Memperingati Hari Bumi Di Tengah Covid-19
SekolahNews — Tahu nggak kalau setiap tanggal 22 April diperingati sebagai hari Bumi? Peringatan hari Bumi tahun ini adalah yang ke 50. Hari Bumi adalah semacam gerakan meningkatkan kesadaran untuk memelihara lingkungan.
Pada hari tersebut, masyarakat dunia selalu diingatkan untuk menjaga bumi dari kerusakan akibat pemanasan global, sampah yang menumpuk, serta kualitas udara yang terus menurun. Hari Bumi pertama kali digagas oleh senator Amerika Gaylord Nelson pada tahun 1970. Ia juga merupakan pengajar lingkungan hidup.
Topik Hari Bumi tahun ini adalah mengenai iklim. Saat ini kita sedang mengalami krisis perubahan iklim yang merupakan salah satu ancaman eksistensial terbesar bagi manusia.
Baca juga: Menjadi Sahabat Bumi !
Baru kali ini bumimenghadapi dua krisis sekaligus. Krisis itu adalah pandemi virus corona (Covid-19) dan perubahan iklim.
Untuk mengatasi dua krisis yang dihadapi bumi, Earth Day mengajak setiap orang untuk merayakan Hari Bumi bersama. Peringatan Hari Bumi bertujuan untuk mengajak setiap orang mencintai bumi dan menyelamatkan bumi.
Dengan mencanangkan topik ini, penyelenggara Hari Bumi berharap untuk memberi tekanan pada pejabat publik untuk membuat perubahan kebijakan yang serius menuju masa depan yang lebih berkelanjutan, di mana dampak perubahan iklim dapat dikurangi.
Bagaimana dengan Indonesia ?
Indonesia telah menetapkan target iklim nasional untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 29 hingga 41 persen di tahun 2030.
Indonesia merupakan negara dengan populasi keempat terpadat di dunia dan masuk ke dalam sepuluh besar penghasil emisi karbon di dunia mempunyai peran penting dalam aksi iklim ini. Emisi karbon terbesar di Indonesia berasal dari deforestasi dan kebakaran hutan.
Selanjutnya kita lihat program pemerintah dalam membangun pembangkit listrik 35.000 MW. Sebagian besar pembangkit listrik tersebut menggunakan bahan bakar batu bara. Sebagaimana kita tahu bahwa salah satu penyebab meningkatnya emisi gas rumah kaca adalah pemakaian bahan bakar fosil seperti batu bara.
Belum lagi masalah polusi udara di kota-kota besar yang tiap tahun semakin meningkat dan malahan sudah melewati ambang batas yang dibolehkan.
Baca juga: Apa Perbedaan Kuman dan Virus ?
Permasalahan ini memperlihatkan bahwa pemerintah belum begitu serius dalam mencapai target pengurangan emisi sampai tahun 2030. Kebijakan-kebijakan yang diambil belum sejalan dengan target aksi iklim.
Wabah COVID-19 yang melanda dunia saat ini barangkali adalah cara bumi untuk mengingatkan kita. Lewat wabah ini bumi menyentil dan mengingatkan kita bahwa yang kita lakukan selama ini hanyalah membuat kerusakan dimuka bumi.