Penyair Amerika Raih Nobel Sastra 2020
Sekolahnews.com –Pada Kamis, 8 Oktober 2020 kemarin Akademi Swedia mengumumkan penyair Amerika Louise Glück sebagai peraih Nobel Sastra 2020.
Penyair berusia 77 tahun ini menjadi perempuan ke-16 yang
pernah meraih penghargaan prestisius tersebut, sejak hadiah Nobel pertama kali
diberikan pada 1901 silam. Ia sekaligus merupakan perempuan kedua asal AS yang
menerima penghargaan ini, setelah Toni Morrison mendapatkannya pada tahun 1993.
Louise Elisabeth Glück, kelahiran 22 April 1943,
adalah seorang penyair dan penulis esai Amerika. Louise Glück pernah
menerima sejumlah penghargaan bergengsi lainnya, seperti Pulitzer Prize (1993)
dan National Book Award (2014). Di antara karya-karya Glück yang memikat banyak
pembaca di AS adalah The Triumph of Achilles (1985) dan Ararat (1990). Selain
itu, ada Poems 1962-2012 (2012), yang telah memenangkan Los Angeles Times Book
Prize. Lalu, Faithful and Virtuous Night (2014) yang membuat ia dianugerahi
National Book Award
Glück sering digambarkan sebagai penyair otobiografi. Karyanya dikenal karena intensitas emosionalnya dan sering kali menggunakan mitos, sejarah atau alam untuk merenungkan
Glück lahir di New York City dan dibesarkan di Long Island, New York. Ia mulai menderita anoreksia nervosa saat di sekolah menengah dan kemudian sembuh dari penyakitnya. Dia mengambil kelas di Sarah Lawrence College dan Columbia University, tetapi tidak mendapatkan gelar. Selain berkarir sebagai penulis, ia pernah berkarir di dunia akademis sebagai guru puisi di beberapa institusi.
Louise Glück memulai debut di dunia sastra pada 1968 melalui
buku kumpulan puisinya, Firstborn. Sejak saat itu, ia dianggap sebagai salah
satu penyair penting dalam sejarah sastra kontemporer AS.
Dalam karyanya, Glück berfokus pada aspek yang
menerangi trauma, keinginan dan alam. Dalam mengeksplorasi tema-tema yang luas
ini puisinya menjadi terkenal karena ekspresi kesedihan dan keterasingannya
secara terus terang. Para sarjana juga memusatkan perhatian pada konstruksi
persona puitisnya dan hubungan dalam puisinya antara otobiografi dan mitos
klasik.
Sebagai seorang profesor bahasa Inggris di Universitas Yale, ia “mencari yang universal dan dalam hal ini ia mengambil inspirasi dari mitos dan motif klasik yang ada di sebagian besar karyanya,” kata Swedia Academi.
Koleksinya pada 2006 “Averno” adalah “koleksi hebat dan interpretasi visioner dari mitos turunan Persefone ke Neraka dalam penahanan Hades, Dewa Kematian.”
Komite Nobel menilai karya-karya Glück menggambarkan
pencarian akan kejernihan. Kehidupan masa kanak-kanak, hubungan dekat dengan
orang tua dan saudara, adalah tema sentral di karya-karyanya. “Dalam
puisi-puisinya, ia mendengarkan apa yang tersisa dari mimpi dan delusi, dan
tidak ada yang bisa lebih keras daripada dia dalam menghadapi ilusinya,”
kata Anders Olsson, Ketua Komite Akademi Swedia.
Tahun lalu, Akademi Swedia memberikan Nobel
Sastra pada novelis Austria Peter Handke yang menimbulkan banyak kritik, karena
banyak yang bertanya-tanya bagaimana mungkin hal itu bisa terjadi pada seorang
penulis yang dikenal karena mendukung pemimpin Serbia Slobodan Milosevic dalam
perang Balkan dan meremehkan kekejaman tentaranya.