Inilah 24 Mobil Nasional yang Sebagian Orang Tidak Tahu
Sekolahnews.com — Mobil Nasional memang jadi impian pencinta otomotif Indonesia. Karena selain diharapkan menghidupkan industri otomotif Indonesia, harga terjangkau jadi impian masyarakat Indonesia.
Dalam proses pembuatan mobil nasional ini diharapkan banyak menggunakan kandungan local, sehingga ketergantungan impor berkurang. Esemka justru masih kalah dengan merek-merek Jepang. Disebutkan oleh Direktur Marketing PT Astra Daihatsu Motor Amelia Tjandra, mobil-mobil garapannya telah banyak menggunakan komponen lokal. Untuk beberapa model, Tingkat Kandungan Dalam Negeri pada mobil-mobil yang diproduksi Daihatsu bahkan mencapai 90 persen.
Pengembangan mobil nasional pun tertuang dalam Instruksi Presiden Nomor 2 tahun 1996 (Inpres No.2/1996) tentang Pembangunan Industri Mobil Nasional.
Baca juga: Mobil Spesial untuk Generasi Milenial
Nah, berikut kami paparkan sekira 24 mobil nasional yang pernah diproduksi di Indonesia dari beragam kategori yang dilansir dari goodnewsfromindonesia.id:
1. Kijang (1975)

Kategori: MPV dan Pikap
Status: Masih diproduksi massal
Tak ada yang mengenal mobil ini. Kijang merupakan proyek mobnas pertama yang menggandeng merek Toyota asal Jepang. Mobil Kijang yang merupakan kependekan dari ”Kerjasama Indonesia-Jepang” itu semua komponennya dirakit di Indonesia.
Mobil ini diluncurkan secara resmi pada 9 Juni 1975 dalam acara Pekan Raya jakarta (PRJ) atau lazim disebut Jakarta Fair oleh Presiden RI kedua, Soeharto, dan Gubernur DKI, Ali Sadikin.
Mobil ini telah mempunyai total penjualan sampai 1 juta unit sejak peluncurannya pada tahun 1975 yang mengandalkan mesin berkapasitas 1.200 cc–mengambil basis mesin Toyota Corolla. Soal komponen bodi dan mesinnya semuanya berasal dari Indonesia.
Kijang adalah atu-satunya mobil nasional yang bisa bertahan hingga saat ini dan telah diekspor ke mancanegara. Hal itu yang membuat beberapa jenama luar negeri beramai-ramai berinvestasi untuk bekerjasama dengan industri lokal untuk membuat mobil nasional.
2. Morina (1976)
Kategori: Pikap

Status: Sempat diproduksi namun proyek tak diteruskan (tak laku di pasaran)
Pada tahun 1976, ada Mobnas bernama Morina (Mobil Rakyat Indonesia) yang merupakan mobil pikap produksi oleh PT Garmak Motor yang juga dipamerkan di PRJ. Sejumlah komponennya, seperti bodi, sasis, aki, dan ban sudah dibuat dalam negeri.
Diberitakan Harian Kompas 2 Januari 1997, kelemahan Morina yang menyebankannya mati di pasaran adalah karena mesinnya tidak cocok untuk pekerjaan berat, cuaca tropis, dan cuaca panas.
Morina saat itu menggunakan suspensi per keong, sehingga cukup empuk. Sayang, layanan purna jualnya buruk, sehingga kalah bertarung dengan saingannya dan akhirnya kandas di pasaran.
3. Maleo (1993)

Kategori: Sedan
Status: Gagal diproduksi
Mulai dikembangkan pada 1993, proyek Mobnas Maleo yang
masuk kategori sedan dimulai ketika pemerintah harus memiliki mobil nasional
yang khas.Saat itu IPTN pun ditunjuk untuk mewujudkannya.
Bekerjasama dengan Rover, Inggris, dan Millard Design Australia, mobil yang
dirancang secara utuh oleh Menristek BJ Habibie–kala itu–ini sukses membuat
11 rancangan mobil hingga tahun 1997. Sayangnya, proyek ini terbengkalai saat
era Soeharto tumbang.
Secara umum, Maleo bakal dilego tak lebih dari Rp30 juta, agar dapat terjangkau oleh masyarakat. Mesin mobil itu dirancang dengan kapasitas 1.200 cc 3-silinder, yang merupakan teknologi baru hasil kerja sama dengan perusahaan Australia (Orbital).
Mesin tersebut juga menggabungkan teknologi mesin 2-tak dengan sistem injeksi. Komponen Maleo direncanakan memiliki tingkat kandungan lokal dalam negeri (TKDN) di atas 80 persen, dan satu prototipenya telah dibuat dan dipamerkan.
4. MR 90 (1994)

Kategori: Sedan/wagon
Status: Sempat diproduksi namun proyek tak diteruskan
MR 90 atau Mobil Rakyat era 90-an merupakan proyek nasionalisasi dan pengembangan dari varian Mazda 323 Hatchback.
Upaya itu dilakukan oleh oleh PT Indomobil sebagai importir umum merek dagang Mazda di Indonesia. Model terakhir dari upaya ini adalah Mazda Vantren yang hadir pada tahun 1994.
5. Beta 97 (1994)

Kategori: MPV
Status: Gagal diproduksi
Mobil berjenis
MPV ini adalah proyek yang dibuat pada tahun 1994 oleh Grup Bakrie melalui
Bakrie Brothers. Bakrie ketika itu ingin menjadikan varian Beta 97 MPV sebagai
mobil nasional dengan meminta bantuan rumah desain Shado asal Inggris untuk
merancang desainnya.
Pada April 1995, desain Beta 97 MPV pun rampung untuk diperlihatkan ke
manajemen Bakrie. Setelah itu, desain tersebut langsung dikembangkan sampai
purwarupa/prototipe mobil itu tunts pada 1997.
Pihak Bakrie sejatinya sudah menyiapkan segala aspek pendukung, mulai dari
perakitan hingga persiapan anggaran produksi untuk memenuhi jadwal peluncuran
mobil yang direncanakan pada Desember 1997.
Sayang, krismon menenggelamkannya sebelum terbang, ditambah tumbangnya era Soeharto pada 1998.
6. Timor (1995)

Kategori: Sedan
Status: Sempat diproduksi namun proyek tak diteruskan
Timor adalah merek mobil yang dijual Indonesia pada pertengahan era 90-an yang merupakan kloning dari KIA Motors melalui varian Kia Sephia.
Timor yang
merupakan kepanjangan ”Teknologi Industri Mobil Rakyat” bernaung di bawah PT
Timor Putra Nasional, perusahaan milik Tommy Soeharto, anak presiden ke-2
Indonesia, Soeharto.
Karena berstatus mobnas, maka Timor dibebaskan dari pajak-pajak dan bea lainnya
yang biasa dikenakan pada mobil-mobil lain yang dijual di Indonesia.
Keruntuhan Timor dialami seiring rontoknya rezim Soeharto. Proyek Timor ditutup dan urung diperpanjang.
7. Bimantara (1996)

Kategori: Sedan
Status: Sempat diproduksi namun proyek tak diteruskan
Senada dengan
Timor, Bimantara adalah proyek mobil nasional yang digalang oleh keluarga
Cendana. Bila Timor disokong oleh Tommy, Bimantara dibangun oleh Bambang
Trihatmojo.
Menggandeng Hyundai sebagai kongsi pemasok komponen, Bimantara pun setali tiga
uang dengan Timor. Runtuh dan tak berlanjut proyeknya sejak 1998.
8. Marlip (1998)

Kategori: Micro Car
Status: Masih diproduksi namun terbatas
Marlip atau Marmut LIPI adalah mobil listrik yang dikembangkan oleh LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) dan dipasarkan PT. Marlip Indo Mandiri.
Meski masuk golongan micro car, Marlip saat ini masih digunakan sebagai mobil golf, moda rumah sakit, mobil keamanan, atau mobil layanan hotel dan resort.
Dengan kecepatan mencapai 50 km/jam dan jarak tempuh maksimal 120 km untuk sekali pengisian baterai, Marlip dibanderol sekira Rp60 juta hingga Rp80 juta.
9. Texmaco Macan dan Perkasa (1998)

Kategori: Minibus dan Truk
Status: Sempat diproduksi namun proyek tak diteruskan (bangkrut)
Macan merupakan kendaraan minibus yang mengambil basis truk ringan dengan kapasitas mesin 1.800 cc. Minibus buatan PT. Texmaco ini menggandeng jenama top Jerman, Mercedes-Benz.
Selain Macan, PT Texmaco juga mengeluarkan kategori truk berat bernama Perkasa dengan TKDN yang mencapai 90 persen.
Mesin diesel yang digunakan adalah lisensi dari Cummisn America, perseneling ZF dari Jerman, gardan dari Eston Amerika, serta bodi dari lisensi dari British Leyland (Inggris).
Hingga 2009 truk ini masih diproduksi dan juga dipesan untuk kebutuhan operasional TNI sebanyak 1.000 unit. Sayang, seiring kebangkrutan PT Texmaco, truk ini habis masa produksinya.
10. Kancil (1999)

Kategori: Micro Car
Status: Sempat diproduksi namun proyek tak diteruskan (kurang diminati pasaran)
Kancil yang
merupakan kependekan dari ”Kendaraan Niaga Cilik Irit Lincah” merupakan merek
dagang terdaftar dari sebuah kendaraan angkutan bermotor roda empat yang
dirancang, diproduksi, dan dipasarkan oleh PT KANCIL (Karunia Abadi Niaga Citra
Indah Lestari).
Mobil yang masuk ketegori micro car ini sedianya disiapkan
untuk menjadi pengganti Bajaj/Bemo. Menggunakan mesin 250 cc, Kancil mampu
melaju hingga 70 km/jam.
Akan tetapi karena modelnya yang kuno, Kancil kurang mendapat respons dari pengusaha angkutan kota, hingga namanya pun memudar karena tak diminati.
Belakangan, kategori serupa yang disiapkan untuk menggantikan peran Bajaj/Bemo adalah Bajaj Qute yang diproduksi di India. Modelnya kekinian dan dilengkapi pendingin (AC). Uniknya, masyarakat umum bisa membelinya dengan harga sekira Rp60-70 juta.
11. Gang Car (2003)

Kategori: Micro Car
Status: Gagal diproduksi
Gang Car adalah sebuah mobil mini berkapasitas 2 orang buatan PT Dirgantara Indonesia (DI) yang ditenagai mesin 125-200 cc.
Mobil mungil ini memang sengaja didesain demikian karena kegunaannya diharapkan dapat memasuki gang-gang sempit yang lazim ada di perkotaan.
Sayang, seiring tumbangnya PT DI pada 2003 dengan merumahkan 9.000 karyawannya, proyek Gang Car tak lagi terendus.
12. Arina (2006)

Kategori: Micro Car
Status: Masih diproduksi namun terbatas
Mobnas Arina | Car&autonews.com
Arina adalah mobil mini karya putera-puteri Jawa Tengah yang merupakan hasil kerjasama PT. Wahana Cipta Karya Mandiri dengan stakeholder industri otomotif Jawa Tengah, yakni ASKARINDO (Asosiasi Karoseri Indonesia), klaster industri komponen dan suku cadang Jateng, BP Dikjur, Koperasi Cor Logam Batur Jaya (Ceper, Klaten).
Lain itu, kerjasama yang dibentuk juga melibatkan beberapa perguruan tinggi, antara lain Universitas Negeri Semarang (Unnes) dan Politeknik Manufaktur Ceper.
Baca juga: Bosch Ciptakan Visor Mobil Berteknologi AI
Arina merupakan mobil dengan tenaga penggerak dari mesin sepeda motor berkapasitas mesin 150 cc sampai 250 cc, yang mampu mengangkut hingga maksimal 4 orang.
Dengan lebar 1,2 meter dan panjang 3 meter, Arina akan mudah dan leluasa berkeliaran di gang-gang perkotaan dan mudah diparkir pada rumah tipe 21 sekalipun.
Arina cocok untuk keluarga kecil, ibu-ibu muda untuk mengantar anak-anaknya sekolah, untuk belanja ke minimarket, serta untuk mahasiswa.
13. Boneo (2006)

Kategori: Micro Car dan Micro Pikap
Status: Dalam tahap pengembangan
Mobil nasional yang satu ini merupakan mobil buatan PT Boneo Daya Utama, dan masih dalam tahap prototipe/purwarupa.
Secara umum, modelnya ada dua yakni micro car penumpang dan micro car pikap dengan bekal mesin V-Twin berkapasitas 653 cc.
14. Tawon (2007)

Kategori: Micro Car
Status: Masih diproduksi namun terbatas
Mobil Nasional
AG-Tawon diproduksi oleh PT Super Gasindo Jaya yang lokasi pabriknya ada di
Rangkasbitung, Banten. Mobil ini mampu melahap berbagai jenis bahan bakar mulai
dari bensin dan atau bahan bakar gas CNG dan sudah memenuhi standarisasi
Euro-3.
Secara umum, kapasitas mesin Mobnas Tawon sebesar 650 cc dengan 4-percepatan
bertransmisi manual yang dapat dipacu hingga kecepatan 100 km/jam.
Mobil ini mulai dikembangkan sejak tahun 2007, dan diproduksi sejak tahun 2009, serta mengandung 90 persen TKDN dengan banderol Rp50 jutaan.
15. FIN Komodo (2008)

Kategori: Off-Road dan kargo
Status: Masih diproduksi untuk kebutuhan khusus
Mobnas yang
satu ini cukup unik, kategorinya masuk pada segmen off-road yang
mampu melahap segala medan. Bobotnya cukup ringan, sehingga power yang
diperlukan untuk melaju relatif kecil, akibatnya konsumsi bahan bakar relatif
irit.
Untuk medan hutan, biasanya jarak tempuh sepanjang 100 km dapat dilalui dalam
6-7 jam dengan konsumsi bahan bakar kurang lebih hanya 5 liter dari kapasitas
tangkinya yang mampu menampung 20 liter.
Disamping untuk misi penjelajah atau survei/pengawasan, FIN Komodo yang
dirancang oleh desainer pesawat CN-250 Gatotkaca, Ibnu Susilo, juga dapat
digunakan untuk mengangkut beban seberat 250 kg, sehingga boleh dikatakan
sebagai kendaraan kargo.
Kendaraan inipun dikatakan cukup ringan dan stabil, sebagai hasil kalkulasi formula yang biasa dipakai dalam struktur pesawat terbang yang dikenal ringan namun kuat.
Penggerak roda mobil berbanderol Rp80 juta ini menggunakan mesin berbasis CVT 250 cc 4-tak otomatis, dengan 2-perseneling (maju dan mundur).
16. GEA (2009)

Kategori: Micro Car
Status: Masih diproduksi namun terbatas
Mobnas GEA | Car&Autonews.com
GEA adalah
proyek mobil nasional hasil riset PT. INKA (Industri Kereta Api) dengan mesin
Rusnas (Riset Unggulan Strategis Nasional). Micro car berkapasitas
mesin 640 cc ini merupakan upaya pemerintah untuk memberikan kendaraan
alternatif.
Dilego antara Rp45 juta hingga Rp50 juta, Mobnas yang satu ini mampu melaju
hingga kecepatan 85 km/jam melalui pembakaran mesin yang telah menggunakan
sistem injeksi.
17. Wakaba (2009)

Kategori: Off-Road dan kargo
Status: Masih diproduksi namun terbatas untuk kebutuhan khusus
Wakaba berasal dari singkatan Wahana Karya Anak Bangsa yang merupakan mobil buatan putera-puteri Jawa Barat dari Design Center Teknik Mesin Universitas Pasundan (UNPAS), Bandung.
Mobil dengan
mesin berkapasitas 500 cc, 4 tak, 2-silinder ini diklaim mampu bertenaga untuk
digunakan pada medan seperti pedesaan yang penuh dengan bukit dan pegunungan.
Dengan dimensi panjang 3,3 meter dan lebar 1,5 meter serta tinggi 1,8 meter,
Wakaba siap memenuhi kebutuhan transportasi pedesaan yang selama ini masih
jarang tersentuh secara khusus pada sektor transportasinya.
Secara umum,
Wakaba dibuat oleh IKM komponen otomotif yang tergabung dalam Klaster Komponen
Otomotif Jawa Barat, yang aplikasinya dikembangkan oleh Pemerintah Daerah
bersama industri setempat dengan dukungan teknologi dari Desain Center Unpas.
Beberapa varian yang dibuat ditujukan untuk memiliki fungsi khusus, seperti
mobil pemadam kebakaran mini, ambulans, puskesmas keliling, penyapu jalan,
sampai angkutan sampah.
Untuk segmentasi lainnya, dapat juga berfungsi sebagai moda angkut hasil panen,
alat pengolah lahan, angkutan pedesaan, kendaraan retail dan kios, sampai
kendaraan untuk promosi produk.
18. Nuri (2010)

Kategori: Micro Car Hatcback
Status: Masih diproduksi namun terbatas
PT Super Gasindo Jaya juga memproduksi mobil nasional bernama Nuri yang ditunjukkan kepada publik pada bulan Juli 2010.
Mobnas Nuri adalah micro carhatchback 5-pintu yang didukung dengan mesin 800 cc dan menerapkan teknologi dual fuel (bensin dan LPG). Harga Mobnas Nuri sekira Rp50 juta rupiah.
19. Bus Listrik LIPI (2012)

Kategori: Minibus
Status: Sedang dikembangkan untuk produksi massal
Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) akhirnya meluncurkan bus listrik nasional buatan Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronika LIPI pada Juni 2012. Kehadiran bus listrik nasional ini semakin melengkapi beragam riset terkait mobil nasional.
Bus listrik LIPI tersebut mampu membawa 15 penumpang dengan kecepatan maksimal 100 km/jam, dan agar bisa melaju hingga kecepatan maksimal, membutuhkan energi 53 kWh.
Secara umum, sumber tenaga bus listrik LIPI adalah baterai lithium buatan AS sebanyak 100 buah yang bisa dirangkai untuk energi sebesar 7.000 watt.
Bus tersebut diklaim mampu menurunkan biaya operasional lebih dari 50 persen dan menurunkan biaya perawatan hingga 70 persen.
Berdasarkan riset, bus listrik tersebut cocok untuk sarana transportasi di Surabaya, Medan, dan Jakarta. Bus warna merah terang ini ternyata telah mencuri perhatian para pengusaha otomotif nasional.
20. Evina (2013)

Kategori: City Car
Status: Gagal diproduksi (tersandung kasus)
Electric Vehicle Indonesia (Evina) merupakan Mobnas berbasis listrik yang memiliki daya jelajah mencapai 130 km dengan waktu pengisian ulang baterai selama 4-5 jam.
Tenaganya sendiri berasal dari baterai lithium-ion yang diimpor langsung dari Amerika Serikat. Evina mampu memuat lima orang dan dibekali motor listrik berkekuatan 20 kWh.
Prototipe mobil ini dibuat oleh Dasep Ahmadi, dan akan disempurnakan untuk rencananya diproduksi massal pada tahun 2013.
Sayang, ketika akan digunakan untuk mendukung kegiatan operasional Konferensi Asia-Pasific Economic Cooperation (APEC) di Bali pada Oktober 2013. Mobil ini dianggap tak layak, dan ia pun mendapatkan tuntutan hukum.
21. Tucuxi (2013)

Kategori: Sedan Sport
Status: Gagal diproduksi (akibat insiden kecelakaan)
Awalnya mobil listrik ini merupakan pesanan Menteri Negara BUMN, Dahlan Iskan, kepada Danet Suryatama, pendiri dan pemilik pabrik mobil listrik ElektrikCar, LLC yang berada di Michigan, AS.
Di Indonesia pengerjaan pembuatan bodi mobil ini dipercayakan pada rumah modifikasi “Kupu-kupu Malam Auto Fashion” asal Sleman, Yogyakarta.
Didukung motor listrik berkekuatan 200 kWh (268 hp), jika disetarakan dengan mobil berbahan bakar bensin maka powernya akan sama dengan mobil berkapasitas 3.000 cc.
Secara umum, baterai yang dipakai adalah Lithium Iron Phosphate (LiFEPO4) atau Nano Lithium. Pengisian baterai dengan metode fast charging membutuhkan waktu 3 hingga 5 jam dari baterai kosong hingga penuh, sementara untuk pengisian standar dibutuhkan waktu 10 jam.
Mobil diklaim mampu menjelajah hingga 321 km dengan kecepatan maksimal 200 km/jam. Sayangnya, pasca insiden kecelakaan yang melibatkan Dahlan Iskan, proyek ini tak diteruskan.
22. Esemka (2013)

Kategori: SUV dan Pikap
Status: Masih diproduksi secara massal
Esemka, adalah perusahaan otomotif Indonesia yang berbasis di Solo. Merek “Esemka” diambil dari nama sekolah menengah kejuruan (SMK) yang berupaya mengembangkan merek mobil buatan asli Inodnesia.
Meskipun pada awalnya media lokal menyebutnya sebagai merek mobil nasional Indonesia, tetapi perusahaan menggambarkan Esemka sebagai kendaraan yang sepenuhnya dibuat di Indonesia.
Sejak 2013, rerata 10 unit SUV dan truk mini telah diproduksi saban bulan oleh pabrik yang berlokasi di Boyolali di Jawa Tengah.
Esemka diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 6 September 2019. Pada saat peresmian, pabrik yang memiliki kapasitas produksi 12.000 unit/tahun dengan TKDN yang mencapai 90 persen itu juga mengumumkan bahwa sebagian komponen merupakan kongsi dari PT INKA dan Pertamina.
23. AMMDes (2018)

Kategori: Off-Road dan kargo
Status: Masih diproduksi untuk moda pedesaan
Mobnas AMMDes adalah produk dari PT Kiat Mahesa WIntor Indonesia (PT KMWI). Perusahaan ini telah membangun kerjasama dengan lenbih dari 70 industri komponen dalam negeri untuk menjadi pemasok komponen mobil AMMDes. Para pemasok komponen tersebut sebagian besar adalah indurstri kecil dan menengah (IKM).
AMMDes dibekali mesin 500 cc 1-silinder berbahan bakar diesel yang diklaim memiliki kemampuan menanjak hingga sudut 30 derajat dan memiliki daya tampung barang hingga 700 kg.
Serangkaian uji coba sudah dilakukan dalam pengembangan kendaraan desa berbanderol Rp70 jutaan ini dan dijamin bakal tersedia secara masal di pasaran.
24. MAB (2018)

Kategori: Bus
Status: Sedang dikembangkan untuk produksi massal
Mobnas terakhir bernama MAB yang bermakna ”Mobil Anak Bangsa” garapan PT Mobil Anak Bangsa milik Kepala Staf Kepresidenan Jenderal (Purn.) Moeldoko. Bus ini pertama kali muncul di acara Gaikindo Indonesia International Commercial Vehicle Expo (GIICOMVEC) pada Maret 2018.
Baca juga: Ini Keistimewaan Punya Mobil Listrik di Indonesia
Ini merupakan bus listrik kapasitas besar yang pertama diproduksi di Indonesia yang telah lulus uji coba dengan menjalani serangkaian test.
Meski masih berbentuk purwarupa, kendaraan pengangkut penumpang dengan maksimal kapasitas 60 orang yang memiliki panjang 12 meter dan lebar 2,5 meter ini dikabarkan akan diproduksi massal.
Yang menarik, bobot baterai yang digunakan bus MAB menggunakan baterai LifePo 576 V 450 Ah. Baterai berkapasitas 259,2 kWh ini memiliki berat 2.290 kg, lebih berat dari satu unit Toyota Fortuner yang berat kosongnya 1.800 kg.
Tenaga penggerak bus berupa motor listrik HYYQ 800-1.200 bertipe Permanent Magnetic Synchronous Motor (PMSM). Dengan penggerak tersebut, tenaga bus yang dihasilkan mampu mencapai 200 kW dengan torsi maksimal 2.400 Nm yang setara dengan 268,2 tenaga kuda.
Nah, itulah kawan beberapa mobil karya anak bangsa yang pernah dirakit dan di antaranya sudah diproduksi atau masih dikembangkan hingga saat ini.