MAJALAH DINDING SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN BUDAYA LITERASI DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BATU

Sekolahnews.com – Aspek sistem pendidikan di Indonesia saat ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan beberapa negara lainnya. Ada berbagai alasan mengapa hal ini terjadi dalam pendidikan di Indonesia, salah satunya adalah kurangnya literasi atau minat membaca peserta didik. Membaca adalah salah satu kompetensi berbahasa yang sangat penting, dengan membaca akan memberi lebih banyak pemahaman atau pengetahuan secara luas, selain itu dengan membaca akan melahirkan generasi penerus bangsa yang kritis, kreatif, inventif, dan berorientasi pada solusi. Membaca meningkatkan kapasitas mental seseorang, memungkinkan mereka memahami sesuatu dengan lebih cepat, peserta didik hendaknya mempunyai minat tinggi dalam membaca karena banyaknya manfaat yang akan diberikan.

Upaya telah dilakukan untuk meningkatkan minat baca peserta didik SMK Muhammadiyah 1 Batu, salah satunya kegiatan literasi seperti gerakan membaca selama 15 menit pada awal kegiatan belajar mengajar. Akan tetapi, usaha yang dilakukan belum mendapatkan hasil yang baik. Peserta didik lebih asyik berbincang dengan teman sebangkunya atau bahkan lebih fokus pada game  yang ada pada gadget nya. Dari pengalaman yang tersebut, perlu dilakukan alternatif lain untuk meningkatkan budaya literasi atau minat baca peserta didik.

Mading Sebagai Strategi Peningkatan Budaya Literasi

Alternatif untuk meningkatkan budaya literasi peserta didik yaitu berupa kegiatan gerakan mading kelas secara periodik dan berkelanjutan. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI), majalah dinding adalah bacaan yang tidak berbentuk buku akan tetapi berbentuk lembaran yang ditempelkan pada dinding. Kegiatan gerakan mading kelas ini dipilih sebagai salah satu cara untuk meningkatkan minat membaca peserta didik dengan alasan sebagai berikut: (1) memotivasi peserta didik untuk melakukan kegiatan menulis sesuai dengan tema yang ditentukan, (2) meningkatkan pengetahuan dan pemikiran peserta didik karena harus membaca banyak literatur dari berbagai sumber, (3) menumbuhkan jiwa kreatifitas peserta untuk merangkai susunan mading, dan (4) secara tidak langsung gerakan mading secara berkala mendorong peserta didik melakukan kegiatan membaca berkelanjutan.

Untuk mengetahui kondisi awal dari minat membaca, dilaksanakan pengisian angket minat baca peserta didik disetiap kelasnya. Adapun hasil angket kemudian dianalisis, dan ditemukan data bahwa minat membaca peserta didik dalam kategori kurang baik, baik dari motivasi membaca, usaha membaca, minat membaca, maupun pemahaman hasil baca. Berangkat dari hasil kondisi awal tersebut perlu dilakukan strategi peningkatan minat membaca melalui kegiatan gerakan mading kelas secara periodik dengan tahapan sebagai berikut. Pertama, guru pendamping melakukan sosialisasi untuk pembuatan mading kelas, kegiatan dimulai dari menentukan tema mading seperti masalah budaya, lingkungan, kesehatan, teknologi dan sebagainya. Langkah yang kedua yaitu menentukan tema setiap kelas berdasarkan hasil undian, setelah memperoleh tema mading maka setiap peserta didik mencari literatur terkait dengan tema, dan selanjutnya mendorong peserta didik untuk membuat karya tulisan berupa artikel, opini, puisi, atau karikatur yang nantinya akan ditempel pada mading.  

Langkah ketiga yaitu penyusunan mading, peserta didik melakukan proses diskusi menyortir karya, menata tata letak, pewarnaan dan sebagainya. Setelah proses penyiapan mading selesai maka peserta didik melakukan perangkaian mading yang tetap didampingi oleh guru pendamping. Langkah keempat yaitu memajang mading di tempat terbuka, hal ini bertujuan agar peserta didik bangga dengan hasil karya yang dibuatnya sehingga semua orang bisa membaca dan mengapresiasi karya-karya mereka. Langkah yang kelima yaitu melakukan kegiatan kunjungan antar kelas, seluruh peserta didik dari berbagai kelas ditugaskan untuk mengunjungi mading kelas yang lain  dengan tujuan untuk “belanja ilmu” dari karya mading kelas lain dengan tema yang berbeda-beda.

Pada akhir kegiatan, dilakukan pengisian angket minat baca kembali untuk mengetahui hasil dari kegiatan gerakan mading kelas ini. Hasil analisis isian angket minat membaca peserta didik pada tahap kedua diperoleh hasil bahwa minat baca pada semua komponen mengalami peningkatan dalam kategori baik. Selama proses kegiatan ini peserta didik sudah mulai membaca literatur yang dibutuhkan walaupun belum maksimal, mereka membaca sekedar hanya ingin mencari materi mading tanpa memahami isi dari bacaanya. Untuk memaksimalkan kegiatan literasi ini diperlukan pengisian angket minat membaca peserta didik tahap ketiga, dengan mengetahui bahwa mading mereka akan dilombakan dan dipilih karya terbaik, memotivasi peserta didik untuk lebih meningkatkan diri dalam mencari literatur sehingga memunculkan ide untuk memahami isi bacaanya dan menyempurnakan karya mading yang masih perlu perbaikan. Dari hasil analisis tampak bahwa minat baca pada semua komponen mengalami peningkatan yang signifikan sehingga masuk dalam kategori sangat baik.

Simpulan

Gerakan mading kelas sebagai langkah kongret dan efektif untuk meningkatkan budaya literasi atau minat membaca peserta didik. Hal ini dibuktikan dengan adanya  grafik peningkatan dari hasil isian angket. Pada angket pertama sebelum melaksanakan kegiatan gerakan mading kelas, memiliki nilai dengan kategori kurang baik, kemudian pada penilaian kedua setelah pelaksanaan gerakan mading kelas penilaian berada dalam kategori baik, dan pada penilaian tahap ketiga setelah mendapatkan lebih banyak motivasi, hasil penilaian berada pada kategori sangat baik. Hasil lain dari pelaksanaan kegiatan gerakan mading kelas yaitu dapat menumbuhkan budaya literasi pada diri peserta didik dan meningkatkan daya saing yang positif untuk mendapatkan prestasi. Kegiatan gerakan mading kelas dapat dijadikan sebagai sarana pembelajaran untuk membantu siswa berkolaborasi, berpikir kritis, kreatif, dan berkomunikasi secara efektif.(radaredukasi.com).

Bayu Risma Gunawan, S.Pd., Gr.

SMK Muhammadiyah 1 Batu
denbayu49@gmail.com