Manfaat Puasa Menurut Sains

SekolahNews — Manfaat puasa Ramadhan selama masa pandemi COVID-19 menurut WHO, di antaranya bisa punya lebih banyak waktu untuk membuat makanan berkualitas.

Melansir Healthline, Sabtu (2/5/2020), berikut ini delapan manfaat puasa didukung oleh ilmu pengetahuan atau sains.

1. Puasa mengurangi resistensi insulin

Beberapa penelitian menemukan bahwa manfaat puasa adalah meningkatkan kontrol gula darah. Puasa dianggap sangat berguna bagi mereka yang berisiko diabetes. Penelitian itu telah diterbitkan dalam jurnal US National Library of Medicine National Institutes of Health (NCBI). 

Baca juga: Ahli Gizi: Puasa Bisa Tingkatkan Imunitas

Dalam beberapa penelitian lain dikatakan bahwa puasa intermiten dan puasa alternatif sama efektifnya dengan pembatasan asupan kalori dalam mengurangi resistensi insulin. Mengurangi resistensi insulin saat puasa dapat meningkatkan sensivitas tubuh terhadap insulin, sehingga memungkinkan untuk memindahkan glukosa dari aliran darah ke sel-sel tubuh dengan lebih efisien.

2. Puasa membantu melawan infeksi

Penelitian menunjukkan puasa dapat membantu mengurangi tingkat peradangan yang mungkin terlibat dalam perkembangan penyakit kronis, seperti penyakit jantung, kanker, dan rheumatoid arthritis.

Studi kecil menemukan efek penurunan inflamasi, ketika orang berpuasa selama 12 jam sehari selama satu bulan. Manfaatnya dapat berguna dalam mengobati kondisi peradangan, seperti multiple sclerosis.

3. Meningkatkan kesehatan jantung

Penyakit jantung dianggap sebagai penyebab utama kematian di seluruh dunia. Mengubah pola makan dan gaya hidup menjadi cara paling efektif untuk mengurangi risiko penyakit jantung.

Salah satu penelitian mengungkapkan, puasa delapan minggu secara bergantian dapat mengurangi kadar kolesterol jahat dan trigliserida jahat masing-masing sebesar 25 persen dan 32 persen.

Berpuasa dikaitkan dengan risiko penyakit jantung koroner yang lebih rendah dan dapat membantu menurunkan tekanan darah, trigliserida, dan kadar kolesterol.

4. Puasa mencegah gangguan sel saraf

Meskipun penelitian sebagian besar dilakukan pada hewan, tetapi dalam beberapa studi menemukan efek puasa yang kuat untuk kesehatan otak.

Penelitian pada hewan dilaporkan bahwa puasa dapat melindungi kesehatan otak dan meningkatkan pembentukan sel-sel saraf untuk membantu meningkatkan fungsi kognitif.

Penelitian pada hewan menunjukkan puasa dapat meningkatkan fungsi otak, meningkatkan sintesis sel saraf, dan melindungi terhadap kondisi neurodegeneratif, seperti penyakit alzheimer dan parkinson.

5. Meningkatkan metabolisme tubuh

Dengan membatasi asupan kalori, puasa dapat meningkatkan metabolisme tubuh. Beberapa penelitian juga menemukan puasa jangka pendek dapat meningkatkan kadar neurotransmitter norepinefrin, yang dapat meningkatkan penurunan berat badan.

Bahkan, satu ulasan menunjukkan, puasa sepanjang hari dapat mengurangi berat badan hingga 9 persen dan secara signifikan mengurangi lemak tubuh selama 12-24 minggu.

6. Puasa tingkatkan sekresi hormon pertumbuhan

Banyak aspek kesehatan yang diperoleh dari berpuasa. Salah satunya bermanfaat bagi hormon pertumbuhan manusia (HGH) yang merupakan sejenis hormon protein penting bagi aspek kesehatan manusia.

Baca juga: Bagaimana Cara Meningkatkan Kekebalan Tubuh ?

Faktanya, penelitian menunjukkan bahwa hormon kunci ini terlibat dalam pertumbuhan, metabolisme, penurunan berat badan, dan kekuatan otot.

7. Sebagai anti-aging dan perpanjang umur

Beberapa penelitian pada hewan telah menemukan hasil yang menjanjikan tentang potensi memperpanjang usia dari efek puasa.

Dalam sebuah penelitian, tikus yang berpuasa setiap hari mengalami tingkat penuaan yang tertunda dan usia hidup 83 persen lebih lama dari tikus yang tidak berpuasa.

Namun, penelitian saat ini masih terbatas pada penelitian pada hewan dan diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memahami bagaimana puasa dapat berdampak pada umur panjang dan penuaan pada manusia.

8. Puasa dapat mencegah kanker

Penelitian pada hewan menunjukkan puasa dapat bermanfaat untuk pengobatan dan pencegahan kanker.

Sebuah studi pada tikus menemukan, puasa bergantian membantu menghambat pembentukan tumor.

Selain itu, dalam penelitian lain menunjukkan, mengekspos sel kanker pada beberapa siklus puasa sama efektifnya dengan kemoterapi dalam menunda pertumbuhan tumor dan meningkatkan efektivitas obat kemoterapi pada pembentukan kanker.

Seperti dilansir dari Khaleej Times, Rabu (6/5/2020), Dr Ayoub Al Jawaldeh, Penasihat Gizi Regional WHO mengatakan, puasa membantu orang membuang racun, mengurangi kadar gula darah dan memecah timbunan lemak. Puasa di tengah pandemi Corona, kata dia, juga bisa membantu meningkatkan kekebalan dalam tubuh.

“Puasa membantu regenerasi sel sistem kekebalan tubuh dan mengurangi kemungkinan terinfeksi virus dan penyakit kekebalan,” ujar Al Jawaldeh.

Berikut ini beberapa manfaat puasa di bulan Ramadan yang bisa didapatkan selama pandemi virus COVID-19 menurut WHO:

  • Lebih banyak makanan segar

Al Jawaldeh mendesak mereka yang berpuasa untuk meningkatkan asupan makanan segar. Dia menyarankan untuk menjauhi makanan yang digoreng dan yang mengandung garam dan rempah-rempah tingkat tinggi karena cenderung menyebabkan kehausan.

Baca juga: Tips Olah Raga di Bulan Ramadhan

Saat berada di rumah, maka akan ada lebih banyak waktu untuk belanja makanan segar dan mengolahnya menjadi makanan sehat dibanding ketika makan di luar rumah.

  • Tetap terhidrasi

WHO menyebutkan, orang yang berpuasa harus mengonsumsi delapan hingga 12 gelas air (sekitar dua liter) antara buka dan sahur, karena air membantu membersihkan sistem pencernaan, ginjal dan usus, dan dapat membuang racun. Di rumah tentu lebih memudahkan untuk mengambil minum sebanyak yang diinginkan tanpa harus izin atau bayar di restoran.

  • Bisa berolahraga

Al Jawaldeh menekankan perlunya berolahraga setiap hari. Berolahraga ringan bisa dilakukan seperti berjalan kaki di sekitar rumah, atau latihan peregangan seperti melakukan yoga di taman. “Konsumsilah sayuran, buah-buahan, biji-bijian dan kacang-kacangan berprotein tinggi dan hindari lemak jenuh dan lemak trans,” sarannya.

  • Membuat jus buah atau sayur alami

Sebaiknya hindari jus buatan dan minuman ringan saat sahur dan buka di rumah, mengingat tingginya kadar gula yang dikandungnya yang bisa meningkatkan risiko obesitas dan diabetes. Dengan berada di rumah, tentu saja membuat jus alami lebih mudah dilakukan. (dikutip dari kompas.com dan tirto.id)