Ini 6 Efek Buruk Terlalu Sering Konsumsi Minuman Kekinian

Sekolahnews.com – Minuman kopi ‘kekinian’ dan minuman boba sedang menjadi tren belakangan ini. Gerai minuman ngehits ini ramai bermuncul di berbagai sudut lokasi.

Gerai ini tidak pernah sepi didatangi pembeli atau orderan online. Rasa kopi kekinian dan minuman boba ini memang menggoda dengan berbagai rasa pilihan yang bisa membuat ketagihan.

Kita boleh mengkonsumsi minuman Boba dan kopi tersebut, tapi jangan terlalu sering karena ada efek buruk yang lama-kelamaan bisa menggerogoti kesehatan tubuh jika tidak diimbangi dengan pola hidup sehat.

Baca juga: Panduan Pola Makan Sehat untuk Usia Remaja

Ini disebabkan oleh beberapa hal berikut :

1. Kadar Gula Tinggi

Berbagai pilihan rasa yang ada di minuman boba dan kopi kekinian, biasanya didominasi dengan rasa manis. Enak memang, tapi sekaligus menyimpan kandungan gula yang tinggi.

Menurut sebuah penelitian, segelas minuman boba bisa mengandung gula sekitar 18 sampai 20 sendok teh. Padahal, konsumsi maksimal gula per hari yang masih dalam batas normal yaitu sebanyak 8 sendok teh.

Untuk minuman kopi kekinian yang berukuran 350 ml, biasanya mengansung tambahan gula lebih dari 15 gram. Jumlah itu hampir seperempat konsumsi gula harian (50 gram).

Dengan sering mengonsumsi minuman boba atau kopi kekinian, maka bisa menyebabkan kadar gula meningkat. Bahkan tidak mungkin juga dapat menimbulkan penyakit diabetes.

2. Tinggi Kalori

Tidak hanya mengandung kadar gula tinggi, minuman boba atau kopi kekinian juga memiliki kandungan kalori tinggi.

Baca juga: Jangan Anggap Remeh, Anak Muda Bisa Kena Diabetes Lho!

Hal ini diungkapkan oleh dr.Dwi Oktavia Handayani, M.Epid, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Dinas Kesehatan DKI Jakarta, seperti dilansir dari detik.com.

“ Minuman seperti ini satu gelas saja kalorinya bisa sampai 200. Boba itu kan terbuat dari tepung yang juga mengandung karbohidrat. Jika kelebihan bisa juga mengakibatkan timbunan lemak” jelasnya.

3. Bahaya Kafein

Kandungan kopi yang terkandung dalam kopi kekinian bisa jadi ada manfaatnya. Banyak studi yang menjelaskan manfaat kopi untuk kesehatan tubuh.

Biji kopi mengandung banyak senyawa antioksidan yang membantu mencegah berbagai penyakit. Kafein yang terkandung di kopi juga dipercaya sebagai ‘obat’ penghilang rasa kantuk.

Tapi jangan salah, kopi juga memiliki efek negatif. Minum kopi di waktu yang tidak tepat, seperti sore atau malam hari, justru bisa membuat susah tidur atau insomnia. Kafein juga bisa membuat ketergantungan, bahkan bisa menimbulkan detak jantung jadi lebih cepat hingga sakit kepala.

Baca juga: Males Sarapan ? Ini Dampak Buruknya

Selain itu rasa asam yang terkandung dalam kopi juga bisa menimbulkan masalah lambung dan perut. Apalagi jika dikonsumsi dalam keadaan perut kosong.

4. Menurunkan Gizi

Minuman kopi kekinian biasanya terdiri dari campuran kopi dan susu. Sebenarnya susu tersebut mengandung nilai gizi yang tinggi.

Namun akibat adanya kandungan tanin pada kopi, justru akan mengikat zat besi yang ada di dalam susu, sehingga menurunkan kandungan gizi tersebut.

Selain itu kopi yang dicampur dengan susu ditengarai juga akan menghilangkan 10 persen kadar kalsium yang terkandung dalam susu.

5. Merusak Gigi

Minuman boba dan kopi kekinian cenderung mengandung kadar gula tinggi dan tanin yang asam. Kandungan ini bisa mengikis lapisan pelindung gigi (enamel) secara perlahan-lahan.

Selain itu, kopi juga bisa menyebabkan warna gigi menjadi kekuningan dan membuat plak semakin lengket menempel di gigi.

Baca juga: Studi: Generasi Milenial Rentan Terserang Penyakit Mematikan

Apalagi jika tidak dibarengi dengan menjaga kebersihan mulut dan gigi, maka bisa menimbulkan masalah gigi dan gusi.

6. Kolesterol Meningkat

Sebuah penelitian menyebutkan bahwa mengonsumsi lima cangkir kopi setiap hari berpotensi tinggi meningkatkan kadar kolesterol darah hingga 8%. Ini akibat adanya kandungan minyak terpene di dalam kopi.

Selain itu menurut Journal of Neurology, Neurosurgery, and Psychiatry, minum kopi berlebihan juga dapat meningkatkan risiko kerusakan pembuluh darah yang bisa mengakibatkan stroke dan serangan jantung.

(Sumber:medium.com)