Alugoro, Kapal Selam Karya Anak Bangsa

Sekolahnews.com — PT PAL Indonesia yang merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN), berhasil membangun Kapal Selam Alugoro dan menjadikan Indonesia menjadi satu-satunya negara di kawasan Asia Tenggara (ASEAN) yang mampu membangun kapal selam.

Dalam pembuatannya, PT PAL Indonesia bekerja sama dengan Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME), salah satu dari tiga produsen kapal terbesar di Korea Selatan. Peluncuran serta pemberian nama kapal selam Alugoro dilakukan di Dermaga Kapal Selam PT PAL Indonesia pada 11 April 2019.

Kapal selam Alugoro sendiri memiliki spesifikasi panjang 61,3 meter, kecepatan maksimal saat menyelam 21 knot dan kecepatan maksimal di permukaan 12 knot. Predikat zero defect alias tanpa cacat diakui langsung oleh tim dari DSME Korea Selatan.

Baca juga: Penemuan 7 Ilmuwan Tanah Air Ini Diakui Dunia

Pada Juni – Juli 2020 saat yang bersamaan 3 unit kapal selam berada di PT PAL Indonesia (Persero). Satu Kapal Selam Nagapasa Class menjalani proyek pemeliharaan menengah (harmen, kedua kapal selam Alugoro yang dibangun di PT PAL Indonesia (Persero) masih dalam proses sea trial dan saat ini berada di dermaga kapal selam, dan ketiga KRI Cakra-401 yang sedang menjalani program overhaul di hangar Fasilitas Kapal Selam (Faskasel) PT PAL Indonesia (Persero).

Pemerintah Mendukung Penuh

Pemerintah cukup serius memberikan dukungan mengenai pengembangan kapal selam terutama soal pendanaan. Tercantum dalam buku Nota Keuangan Beserta RAPBN 2021 yang bisa diakses di laman Kemenkeu, pemerintah menyebut sudah menyiapkan anggaran melalui skema Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada PT PAL Indonesia, untuk pengembangan kapal selam di mana nilainya mencapai Rp 1,3 triliun.

Baca juga: i-Car, Kado Spesial ITS untuk Indonesia

“Dalam mendukung teknologi pembangunan kapal selam serta meminimalisasi ketergantungan terhadap industri alutsista dari luar negeri, Pemerintah dalam RAPBN tahun 2021 memberikan dukungan melalui pemberian PMN kepada PT PAL Indonesia (Persero),” tulis nota keuangan tersebut.

“Selain itu, dalam jangka panjang dengan dikuasainya teknologi pembangunan kapal selam dapat meminimalisasi ketergantungan terhadap industri alutsista (alat utama sistem pertahanan) luar negeri.”