Bagaimana Feldstein Membangun Pembangkit Listrik Secara Mandiri?

Sebuah desa kecil di Jerman, Feldheim telah berhasil menjadi energi mandiri selama lebih dari satu dekade. Desa tersebut mendirikan perusahaan energinya sendiri dan menyalurkan panas yang dihasilkan sampah organik ke jaringan listrik independen. Itu bekerja dengan sangat baik sehingga mereka memutuskan untuk membuat jaringan listrik mereka sendiri dan menjadi sepenuhnya mandiri.

“Yang istimewa dari Feldheim adalah penghuninya memiliki jaringan listirk sendiri. Mereka membeli jaringan listrik dari taman angin atau PLTB dan bisa menggunakannya di rumah masing-masing” kata salah satu pendiri Doreen Raschemann.

Tapi ini bukan jalan yang mudah. Untuk pemasok energi nasional, konsumen mandiri berarti kehilangan uang. “Perusahaan utilitas lokal menolak untuk menyediakan akses ke jaringan untuk pembangkit listrik lokal. Mereka hanya tidak menginginkannya. Dan mereka berkata ‘kami tidak akan tunduk pada desa pemberontak ini’. “ kata salah satu warga, Joachim Schmidt.

Penduduk Feldheim mengambil keputusan sendiri. Setiap rumah tangga menyumbang 3.000 euro (Rp. 45,2 juta) untuk jaringan listrik, sementara 1,7 juta euro (Rp. 25,6 miliar) berasal dari Uni Eropa dan negara bagian Brandenburg untuk memulai proyek. “Sebenarnya tidak ada diskusi. Hampir kami semua bersedia berkontribusi.” Schmidt menambahkan. Sementara Roschemann mengatakan bahwa para penduduk sudah menjadi pengusaha dan mengambil bagian dalam mengelola jaringan dan menetapkan harga.

Satu perusahaan utilitas setempat enggan menjadi bagian dari jaringan Feldheim karena masalah keamanan. Sampai badai setempat menyebabkan pemadaman listrik yang meluas di wilayah tersebut, dan Feldheim adalah satu-satunya tempat di mana lampu rumah masih menyala terang. Menjadi produsen energi mandiri berarti lebih banyak lapangan kerja di desa. Sedangkan pendatang baru, seperti keluarga Jellito, sudah menuai hasilnya. “Perbedaan terbesar sejak pindah ke sini, adalah kami sekarang hanya membayar kurang dari setengah dari yang biasa kami bayar untuk listrik” kata warga baru, Sascha Jellito.

Dan bukan hanya penghuni baru yang terpukau dengan semangat kewirausahaan Feldheim. Ribuan pengunjung dari seluruh dunia juga datang setiap tahun untuk memepelajari swasembada energi. Seperti Carolina Leitao, walikota Santiago. “Kami telah melihat proses ini dan juga berpikir tentang bagaimana kami dapat mengembangkan energi mandiri dan kebijakan energi terbarukan bagi masyarakat dan negara kami.”. Sementara kelompok yang berkunjung dari Afrika tertarik dengan teknologi fotovoltaik dan penerapannya untuk membawa energi terbarukan ke desa-desa terpencil.

Feldheim membuktikan bahwa butuh waktu untuk beralih ke sumber energi terbarukan. Dan itu hanya mungkin ketika politisi membiarkan masyarakatnya bereksperimen dan mencoba hal-hal baru. “Kami beruntung para politisi, dalam hal ini, Menteri Dalam Negeri untuk Departemen Perdagangan Brandenburg, berkata ‘Oke, Anda mengusulkan solusi, tidak ada yang benar-benar mengizinkannya, tetapi juga tidak ada yang melarangnya. Jadi buktikan pada saya bahwa ini berhasil.’” Walikota Feldstein, Michael Knape menjelaskan.

Sementara Raschemann menunjukkan bahwa ini bukan soal mempersulit bagi orang yang ingin mencapai sesuatu, prosedur persetujuan untuk memfasilitasi windpark bisa didigitalisasi, meskipun bisa memakan waktu 4 hingga 10 tahun. Tetapi tanpanya, tidak akan ada transisi energi yang cepat dan perluasan produksi energi terbarukan seperti yang diharapkan pemerintah saat ini.

Knape menambahkan “Akan lebih baik jika pemerintah tidak hanya mengumumkan transisi energi ke energi terbarukan, tetapi juga merencanakannya dengan baik. Jika itu terjadi, akan ada banyak Feldheim kecil yang menggerakkan seluruh kota Berlin.”

Mungkin tidak selalu masuk akal bagi setiap masyarakat untuk membangun jaringan listrik sendiri. Proses ini memakan waktu dan biaya, tapi ini dapat dihindari jika hambatan birokrasi diminimalkan dan lebih memudahkan bagi masyarakat yang sudah menghasilkan energi hijau untuk juga memanfaatkannya.

(DW News)