Solutif! Tim Doktor UB Berhasil Olah Sampah Plastik Jadi BBM

Sekolahnews.com – Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi jumlah sampah. Tim Doktor Mengabdi Universitas Brawijaya (UB) berhasil membuat alat yang bisa mengolah sampah plastik menjadi bahan bakar minyak (BBM) berupa solar.
Salah satu cara nyata untuk mengurangi jumlah sampah adalah dengan mengolah sampah menjadi produk yang lebih bermanfaat. Hal ini sesuai hierarki sampah yang merujuk pada 3R, yaitu reuse, reduce, dan recycle.

Berlokasi di Pesisir Pantai Sampangan, Muncar, Banyuwangi, Jawa Timur, Tim Doktor Mengabdi UB mencoba membantu masyarakat di untuk mengurangi sampah. Sampah yang menutup hampir seluruh bibir Pantai Sampangan ini diolah menjadi solar.

Dilansir dari laman resmi UB, sampah plastik yang menumpuk di pesisir pantai ini diolah dengan alat pirolisis dan rekomendasi 3D Modelling. Dengan alat ini, masyarakat bisa mendapatkan solar dengan cara mengolah sampah.

Inovasi ini sekaligus menjadi solusi untuk mengurangi jumlah sampah di tepian pantai.

Alat pirolisis bekerja dengan teknik pembakaran sampah sekaligus penyulingan bahan. Tanpa adanya O2 dengan suhu tinggi dan gas yang dihasilkan dapat berguna dan aman bagi lingkungan. Ini karena produk akhir yang dihasilkan berupa CO2 dan H2O.

Sampah Plastik Menghasilkan Solar
Hasil produk akhir dari proses pirolisis ini bergantung terhadap jenis plastik yang dibakar. Salah satu percobaan yang dilakukan adalah pembakaran sampah plastik yang dilakukan selama 3 jam dengan penggunaan 9 kilogram sampah. Dari proses ini dapat dihasilkan 1 liter bahan bakar motor berupa solar dan tar.

Tentu saja inovasi ini menjadikan sampah dapat memiliki nilai manfaat. Nantinya, masyarakat akan dilatih untuk menggunakan alat ini secara mandiri.

Tim Doktor Mengabdi UB terdiri dari Prof.Dr. Ani Mulyasuryani, MS selaku ketua tim. Ia bersama dosen pembimbing Eko Waluyo, S.Pi., M.Sc. Tak hanya dari dosen saja, lima mahasiswa pun ikut digandeng dalam proyek ini.

Tim Dosen Mengabdi ini memberikan set alat pirolisis kepada warga agar bisa dimanfaatkan secara maksimal.

Alat pirolisis ini dibuat di tempat pengelasan yang ada di Desa Parijatah Wetan Kecamatan Srono, Banyuwangi. Pembuatan alat pirolisis memakan waktu selama 2 minggu dan telah dilakukan 2 kali percobaan sebelum di demonstrasikan kepada masyarakat di Balai Desa Kedungrejo pada tanggal 15 Juli 2022.

Kebiasaan Membuang Sampah Sembarangan
Kawasan pesisir Pantai Sampangan, Banyuwangi tersebut sejatinya memiliki pemandangan yang indah. Namun semua berubah sejak berdirinya industri perikanan sekitar 20 tahun lalu.

Adanya industri pengolahan ikan ini menyebabkan timbulnya tumpukan sampah. Hal ini diperparah dengan perilaku warga sekitar yang menjadikan pesisir pantai sebagai tempat pembuangan sampah.

Jika dilihat, sampah-sampah yang menumpuk ini tampak menutup area pantai sepanjang kurang lebih 300 meter dengan lebar bervariasi mulai 8-15 meter.

Dengan adanya alat ini, diharapkan masyarakat dapat mengolah sampah menjadi bahan yang lebih bermanfaat. Selain itu, diharapkan juga kesadaran masyarakat agar tidak lagi membuang sampahnya di pesisir pantai.(detik.com).