Ternyata Ini Asal Usul Bangsa Indonesia
SekolahNews – Jakarta, Diskusi tentang asal usul dan leluhur bangsa Indonesia telah dilakukan oleh para ahli. Perbedaan antara pribumi (dianggap sebagai penduduk asli) dan non-pribumi (pendatang atau keturunan), menjadi salah satu topik yang selalu diperdebatkan.
Sebagai perbandingan yang g lebih sama seperti suku Indian di Benua Amerika (pribumi) dengan orang-orang Inggris yang notbene pendatang (non-pribumi) dan mendominasi wilayah tersebut.
Dikutip dari laman Portal Inowebster dan The Jakarta Post (19/10/2019), Secara historis, istilah pribumi dan non-pribumi digunakan untuk membedakan mereka yang akar leluhurnya berasal dari kepulauan Indonesia dengan mereka yang asal muasal leluhurnya berasal dari wilayah lain.
Akan tetapi dengan negara dengan keanekaragaman budaya yang terdiri dari ratusan etnis dan bahasa, pertanyaan pun mengemuka setiap kali istilah pribumi digunakan, termasuk dalam politik. Siapa sebenarnya penduduk asli Indonesia?
Ilmu pengetahuan punya pandangan berbeda, di mana menurut penelitian ilmiah, tidak ada bangsa Indonesia di era modern ini yang benar-benar berasal dari penduduk asli.
Penelitian pemetaan silsilah (genealogi) yang baru-baru ini dirilis menemukan bahwa rakyat Indonesia, dalam DNA mereka, memiliki akar leluhur campuran campuran yang terdiri atas penduduk dari berbagai wilayah geografis berbeda.
Penelitian yang hasil kolaborasi majalah sejarah Historia.id dengan Kementerian Pendidikan dan Budaya antara bulan Juli hingga September itu mengambil sampel DNA dari 16 responden dari penjuru Indonesia, di mana sampel-sampel itu menjalani beragam tes berbeda.
Menurut hasil penelitian tersebut, seluruh responden setidaknya memiliki dua jejak genetik dari kelompok etnis berbeda di penjuru Bumi.
Presenter kenamaan Najwa Shihab misalnya, yang kerap kali dianggap sebagai keturunan Arab murni ternyata memiliki 10 pecahan DNA dari berbagai etnis. Unsur genetik Timur Tengah di dalam tubuhnya hanya menyumbang 3,48 persen dari total struktur DNA Najwa. Malah justru yang dominan adalah gen Afrika Utara (26,81 persen) dan Asia Selatan (48,54 persen).
Jadi, siapa Bangsa Indonesia Sebenarnya?
Herawati Supolo Sudoyo, kepala dari penelitian fundamental di Institut Biologi Molekler Eijkman menjelaskan bahwa rakyat Indonesia memiliki pengelompokan genetik campuran berkat gelompang migrasi Homo sapiens ke Nusantara (istilah kuno untuk menyebut Asia Tenggara), kurang lebih 50 ribu tahun lalu.
“Sekitar 100 ribu hingga 150 ribu tahun lalu, Homo sapiens untuk pertama kalinya memulai sebuah perjalanan panjang mengarungi dunia (Bumi). Dalam perjalanan panjang ini, tubuh mereka berubah untuk beradaptasi dengan kondisi di tempat mereka berada. Inilah yang menyebabkan penampilan kita terlihat sangat beragam,” ungkap Herawati.
Herawati juga mengatakan bahwa kelompok pertama yang datang ke Nusantara yang sebagian kini dikenal sebagai negara Indonesia, berasal dari Afrika dan sampai di kepulauan Indonesia lewat bagian selatan dari Samudera.
Bersana koleganya di Institut Eijkman, Herawati juga telah menjalankan penelitian untuk menelusuri leluhur dari bangsa Indonesia di mana mereka mengambil dan menganalisa sampel DNA dari 6.000 responden dari seluruh Indonesia.
Dalam artikelnya yang dipublikasikan di The Conversation pada Oktober 2018, Herawati menuturkan bahwa ia dan koleganya mengetes kromosom Y (DNA yang diwarisi dari ayah) dari hampir 3.000 sampel dan juga mitochondria (diwariskan dari ibu) dari kurang lebih 3.700 sampel yang berasal dari 35 kelompok etnis berbeda.
Berdasarkan tes dari DNA mitochondria, mereka menemukan pada wilayah Barat Indonesia, jejak genetik dari bangsa-bangsa dengan leluhur yang sama — yang mayoritas berbicara bahasa Austronesia, tersebar di Asia Tenggara, Madagaskar, dan Kepulauan Pasifik.
Dari penelitian tersebut, Herawati menyimpulkan bahwa “Bangsa Indonesia adalah campuran dari berbagai kelompok [etnis] manusia. Seluruh bangsa Indonesia [pada dasarnya] adalah pendatang.”
Kepala Editor Historia.id Bonnie Triawan berharap dengan penelitian ini, rakyat Indonesia bisa lebih toleran dan pengertian terhadap perbedaan-perbedaan antar ras dan suku untuk menjaga persatuan Indonesia.
Jadi, hargai perbedaan dan junjung tinggi toleransi antar kita sebagai bangsa Indonesia.