Dampak Gas Air Mata, Sesak Napas Sampai Kematian

Sekolahnews.com – Gas air mata biasanya digunakan untuk mengendalikan kerusuhan. Gas air mata merupakan bahan kimia yang bisa menyebabkan iritasi kulit, masalah pada mata, hingga gangguan pernapasan.

Beberapa bahan kimia yang paling umum digunakan dalam gas air mata adalah chloroacetophenone (CN), yang merupakan polutan udara beracun, chlorobenzylidenemalononitrile (CS), chloropicrin (PS), bromobenzylcyanide (CA) dan dibenzoxazepine (CR).

Efek gas air mata pada kesehatan bukan hanya efek jangka pendek, tapi juga jangka panjang, bahkan ada bukti kecacatan permanen dalam beberapa kasus.

Paparan gas air mata dapat menyebabkan dada sesak, batuk, rasa tercekik, mengi, dan sesak napas.

Dampak paparan gas air mata akan lebih buruk jika terhirup oleh orang dengan kondisi pernapasan yang sudah ada sebelumnya, seperti asma dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).

Orang dengan kondisi masalah pernapasan, memiliki risiko lebih tinggi mengalami gejala penyakit parah yang dapat menyebabkan gagal napas.

Tak hanya itu, paparan gas air mata dalam dosis tinggi di area tertutup dapat menyebabkan kegagalan pernapasan dan bahkan kematian.

Dampak lain paparan gas air mata yang bisa terjadi adalah rasa terbakar pada mata, mulut, dan hidung; penglihatan kabur dan kesulitan menelan. Gejala iritasi biasa muncul setelah paparan selama 20 hingga 60 detik dan sembuh setelah 30 menit sejak meninggalkan tempat penyemprotan gas.

Dikutip dari wikipedia.org, belum ada penawar khusus untuk gas air mata umum.Keluar dari daerah terpapar gas ke tempat berudara segar adalah pertolongan pertama. Melepas pakaian yang terpapar dan menghindari pemakaian handuk bersama dapat mengurangi reaksi kulit. Langsung melepas lensa kontak juga disarankan karena ia dapat ditempeli partikel.

Ketika seseorang telah terpapar, ada beragam cara untuk menghilangkan zat kimia sebanyak mungkin dan meredakan gejala. Pertolongan pertama untuk rasa terbakar pada mata adalah irigasi (menyemprot atau membilas) dengan air untuk membuang zat kimianya. Meski ada laporan bahwa air dapat menambah nyeri dari gas CS, bukti-bukti tersebut masih lemah sehingga air atau larutan garam adalah pilihan yang baik.

Mandi dan menggosok seluruh tubuh dengan sabun dan air dapat menghilangkan partikel yang melekat pada kulit. Pakaian, sepatu, dan aksesoris yang terkena uapnya harus dicuci bersih karena partikel yang melekat dapat tetap aktif selama sepekan. Beberapa menyarankan penggunaan kipas dan pengering rambut untuk menguapkan semprotan. Namun, belum dibuktikan bahwa hal itu lebih baik daripada membilas mata dan malah bisa memperluas kontaminasi.(kalderanews.com).